Tampilkan postingan dengan label Sonny's Thoughts. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sonny's Thoughts. Tampilkan semua postingan

Kamis, 10 Desember 2015

Otak-Atik-Matuk VS Hermeneutika

"Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu.  Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau."  1 Timotius 4:16

Hemeneutik dalam mempelajari Alkitab tidak lah sama dengan "ngelmu Kirotoboso" yang’ adalah ilmu ‘otak-atik-matuk’-nya orang Jawa, dimana segalanya dapat di olah dan proses [orak-atik] dan akhirnya menemukan sesuatu yang "dianggap" sesuai / tepat berdasarkan falsafah dan apa yang diyakini oleh orang Jawa [matuk].dalam segala aspek kehidupan mereka.

Contoh kirotoboso:  Galam pewayangan Jawa yang ditujukan sebagai penyampai materi ajaran baik kepada penontonnya ada satu nama punakawan Petruk kalau ‘dikirotoboso’-kan berarti ‘ngempit….ruk’. Maksudnya perempuan menutupi atau menjunjung tinggi ‘mahkota kewanitaannya’. Tidak bakalan di berikan kepada sesiapa selain kepada suaminya. Apalagi kepada ‘bajing loncat’, tidak akan diberi. Wong barang ‘wadi’ (rahasia) namun ‘edi-peni’ kok( berharga ) ya di ‘kempit’, dijaga. Makanya dalam bahasa jawa istri dipanggil dengan sebutan ‘garwo’ bukan hanya bermakna ‘sigar tur dowo’ (terbelah dan memanjang) namun lebih berarti ‘sigaraning nyowo’ yang artinya bagian dari nyawa suami.

Tetapi Hermeneutik itu lebih fokus dan memiliki sasaran penelitian yang lebih luas, ita tidak bisa menyampaikan hermenutik asal-asalan sehingga arti yang sebenarnya dari pesan di dalam Alkitab menjadi bias dikarenakan distorsi budaya ataupun wadah pemahaman kita yang sudah "terkamiri" oleh teologia tradisi yang sudah kita pegang bertahun-tahun tanpa kita sadari karena lingkungan. Kita juga tidak bisa mengadopsi secara "fatalistik" cara eropa atau amerika dalam melakukan hermeneutik akan tetapi kita wajib fokus pada setiap teks, sejarah yang menjadi latar belakangnya, kepada siapa tulisan itu pertama kali ditujukan, sebab akibat yang mengikuti dari peristiwa tersebut, lokasi geografisnya, latar belakang cultural penerima pesan tersebut, gramatikalnya, etimologinya, arti kekal dari pesan tersebut, dan lain-lain; kesemuanya itu BERTUJUAN supaya kita tidak salah menyampaikan kebenaran dari setiap pesan yang ada di dalam Alkitab.



Jadi marilah kita rajin dan jangan malas dalam mempersiapkan kothbah-kothbah kita dengan sebaik mungkin,mengingat bahwa ajaran - ajaran yang kita sampaikan tidak hanya sekedar menuntun melainkan dapat mengarahkan jemaat dan diri kita kepada kehidupan yang berkenan di hadapan TUHAN serta tentu saja menjauhkan kita dari "penyesatan" sehinga akan menyelamatkan perjalanan kerohanian kita.

Selamat mempersiapkan kothbah-kothbah yang berbobot, tidak hanya untuk masa Natal ini, melainkan untuk seterusnya hingga masa tugas kita di muka Bumi ini selesai. Dan bagi jemaat - janganlah lelah memberikan masukan kepada para pemimpin untuk menjaga ajaran-ajaran mereka tetap murni dan benar - Amin. GBU all

Kamis, 10 September 2015

Profil Pemimpin Yang Dapat Mencegah Masuknya Parasit Dalam Komunitas


2 Corinthians 4:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. (2Co 4:1 ITB)
2 Corinthians 4:1 Therefore, since we have this ministry, as we received mercy, we do not lose heart, (2Co 4:1 NAS)
2 Corinthians 4:2 tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah. (2co 4:2 itb)
2 Corinthians 4:2 but we have renounced the things hidden because of shame, not walking in craftiness or adulterating the word of God, but by the manifestation of truth commending ourselves to every man's conscience in the sight of God. (2co 4:2 nas)

Penerima Surat Ini

Penerima surat adalah gereja yang masih muda sebagian besar terdiri dari orang bukan Yahudi. Penduduk Korintus secara ras dan budaya bercampur. Kita tahu dari arkeologi dan alkitab (lih. Kis 18:4-8) bahwa ada sebuah sinagoga di Korintus. Tentara romawi menghabiskan masa pensiun di sana setelah mereka menyelesaikan dua puluh tahun dinas militer. Korintus adalah kota bebas, sebuah jajahan romawi, dan ibukota provinsi Romawi Akhaya.

Surat ini sepertinya mencerminkan beberapa kelompok di dalam gereja:


  1. Yunani intelektual yang masih sangat bangga dengan tradisi filsafat mereka dan mencoba untuk mengawinkan wahyu kristen dengan kebiasaan lama dan tradisi-tradisi intelektual ini.
  2. Pendukung Romawi dan kalangan elit sosial 
  3. Rombongan orang Yahudi yang percaya sebagian besar terdiri dari orang bukan Yahudi yang "takut Tuhan", yang menghadiri sinagoga
  4. Sejumlah besar budak yang bertobat
  5. Sangat dimungkinkan, berdasarkan data-data literal yang ada, 2 Korintus kemungkinan ditulis 9 tahun / tahun 56 sebelum Paulus di eksekusi oleh pemerintahan Roma , yaitu pada tahun 65 M)


Study Text:


  1. Oleh kemurahan Allah  - 1653 ἐλεέω eleeo {el-eh-eh'-o} 
  2. Meaning:  1) to have mercy on 2) to help one afflicted or seeking aid 3) to help the afflicted, to bring help to the wretched 4) to experience mercy
  3. pelayanan ini  --- 1248 διακονία diakonia {dee-ak-on-ee'-ah} Artinya:  1) service, ministering, esp. of those who execute the commands of others 2) of those who by the command of God proclaim and promote religion among men 2a) of the office of Moses 2b) of the office of the apostles and its administration 2c) of the office of prophets, evangelists, elders etc. 3) the ministration of those who render to others the offices of Christian affection esp. those who help meet need by either collecting or distributing of charities 4) the office of the deacon in the church 5) the service of those who prepare and present food 
  4. Tawar hati 1573 ἐκκακέω ekkakeo {ek-kak-eh'-o} or ἐγκακέω egkakeo {eng-kak-eh'-o} Meaning:  1) to be utterly spiritless, to be wearied out, exhausted 
  5. Tetapi
  6. kami menolak - Apeipomen = menolak dengan aktif, dengan memproklamirkan penolakan tersebut.
  7. segala perbuatan tersembunyi yang memalukan - Kruptos aischune = perbuatan tersembunyi yang memalukan/mendatangkan malu; hidden because of shame [bicara motivasi/pesan tersembunyi]
  8. kami tidak berlaku licik - Peripateo panourgia = tidak berlaku licik; not walking in craftiness
  9. tidak memalsukan firman Allah - Doloo = memalsukan; adulterating [making impure or corrupt by adding extraneous materials]
  10. Sebaliknya menyatakan kebenaran [aletheia] = by the manifestation of truth
  11. menyerahkan diri kami = commending ourselves [nothing to lose]
  12. untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan allah = suneidesis {soon-i'-day-sis} Artinya:  1) the consciousness of anything 2) the soul as distinguishing between what is morally good and bad, prompting to do the former and shun the latter, commending one, condemning the other 2a) the conscience 


Seorang pelayan TUHAN yang baik seharusnya memiliki nilai-nilai kehidupan yang berkenan di hati TUHAN di dalam pelayanan mereka kepada jemaat dan lingkungan diluar orang percaya. 2 Korintus 4:1-2 menunjukan nilai-nilai positif yang dapat kita aplikasikan di dalam pelayanan kita sehari-hari, sehingga kita dapat memberikan pengaruh yang positif bagi gereja dan lingkungan sekitar,


  1. Menyadari bahwa pelayanan yang kita kerjakan saat ini adalah hasil kasih karunia TUHAN, ini bukan karena kecerdasan kita dan karena kekuatan kita, ini semata karena karunia. Didalam hal menyadarinya, kita membutuhkan kerendahan hati. Menyadari kasih karunia TUHAN ini akan menjadikan kita pelayan-pelayan yang tidak tawar hati, yang didalam bahasa aslinya menggambarkan orang yang tidak memiliki semangat dan kelelahan yang sangat.
  2. Tidak memiliki agenda-agenda tersembunyi yangmendatangkan hal-hal yang memalukan – penipuan untuk keuntungan keuangan, sex, dll.
  3. Tidak berlaku licik didalam pelayanan-pelayanan yang kita kerjakan. Kata licik menunjukan segala cara akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang disasar, sekalipun harus mengorbankan banyak hal, termasuk integritas hidup [penipuan, pengkhianatan, dll].
  4. Mengajarkan Firman TUHAN dengan benar, fokus pada teks dan kontekstual yang setia pada teks. Tidak melakukan kompromi-kompromi yang mempertaruhkan innerancy atau ketidak bersalahan Alkitab hanya karena kepentingan pribadi. Separuh salah tidak dapat dikatakan sebagai kebenaran, kebenaran itu seluruhnya harus benar, sebagaimana penggunaan kata “aletheia”,  oleh paulus yang menyatakan tidak ada sedikit ruangpun diijinkan ditambahi atau bahkan dikurangi, sekalipun sumbernya dari pengalaman kehidupan kita atau pemikiran tokoh-tokoh  idola kita, semuanya itu dilarang.


Realitas

Parasitism is a relationship between two organisms where one is usually harmed and the other gets benefits from the relationship. Parasites are smaller than their host organism and can reproduce quicker, causing more damage to the host. Endoparasites live inside the host’s body and ectoparasites live on the outside of the body.
Di zaman akhir ini komunitas Kristen “gereja” semakin menghadapi tantangan yang berat dari parasit-parasit  yang bertujuan untuk mengambil keuntungan atas mereka. Hidden agenda atau motivasi tersembunyi, kelicikan dan pemalsuan adalah modus kuno yang digunakan hingga saat ini guna menyusup kedalam kandang domba-domba milik ALLAH. Kekacauan yang berupa perpecahan, kerugian spiritual, dan material, karena mementingkan diri sendiri adalah hasil yang disebabkan oleh modus tersebut. Mementingkan diri sendiri yang disembunyikan dalam agenda atau motivasi yang tersembunyi pada umumnya dipicu oleh kecintaan akan uang, percabulan, hawa nafsu, dendam, dan dapat kita sebut hal-hal kedagingan yang merusak tersebut dengan istilah “parasit”.

Solusinya

Menghadapi tiga modus kekacauan tersebut, para pemimpin gereja pada khususnya dan keseluruhan jemaat pada umumnya, dianjurkan oleh 2 Korintus 4:2, untuk melakukan: 

  1. Harus melakukan penolakan yang bersifat terbuka dan berlaku positif serta umum di komunitas gereja dimana kita berada. Kata “apeipomen” [greeka] memiliki definisi menolak dengan terbuka dan diproklamirkan. contoh: buatlah pengumuman ukungan anda terhadap anti narkoba  atau PENOLAKAN same sex - marriage dengan penjelasan yang jelas secara alkitabiah
  2. Menyatakan kebenaran, yang didalam bahasa aslinya menggunakan kata aletheia [kebenaran yg absolut dan diluar kebenaran itu maka tidak benar]. New American Standard Bible menggunakan kata-kata “by the manifestation of truth”, kebenaran yang dimanifestasikan atau diwujudkan secara tampak terlihat, terasa, atau terdengar oleh panca indra manusia. WUJUDKAN dalam praktek hidup sehari-hari - pemimpin menjadi teladan
  3. Mengembangkan kelas-kelas pemuridan atau pendalaman Alkitab yang terstruktur dan curriculum yang jelas, sehingga jemaat dapat belajar Firman TUHAN dengan pembimbingan yang bertangung jawab dan benar. Kata adulterating yang digunakan di dalam New American Standar Bible memiliki arti tidak menambahi hal-hal yang ektra atau apapun diluar dari teks dan konteks yang ada di dalam Alkitab. - Spiritual Formation yang terjadwal dan terkurikulum dengan baik.
  4. Menyerahkan diri kami atau dalam New American Standard Bible digunakan “commending ourselves”, yang menggambarkan ketulusan, keberanian, keterbukaan yang dapat juga dikatakan dengan “nothing to lose” ketika mengalami penilaian demi penilaian dalam sebuah pertimbangan yang ketat dan terbuka berdasarkan etika moral dan agama yang sesuai dengan tatanan serta kehendak TUHAN, yang sudah dinyatakan di dalam Alkitab [Ulangan 29:29], oleh para pemimpin dan jemaat serta manusia di lingkungan sekitarnya. - Akuntabel dan berintegritas


by: Sonny Cornelly S, MTh

Siapakah Yesus Menurut - Yohanes 14:6

Yohanes 14:6
Kata Yesus kepadanya: "Akulah [ego eimi] jalan [he hodos] dan kebenaran [he aletheia] dan [he zoe] Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
[Terjemahan Baru]
Jesus *said to him, "I am the way, and the truth, and the life; no one comes to the Father but through Me. 
[New American Standard Bible]

Dalam Yohanes 14:6, Yesus memproklamirkan tiga hal yang menunjukan siapakah sebenarnya dirinya. kata Akulah, dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata "ego eimi" yang digunakan oleh Yesus memiliki kesejajaran dengan pernyataan TUHAN dalam Keluaran 3:14 ketika berbicara dengan Musa perihal siapakah yang mengutusnya bagi bangsa Israel, dan TUHAN menyatakan: Aku adalah Aku dalam bahasa Ibraninya menggunakan kata "Ani Hu", sebuah frasa yang hanya boleh digunakan oleh TUHAN saja, karena memeliki makna "Hanya YHVH [baca: Yehova] adalah Allah. 
Sehingga dapat kita pahami disini bahwa pernyataan Yesus dalam Yohanes 14:6 ini merujuk serta menjadi acuan kepada ketuhanan Yesus Kristus. dan Yesus Kristus yang adalah Tuhan tersebut telah menyatakan dirinya kepada manusia sebagai jalan [hodos], kebenaran [aletheia], dan hidup [zoe].

Yesus adalah jalan


Didalam bahasa aslinya kata jalan "hodos" mendapatkan awalan "he", yang jika diterjemahkan di dalam bahasa Inggris menjadi the way. Sehingga di dalam bahasa Indonesia lebih tepatnya di baca: Yesus Tuhan itu adalah satu-satunya jalan bagi umat manusia, yang dalam konteks Yohanes 14:6 berbicara mengenai jalan satu-satunya untuk mengalami perjumpaan dengan BAPA.

Yesus adalah kebenaran


Selanjutnya Yesus menyatakan bahwa dirinya adalah "jalan", yang di dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata "hodos" dengan disertai awalan "he".Dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan dengan kata: "the way", sehingga memiliki definisi: "Yesus sebagai satu-satunya kebenaran", dan tidak ada kebenaran yang lain bagi manusia supaya layak berjumpa atau mengalami perjumpaan dengan Bapa dalam kehidupan mereka.

Yesus adalah hidup


Dan yang terakhir Yesus menyatakan dirinya sebagai hidup, yang di dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata "zoe" yang diawali dengan kata "he" juga. Dalam hal ini berarti terjemahan dalam bahasa Inggrisnya adalah "the life", atau satu diawali juga dengan kata "he", dalam bahasa Inggrisnya dapat diterjemahakan dengan frasa "the life", satunya hidup atau kehidupan. Akan tetapi di dalam bahasa Yunani, kata "hidup" menggunakan beberapa kata yang banyak variasi dan berbeda makna serta tujuan penggunaannya.

Hidup dalam artian bergerak, bertumbuh, dll dalam bahasa Yunani menggunakan kata "bios", contohnya: biologi, biotik, dll. Sedangkan kata "zoe" merupakan sebuah kehidupan yang memiliki gambaran: "sebuah kehidupan yang kuat secara etika dan moral dalam berpihak kepada TUHAN", juga kata "zoe" sering didefinisikan sebagai sebuah kehidupan yang hanya dapat diberikan oleh TUHAN  atau kehidupan milik TUHAN sendiri. Zoe diberikan kepada umat manusia yang percaya kepada Yesus Kristus yang telah memberikan hidupnya ganti mereka sebagai penebusan dosa-dosa mereka di kayu salib.

Kesimpulan


Setelah manusia jatuh di dalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah yang meninggalkan bekas lubang gelap yang dalam di dalam hati, manusia selama berabad-abad berusaha mengisi lubang dalam di hati mereka itu dengan berbagai macam hal akan tetapi tidak mampu memenuhi atau memuaskan untuk mengobati rasa kehilangan itu. Hingga datang Yesus Kristus ke dunia ini sebagai jawaban hidup manusia untuk mengobati rasa kehilangan tersebut sehingga dapat berjumpa dengan Bapa dalam kehidupannya.

Yohanes 14:6 menyatakan kepada manusia bahwa hanya TUHAN sendiri saja yang dapat mengisi kehilangan tersebut. sebuah realitas telah dipaparkan disana yaitu Yesus yang adalah TUHAN adalah satu-satunya jalan, satu-satunya kebenaran dan satu-satunya hidup bagi mereka yang percaya kepada-Nya supaya dapat datang kepada BAPA.

Amin - GBU all


by: Sonny Cornelly S, MTh

Senin, 12 Mei 2014

Renungan at GSPDI Shalom. Gg. Pacean.Banjarnegara 11 Mei 2014

1 Korintus 6:19  Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri

Korintus, sebuah kota kuno di Yunani, dalam banyak hal merupakan kota metropolitan Yunani yang terkemuka pada zaman Paulus. Seperti halnya banyak kota yang makmur pada masa kini, Korintus menjadi kota yang angkuh secara intelek, kaya secara materi, dan bejat secara moral. Segala macam dosa merajalela di kota ini yang terkenal karena perbuatan cabul dan hawa nafsu.

Paulus memiliki dua alasan pokok dalam pikirannya ketika ia menulis surat ini:
1. Untuk membetulkan masalah yang serius dalam jemaat di Korintus yang telah diberitahukan kepadanya. Hal-hal ini meliputi pelanggaran yang dianggap remeh oleh orang Korintus, tetapi dianggap oleh Paulus sebagai dosa serius.

2. Untuk memberikan bimbingan dan instruksi atas berbagai pertanyaan yang telah ditulis oleh orang Korintus. Hal-hal ini meliputi soal doktrin dan juga perilaku dan kemurnian sebagai perorangan dan sebagai jemaat.

Penanggulangan masalah atas jemaat di korintus dapat kita lihat pada pertanyaan yg keras dan merujuk kepada kesadaran akan status baru pada orang percaya di Korintus. Paulus menekankan bagaimana seharusnya orang percaya Korintus sadar bahwa hidup mereka adalah sebagai bait Roh Kudus.

Roh yang adalah pribadi ke tiga dalam diri TUHAN yg Maha di dalam segala sesuatu yg baik, Roh yg sama yg menciptakan Alam semesta ini, Roh yg sama yg ada dalam hidup para Nabi dan Rasul-Nya. Dan Roh yg di janjikan okeh Yesus sebagai penolong jemaat itu telah tinggal "dwelling" dalam hidup jemaat di Korintus.

Karena hal tersebut maka jemaat di Korintus harus memiliki pola hidup yg baru yg tunduk kpd tuntunan Roh serta berbeda dr pola hidup dunia ini.

Aplikasi

Sebagai orang yg percaya dijaman modern ini, dengan tantangan dari filsafat dunia, budaya sekuler serta banjirnya teologi2 yg kontemporer, kita harus berani mengambil sikap dalam tuntunan Roh Kudus untuk berani memilih hidup dalam jalan kebenaran (Firman Tuhan), sekalipun pilihan kita tersebut melawan arus pola hidup dunia ini, dengan segala konsekwensinya.

Amin. Have a nice sunday n Gbu

Karakterisitik pemimpin yang melayani menurut 2 Timotius 1:7 adalah:

A. Ulasan Penafsiran Sederhana

1. Menemukan kalimat utama

Sebab
  |~> Allah memberikan kita (kalimat utama)
                                      |~> kepada

2. Menemukan keterangan pendukung

# bukan roh (pneuma) ketakutan,

# melainkan

# roh (pneuma) yang:
## membangkitkan kekuatan,
## kasih
## ketertiban.

3. Gramatika
"roh" (pneuma) karena tidak diikuti dengan kata "hagios/kudus" maka diterjemahkan sebagai spirit atau sebuah kualitas jiwa, watak dr kehidupan baru orang percaya krn karya Roh Kudus (konteks).

"ketakutan" (deilia) lebih tepatnya sifat pengecut/cowardice

"melainkan" (alla) yaitu sbh konjungsi yg menghubungkan dua kata/kalimat yg tingkatannya setara dengan fungsi membandingkan atau melawankan kedua kata/kalimat setara tersebut

"membangkitkan kekuatan" (dunamis) kekuatan yg merujuk pada kuasa dan tanda-tanda mujizat

"kasih" (agape) kasih yg tanpa syarat, yg menghendaki saudara2 seimannya beroleh kebaikan dlm hidupnya, dengan berani berkorban.

"ketertiban" ( sophronismos) kemampuan untuk membuat pertimbangan yang matang; pengendalian diri sebelum berindak.

4. Konteks
digunakan untuk kehidupan kesehariannya sebagai pemimpin dlm bersaksi dan melayani sesama sebagai orang percaya kpd Yesus Kristus

B. ParafrasaPaulus dengan pewahyuan dr Allah memotivasi Timotius sebagai pemimoin dan hamba TUHAN untuk tidak mengijinkan ketakutan menguasainya ( tdk jadi penakut/pengecut) ketika mengahadapi dia dunia ini, karena Timotius telah diperlengkapi (pemberian Allah) dengan kuasa ajaib, kemampuan untuk mengasihi sesamanya dengan tulus, dan kemampuan untuk mengambil pertimbangan yg matang serta penguasaan diri sebelum bertindak (mengambil langkah praktikal yg strategis dan berintegritas).

C. Aplikasi:
1. Sadar dan merenungkan setiap hari kebenaran bahwa: setelah bertobat dan memberi diri dibaptis, kita mendapat penggenapan janji turunnya Roh Kudus atas kita yg juga berdiam di dalam kita/dwelling.
2. Point 1 menjadikan anda sebagai hamba TUHAN dibidang anda masing2 yg sedang anda kerjakan saat ini. Exp: hamba Tuhan dlm bidang pendidikan, dlm militer, dkm pemerintahan, dll.
3. Mengijinkan Roh Kudus merevolusi (proses) kehidupan kita, menjadi pribadi yang berani menghadapi dunia ini dengan segala tantangannya, bukan karena kuat, kecakapan dan gagah kita melainkan karena karya Roh Kudus yg telah memberikan kpd kita dunamis, agape, dan sophronismos.
4. Motivasi sesama kita (keluarga, jemaat, anak rohani, sdr seiman di kantor, di tempat usaha, dll) dengan motivasi yg sama.

Amin

Selasa, 18 Maret 2014

PERAN ORANG KRISTEN DALAM PEMILU

Lima tahun sekali, bangsa Indonesia merayakan pesta demokrasi, untuk memilih para pemimpin bangsa yang akan duduk di kursi wakil rakyat untuk menjalankan peranannya sebagai team legislatif, maupun mereka yang akan menjadi presiden dan wakil presiden, yang akan duduk diatas kursi pemerintahan dan menjalankan fungsi eksekutif. Mereka kita pilih untuk menjalankan roda-roda penggerak bangsa ini, menuju kepada visi sebagai mana ditulis dalam pembukaan UUD 1945.

PEMBUKAAN UUD 1945

"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."

"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."

"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."

"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :

Ketuhanan Yang Maha Esa, 

kemanusiaan yang adil dan beradab, 

persatuan Indonesia, 

dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 

serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Untuk mewujudkan visi para pendiri negara ini, maka kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas, hukan pemimpin yang asal comot dan sekedar memiliki dana besar. Kita membutuhkan pemimpin yang memiliki mentalitas yang sehat, dan memiliki semangat pengabdian bagi bangsa ini. Serta jangan lupa bahwa kita juga membutuhkan kepemimpinan yang berani melakukan perubahan-perubahan demi menuju pada terwujudnya visi, sekalipun harus berbenturan dengan status quo dari rezim masa lalu yang berpesta diatas penderitaan rakyat dengan menunggangi bulldozer: korupsi, kolusi, dan nepotisme.

ORANG KRISTEN DAN PESTA DEMOKRASI

Sebagai orang Kristen dan memiliki jumlah yang minoritas di negara ini, kita bukanlah sekedar penggembira tanpa arti atau tanpa memiliki harapan sebagai salah satu pengelola negara ini. Dalam prinsip demokrasi pesta lima tahunan ini adalah kesempatan bagi kita untuk menikmati kesetaraan dan memiliki kesamaan hak dalam menentukan kepada siapa suara dukungan kita di berikan.

1. Berpihaklah pada Kebenaran

Firman Tuhan memerintahkan kita supaya kita aktif di dalam pembentukan "good and clean goverment", - jadilah pemilih cerdas, pilihlah orang2 yang sesuai dengan standar etika moral kekristenan kita, yaitu Alkitab.

Keluaran 18:21  Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.

Aplikasi Firman Tuhan di dalam Keluaran 18:21 bagi kita dalam masa pemilu legislatif dan presiden adalah ketaatan dan keberanian untuk mencari pemimpin-pemimpin yang:

1. Cakap/capable men "bicara mengenai pendidikan, skill dan penguasaan kemampuan di bidangnya"

2. Takut akan Allah/God-fearing "bicara mengenai pendirian pada etika moral yg sehat secara universal dalam kehidupan pribadi maupun dengan sesama.

3. Orang2 yg dpt dipercaya/men of truth "bicara mengenai integritas"

4. Benci suap/who hate bribes (segala bentuk suap) "bicara mengenai jujur dlm perkara duniawi yang tidak kekal"

Empat hal diatas merupakan parameter bagi keberpihakan kita dalam pemilihan umum ini. Kita harus taat kepada Tuhan, berani dan tegas dalam menyaring setiap calon pemimpin bangsa kita.

2. Budayakan Hidup Dalam Empat Parameter

Sebagai orang Kristen kita juga harus membudayakan pola hidup yang sesuai denga empat parameter atau empat tolok ukur dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan bermasyarakat.

Keempat tolok ukur tersebut adalah hal yang baik yang dan memberijan kekuatan kepada kita untuk "rejecting" pada pola politik uang, kampanye hitam dan kampanye yang menjual mimpi-mimpi bohong kepada bangsa ini, serta melakukan "affirmation" kepada kampanye yang jujur dan adil. Kita sebagai orang Kristen akan menjadi sulit di beli, kita akan menjadi orang-orang dengan integritas yang akan menggarami dan menjadi terang bagi bangsa ini.

3. Orang Kristen Harus Berani Tampil Menjadi Pemimpin

Dengan berpegang pada pola budaya baik yang berintegritas berdasarkan Firman Tuhan ini, dan demi tercapainya visi bangsa dan negara ini, kita seharusnya  tidak akan mudah menjadi tinggal diam atau "cuek bebek" dengan kondisi saat ini.

Bangsa Indonesia dapat di ibaratkan dengan metafora ironis sebagai tikus yang sekarat dan tidak jarang yang mati di atas tumpukan ribuan karung yang berisi beras. Kita bangsa yang kaya akan tetapi kita menderita karena kemiskinan, kita menderita karena penjajahan ekonomi dari negara-negara kuat lainnya, kita menjadi tergantung dukungan bantuan keuangan "hutang" dari bangsa lain dan bahkan tidak jarang hingga menjual harga diri, sungguh sebuah pemandangan kontradiktif yang ada di seantero negeri. Bahkan lebih menyakitkan lagi, bangsakita dinilai oleh orang luar sebagai bangsa yang masuk dalam katagori bangsa yang gagal. 

Secara kodrati perubahan adalah sebuah proses keharusan yang tidak dapat ditolak ataupun di hindari oleh manusia, termasuk juga Indonesia baik secara makro maupun secara mikro demi terwujudnya visi bangsa ini, yang telah di ijinkan Tuhan berdiri selama 69 tahun ini. Tuhan tidak iseng berkehendak akan hal tersebut.

Dalam bukunya The Leadership Experience, dinhalaman 659 Daft mengatakan, "change is the leadership reaponsibility", perubahan adalah tanggung jawab pemimpin. Tetapi kenapa pemimpin bangsa ini silih berganti dan tetap tidak ada lompatan kedepan yang merubah dan membawa bangsa ini secara signifikan lebih mendekat kepada penggenapan visi para pendiri negara ini ?; karena kesalahan pemimpin-pemimpin bangsa ini. Oleh sebab itu panggilah siapa saja yang hidupnya memiliki empat kebaikan tersebut. Dan jika itu ada pada dirimu janganlah engkau menjadi diam saja ajukan dirimu, supaya cita-cita bangsa ini sebagaimana di muat dalam pembukaan UUD 1945 tergenapi.

Firman Tuhan berkata di dalam Yakobus 4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. Lihatlah anda akan berdosa jika anda berdiam diri jika tahu bagaimana dia harus berbuat baik dan berdiam diri. Anda ini garam dan terang dunia ini, anda memiliki kewajiban untuk menjadi perubah rasa bagi bangsa ini, kehambaran menjadi sedap, kegelapan menjadi terang. Janganlah kita memandang sempit aplikasi mandat budaya dan mandat Injil itu, hanya sebatas di lingkup tembok-tembok imajiner minoritas kita, keluarlah, pergilah, lihatlah dan ulurkanlah tanganmu yang penuh talenta dan kehidupan baru itu kepada Indonesia.

KONKLUSI:

Sebagai orang Indonesia percaya kepada Yesus, yang di kehendaki Tuhan lahir, tinggal dan menikmati kekayaan Indonesia, kita tidak bisa tinggal diam, berpartisipasilah dalam pergerakan maju bangsa ini. Buang belenggu imajiner minoritasmu itu, krn kita dihadapan Tuhan dan hukum di bangsa ini adalah sama. 

Jangan takut dan gentar dengan raungan dan geraman ribuan serigala disekitarmu yang mungkin diijinkan Tuhan merobek dagingmu dan memakan tubuhmu hidup-hidup, takutlah akannTUHAN karena hanya kepada TUHAN saja engkau harus takut, karena Dia saja yang sanggup membinasakan baik tubuhmu, jiwamu, serta rohmu ke dalam neraka jahanam yang kekal. Amin.


Gbu all


Rabu, 20 Februari 2013

MENGHADAPI HADANGAN TUNGKU API DALAM PERJALANAN IMAN KITA


Seringkali kita akan berhadapan dengan situasi yang memaksa kita untuk mengambil langkah radikal dan tidak dapat ditawar oleh apapun berkenaan dengan kesetiaan kita kepada Allah.

Mengambil Langkah Radikal !

Didalam Daniel 3:1-30 ada sebuah kisah mengenai tiga pemuda yang harus menghadapi tungku api penderitaan, karena iman yang dia pegang, dan keputusan ketiga pemuda ini telah menggoncangkan setiap sendi kehidupan di seluruh kerajaan Babel yang dikuasai oleh penyembahan Allah asing. 

Ketiga pemuda tersebut tetap bertahan didalam keputusannya untuk mempertahankan iman percayanya kepada Allah, sekalipun kebijakan dan kondisi disekitar tidak dapat menerima pola kehidupan mereka atau lebih tepatnya bertabrakan dengan ketaatan mereka kepada Allah. Dan tidak ada kompromi dengan kesesatan sekalipun harus sampai mengalami hukuman mati.

Sebagai ungkapan iman mereka yang kokoh, kepercayaan mereka yang mutlak dan kesetiaan mereka yang penuh kepada Allah, mereka mengatakan, "seandainya Ia tidak menolong." Mereka memiliki iman yang mengandalkan dan menaati Allah tanpa menghiraukan akibat-akibatnya. Ketaatan dan kepercayaan yang tabah kepada Allah, dan bukan hanya bergantung kepada pengalaman. Hal tersebut memberikan bukti sejati iman alkitabiah yang mereka miliki. Sebagaimana banyak orang kudus dalam Alkitab, iman ketiga sahabat ini diuji dengan sangat hebat.

Bagaimana mereka dapat melakukannya ?

Untuk memahami sikap tegas ketiga pemuda ini, kita harus melihat pada Daniel 1:8 dan 12, dimana dikisahkan mereka dari awal telah menetapkan diri mereka untuk tetap hidup kudus dan dijauhkan dari kenajisan, karena melanggar perintah Allah dalam bidang makanan.

Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya.

"Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; 

Berketetapan hati di dalam bahasa aslinya menggunakan kata "soom" yang merupakan jenis kata kerja, dengan definisi : sebuah tindakan yang mengutamakan atau menempatkan diri pada posisi tertentu.

Jadi mereka bertiga dapat melakukan hal tersebut dikarenakan mereka dengan sadar mengambil keputusan tersebut berdasarkan keyakinan yang kuat akan Firman Allah bukan hanya berdasarkan keyakinan karena sebuah pengalaman hidup.

Aplikasi :

Kita harus menyadari bahwa kondisi yang tidak toleran dengan iman kita di negara ini semakin hari semakin menguat, banyak aniaya yang dialami dan ancaman - ancaman yang menakutkan dari beberapa pihak, di beberapa wilayah Indonesia. dan untuk menghadapinya kita harus berani mengambil teladan dari tiga pemuda tersebut, yang berani mengambil keputusan untuk tetap berpihak pada Allah dengan menuruti jalanNya, sekalipun harus membayar harga yang terkadang secara manusia tidak dapat kita mengerti.

Akhir kata, dibawah ini saya mencantumkan beberapa ayat yang mungkin dapat menjadi penghiburan dan sumber kekuatan baru bagi iman anda kepada Allah, ditengah masa-masa yang sulit dan berat.

Why 2:10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Why 2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

Rm 8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? 

Rm 8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. 

GBU all

Selasa, 19 Februari 2013

APAKAH ANDA SUDAH MEMILIKI KASIH ?



Nats: 1 Yohanes 3:16-18

Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun WAJIB menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi MENUTUP pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan PERBUATAN dan dalam KEBENARAN


Seringkali kita dapat mengkothbahkan, menyaksikan, menceritakan, dan sebutlah dengan cara yang lain sebanyak yang kita bisa tentang “kasih”, akan tetapi Yohanes didalam suratnya yang pertama mengajarkan kepada kita pada hari ini, bahwa kasih menuntut pembuktian. Pada tindakan aplikatif dalam pengajaran mengenai kasih yang membutuhkan pembuktian ini adalah  :


Kasih bukan hanya sekedar sebuah teori nilai-nilai agamawi semata, kasih menuntut adanya pembuktian dari tindakan atau aksi hidup kita kepada sesama

Menyerahkan nyawa

Disini yang dimaksud dengan menyerahkan “nyawa” kita bagi saudara seiman adalah keberanian untuk membagi hidup kita bagi sesama dalam konteks berdiri di atas kebenaran, hal ini akan membuat kita menjadi terbukti memiliki kasih bagi sesama. Praktisnya adalah ketika ada tekanan dan aniaya kepada saudara seiman, maka kita tidak boleh mengabaikan atau meninggalkan mereka, apalagi pura-pura tidak tahu. Kita harus bersedia dengan rela hati mendampingi mereka, menolong mereka sekalipun kita harus membayar harga karena keputusan kita tersebut. Dan jangan kawatir, atas keputusan anda tersebut, Yesus memberikan sebuah janji kepada kita: “Barangsiapa   mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan   barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya”   (Matius 10:39). Dalam point ini, kita memamng membutuhkan totalitas didalam kehidpan kerohanian kita.

Menyerahkan harta duniawi

Bukti kasih kita kepada sesama yang kedua dengan menyediakan harta kita guna membantu kesulitan sesama.  1 Yohanes 3:17 menyatakan: Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan  tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?

Adalah sebuah ironi, jika kita berkobar-kobar didalam mempromosikan kasih, akan tetapi kehidupan kita sendiri tidak dapat mempraktekkan kasih dalam wujud yang sederhana dan tidak kekal, yaitu “harta”.

Mari kita belajar untuk mempraktekkan kasih kita kepada sesama, sebagai mana dinyatakan pada 1 Yohanes 3:18 “ Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan   tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?  Amin

Kamis, 14 Februari 2013

Apakah Kita Sedang Menghina Tuhan ?


shallom
Ane Ma’akhal Lekha Boqer Tov [aku ucapkan selamat pagi]


1 Sam 2:30

... Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah.

Kata menghormati didalam bahasa aslinya menggunakan kata "kabad" sedangkan kata menghina menggunakan kata "bazah". Di dalam lexicon keduanya dinyatakan berjenis kata "kerja".

Didalam kamus bahasa Indonesia kata menghormati memiliki akar kata "hormat" yang dapat berkembang menjadi 5 kata yang masing-masing memiliki arti dan definisi yang luar biasa luas. Jika diintisarikan maka menghormati didalam bahasa Indonesia adalah "sikap menempatkan seseorang berada diatas kita dan kita dengan sadar mengambil sikap tunduk, serta dengan rela hati memberikan pemberian-pemberian yang terbaik." dan untuk kata menghina itu adalah sikap sebaliknya dari intisari tersebut diatas.

Konteks menghina pada bahasan ini adalah :

1 Sam 2:29

Mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan, dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku , sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel? 

Pada ayat 29, tertulis daftar sikap yang menghina Tuhan, yang dilakukan oleh Eli dan kedua anaknya.

1. memandang dengan loba atau serakah [dalam terjemahan bhs Indonesia yg lain] kepada persembahan yg seharusnya diberikan kepada Allah terlebih dahulu, yaitu dengan memotong/mengambil bagian Allah bagi keuntungan diri sendiri, sebagaimana dicatat didalam 1 Sam 2: 11-17.

------- note : ini sudah menjadi sifat keluarga Eli

2. tidak mau menegur anak-anaknya, dalam ayat 29 dikatakan "lebih menghormati anak-anaknya dari pada-Ku. dapat dikatakan Eli tidak memberikan teladan dan teguran/disiplin keras yang menimbulkan efek jera kepada kedua anaknya, hal itu dimungkinkan karena Eli juga menikmati korupsi yang dilakukan oleh anak-anaknya [..., sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?]

Jadi penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh Eli dan keluarganya dengan melanggar aturan main yang telah ditetapkan Allah, demi keuntungan pribadi itulah yang dinilai sebagai sikap "MENGHINA" Tuhan. 

Akibat dari menghina Tuhan : [1 Sam 2:31-36]

  1. posisinya akan digantikan dengan pribadi-pribadi yang berkenan kepada Tuhan, 
  2. terjadi kerusakan karakter yang nyata dan menyakitkan hati orang yang menghina Tuhan, 
  3. serta hidup dibawah kutuk kemiskinan/menjadi peminta-minta. 

Saran :

Mari kita instropeksi diri, apakah kita juga tanpa sadar sedang meneladani pola penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh Eli dan keularganya, mungkin dengan wujud yang lain akan tetapi memiliki "roh" nya sama, maka saya sarankan untuk segera berhenti dan mari kita bertobat serta kembali menghormati Tuhan kita dengan lebih lagi.

GBU

Malam 13 Maret 2009 KISAH LAMA YANG TAK TERLUPAKAN


Malam itu, saya dan istri mendapatkan kejutan beberapa kali dari anak saya Grace yang waktu itu masih berusia 8 tahun 3bulan dan Angello "N'jo" 5 tahun. Mereka merangkai bunga bagi kami, menulis surat cinta bagi kami, dan membuat banner selamat datang bagi kami.

Memang untuk banner khususnya membuat saya agak meresa kurang sreg [cocok] karena terbuat dari kertas dan di corat-coret dengan spidol MERAH !, akan tetapi entah mengapa saya membiarkan saja dan menerimanya dengan haru. "Anak-anak menyayangiku....!" demikianlah kira-kira gambaran suara hati saya.

Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

1 Samuel 16:7

Lihat bukankah ayat ini menjadi penghiburan bagi kita !, Dia yang sempurna itu mau membungkuk untuk memahami isi hati kita. Dia tahu siapa kita ini......Dia tahu kelemahan kita, Dia memahami benar keterbatasan kita. Tetapi Dia memilih menilai manusia dari kedalam hati mereka.

Bayangkan jika saya saja yang lemah dan terbatas mau belajar untuk memahami dan mengerti isi hati anak-anak saya, sekalipun apa yang mereka lakukan merusak pemandangan rumah..... heh heh he he, TETAPI saya berusaha melihat hati mereka. APA LAGI BAPA kita disorga, Dia pasti akan jauh melampaui kemampuan kita manusia dalam mengerti isi hati anak-anakNya.

Dan .ssssssstttt ..... Dia juga mengerti setiap pergumulan dan kerinduan mu. Saya ceritakan sedikit betapa saya menangis sendiri dalam kamar [yang jelas bukan menangis sedih lho......] hal itu terjadi ketika membaca surat cinta dari anak-anak saya,...bagaimana dia menyatakan cintanya pada saya dan dia menggambar sebuah rumah dengan gambar-gambar yang mewakili kami disana, di rumah tersebut ada cerobong perapian yang mengepulkan asap, tanda bahwa perapian menyala...."SEBUAH KEHANGATAN dirindukan anak-anak ku, memang beberapa hari terakhir ini saya disibukan dengan urusan bisnis kami yang sedang menghadapi ujian demi ujian. Melihat gambar dan surat cinta anak-anak saya, saya menjadi menyadari bahwa anak-anak saya TETAP MENGASIHI KAMI dan MENGHARAPKAN SEBUAH KEHANGATAN tetap menjadi nuansa dalam keluarga kami......

Sekali lagi saya yang terbatas dan tidak sempurna ini saja.... mau belajar untuk memahami harapan anak-anak saya dalam corat-coret mereka yang tidak seindah lukisan para maestro dan segolongannya...dan saya mampu dibuat termenung oleh mereka..termenung untuk instropeksi..diri.

Saya yakin BAPA kita yang maha tahu itu,.....lebih memahami kita.....

AMIN

Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.

MATIUS 6:8

Kamis, 04 Oktober 2012

Menaklukan Krisis - belajar dari Nehemia


BAB I
PENDAHULUAN
Krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning point) yang dapat membuat sesuatu tambah baik atau tambah buruk. Setiap krisis adalah suatu “emergency”, namun tidak setiap “emergency” adalah suatu krisis. Krisis ditangani oleh team manajemen krisis yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Krisis adalah kondisi tidak stabil, yang bergerak kearah suatu titik balik, dan menyandang potensi perubahan yang menentukan. Sedangkan keadaan darurat (emergency) adalah kejadian tiba-tiba, yang tidak diharapkan terjadinya dan menuntut penanganan segera.
Dalam perjalanan kehidupan manusia dan komunitas dimana dia hidup bertumbuh dan menjalankan fungsinya, dipastikan pada titik tertentu akan mengalami masa-masa dimana tekanan, kegoyahan hati, dan ketakutan yang datang seperti badai yang tidak mengenal kata “ampun”, masa tersebut adalah “masa krisis”. Demikian juga komunitas orang percaya, dalam bentuk organik apapun, seperti gereja, persekutuan, lembaga misi, dll; dalam masa tertentu juga akan menghadapi masa-masa krisis didalam perjalanan mereka.

Latar Belakang Masalah
Kitab Nehemia adalah salah satu dari beberapa kitab sejarah yang sangat berpengaruh, terdapat dalam kanon Perjanjian Lama. Kitab ini mencatat seorang tokoh yang bernama Nehemia, dan usaha-usahanya didalam memulihkan kembali keadaan Yerusalem, setelah mendapatkan ilham dari Allah ketika dia mendapatkan kabar yang buruk tentang kondisi Yerusalem dan orang-orang yang tersisa di sana.
Kitab Nehemia dapat ditempatkan pada periode 200 tahun pada saat bangsa Israel menjadi warga negara kekaisaran Persia. Kejadian-kejadian yang dituliskan di dalam Kitab Nehemia ini terjadi pada bagian pertama periode Persia (538 S.M-400 S.M). Seratus tahun lebih setelah Kerajaan Utara, Israel, ditaklukkan oleh Kerajaan Asyur, Kerajaan Selatan, Yehuda, pun jatuh ke tangan Kerajaan Babel. Bait Allah yang dibangun pada masa Salomo pun dihancurkan dan semua peralatan berharga diangkut pergi. Tujuh puluh tahun setelah kejatuhan Yerusalem, kerajaan Babel ditundukkan oleh Kerajaan Persia. Kekuatan dari Kerajaan Babel memang menurun dengan pesat setelah Raja Nebukadnezar meninggal pada tahun 562 SM. 1
Kerajaan Persia pada waktu itu merupakan sebuah kekuatan baru yang menonjol kekuataannya di daerah Timur Tengah. Pendiri kerajaan itu adalah raja Koresy. Kerajaan ini terus memperluas wilayah kerajaannya, hingga akhirnya pada tahun 539 SM, Koresy berhasil menaklukkan Kerajaan Babel dan menguasai wilayahnya. Raja Koresy merupakan penguasa yang bijaksana. Ia mengizinkan bangsa-bangsa yang dibuang oleh Kerajaan Babel untuk kembali ke tanah airnya. Ia juga menghormati keagamaan dari bangsa yang berada di bawah kekuasaannya dan memberikan otonomi kepada penguasa daerah tersebut. Dalam sebuah dokumen yang diperkirakan berasal dari masa itu (Silinder Koresh), kebijaksanaan raja Persia digambarkan sebagai berikut:
"Saya kembali ke kota-kota suci (ini) di seberang Tigris, yang tempat-tempat sucinya sudah lama menjadi puing-puing. Patung-patung yang (dulu) ada di dalamnya dan membangun bagi mereka tempat beribadat. Saya (juga) mengumpulkan semua penghuni (sebelumnya) dan memulihkan kebiasaan mereka."
Akan tetapi, ia juga tetap memegang kendali pemerintahannya melalui para tentara Persia dan sistem pemerintahannya. Bersamaan dengan izin yang diberikan oleh raja Koresy terhadap para bangsa yang telah dibuang oleh Kerajaan Babel, bangsa Yahudi juga kembali ke Yehuda pada tahun 535 SM. Bukan hanya itu saja, raja Koresy juga memberikan dana untuk membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Kepulangan kembali dan perbaikan ini dilaksanakan secara bertahap, saling terjalin dan terarah. Bait Allah berdiri di tengah-tengah kota Yerusalem dan di sekitarnya dikelilingi oleh tembok kota Yerusalem. Setelah kitab ini, maka tamatlah kisah daripada Perjanjian Lama.2
Didalam kitab tersebut juga tercatat langkah-langkah strategis Nehemia didalam proses pembangunan kembali tembok Yerusalem dan penataan kembali struktur sosial yang ada disana. Dan langkah-langkah strategis tersebut dapat kita jadikan sebagai teladan atau contoh model kepemimpinan, ketika kita memasuki masa-masa krisis.
Krisis adalah suatu kondisi disorganisasi di mana seseorang merasa frustasi terhadap tujuan-tujuan hidup yang penting atau kekacauan yang amat besar dari siklus hidup mereka dan metode-metode mengatasi berbagai stresor. Istilah krisis biasanya mengarah pada perasaan seseorang mengenai ketakutan, kegoncangan, dan distres terhadap kekacauan, bukan kekacauan itu sendiri.
Dalam dunia sekuler, seorang pakar manajemen dan penulis A. B. Susanto menuliskakan, sebagai berikut : Agar dapat melewati masa krisis, organisasi membutuhkan seorang pemimpin yang cakap dan handal.  Kisah kepemimpinan melalui krisis yang paling terkenal adalah kisah perjalanan Shackleton bersama 27 anak buahnya ke Benua Antartika tahun 1914 dengan misi menjelajahi benua tersebut.  Walaupun pada akhirnya misi ini gagal  karena kapal mereka tertahan bongkahan es, namun kepemimpinan Shackleton ini menjadi legenda akan keberhasilan pemimpin mengatasi krisis yang terjadi.3 
Satu pelajaran penting dalam kisah Shackleton ini adalah ia (sebagai pemimpin) tidak memerintah anggotanya untuk melakukan hal-hal yang dikendaki, tetapi merangkul dan mengajak seluruh anggota untuk mencari solusi dan keluar dari krisis secara bersama-sama.  Tidak perlu menyalahkan seseorang atau pihak lain akan krisis yang dialami.  Tetapi carilah jalan keluar yang paling logis dan memuaskan seluruh pihak.  Sehingga organisasi dapat keluar dari krisis yang terjadi.  Bahkan jika ada krisis yang lain – atau bahkan krisis lanjutan – organisasi akan mampu untuk bertahan dan keluar dengan gemilang.4
Ketika memasuki masa-masa krisis, komunitas dalam bentuk apapun, membutuhkan kepemimpinan yang memiliki kemampuan untuk membawa “bahtera” komunitasnya keluar dari krisis dan terus berjalan menyongsong masa depan. Akan tetapi banyak kepemimpian dalam komunitas orang percaya mengadopsi gaya kepemimpinan yang sekuler yang lebih menekankan pada kemampuan dan kecerdasan pribadi serta kekuatan koneksi serta mengabaikan Allah didalam proses kepemimpinannya.


BAB II
PEMBAHASAN
Saat Nehemia sedang berada di puri di Susan, dia mendapat kunjungan oleh saudaranya, yang baru saja kembali dari Yerusalem, yang memberitahukan Nehemia, mengenai kabar bahwa orang Yahudi berada dalam bencana yang besar, Nehemia mendapat kabar bahwa tembok kota Yerusalem dipecah dan gerbang yang terbakar dengan api. Hal ini menyebabkan kepedihan besar di hati Nehemia.
Riwayat Nehemia bin Hakhalya. Pada bulan Kislew tahun kedua puluh, ketika aku ada di puri Susan, datanglah Hanani, salah seorang dari saudara-saudaraku dengan beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput, yang terhindar dari penawanan dan tentang Yerusalem. Kata mereka kepadaku: "Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar." Nehemia 1:1-3

Reaksi Nehemia
Berbalik Kepada Allah dan Berdoa Syafaat
Ketika mendengar berita yang menyakitkan tersebut, yang dilakukan Nehemia pertama kali adalah:
Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semesta langit, kataku: "Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Nehemia 1:4

Nehemia memberikan reaksi yang luar biasa positif, yang disertai dengan sikap “empati” terhadap bangsanya, dia segera berbalik kepada Allah dan berdoa syafaat, serta melakukan masa perkabungan.
Adapun didalam proses berbalik kepada Allah dan berdoa syafaat tersebut Nehemia memberikan kepada kita beberapa teladan yang baik bagi kita, jika kita sedang berdoa syafaat untuk sebuah krisis didalam kehidupan kita. Keteladanan tersebut dapat kita temukan didalam komposisi doa syafaat Nehemia, yang dapat kita kelompokkan seperti dibawah ini :
Pengagungan dan penyembahan kepada Allah
Hal pertama yang dilakukan dalam doa Nehemia adalah dengan melakukan pengagungan kepada Allah dan karakter-karakterNya yang luar biasa itu.
Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya, Nehemia 1:5

Mengaku Dosa-dosa
Setelah memberikan pengagungannya kepada Allah, Nehemia mengaku dosa-dosa dan pelanggaran bangsanya terhadap perjanjian mereka dengan Allah.
berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah doa hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa. Kami telah sangat bersalah terhadap-Mu dan tidak mengikuti perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu. Nehemia 1: 6-7

Sering kita memiliki kecenderungan untuk mempersalahkan orang lain, ketika kita diijinkan Allah masuk kedalam masa-masa krisis, kita tidak mau melakukan instropeksi diri, melainkan lebih menyukai mencari “kambing hitam” terlebih dahulu.


Mengingat dan memegang kembali janji-janji Allah
Didalam doa-doanya, Nehemia sepertinya mengingatkan Allah yang sedang lupa akan segala janji-janjinya dan status umat Israel dihadapan-Nya. Akan tetapi perlu digaris bawahi oleh kita semua, bahwa Allah Israel adalah Allah yang tidak pernah lupa dengan janji-janji-Nya5, dalam kasus ini dapat kita katakan, bahwa Nehemia-lah yang sebenarnya sebagai seorang Israel sejati yang beruaha untuk selalu mengingat janji-janji Allah tersebut, dan dia datang kepada Allah dengan sikap seperti seorang yang sedang menagih janji-janji tersebut.
Ingatlah akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan di antara bangsa-bangsa. Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku diam di sana. Nehemia 1:8-9

Mengajukan permohonan dan rencana kepada Tuhan
Setelah melakukan ketiga hal yang tersebut diatas, Nehemia selanjutnya mengajukan permohonan dan rencana hatinya kepada Tuhan.
Bukankah mereka ini hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan tangan-Mu yang kuat? Ya, Tuhan, berilah telinga kepada doa hamba-Mu ini dan kepada doa hamba-hamba-Mu yang rela takut akan nama-Mu, dan biarlah hamba-Mu berhasil hari ini dan mendapat belas kasihan dari orang ini." Ketika itu aku ini juru minuman raja. Nehemia 1:10-11


Aksi Awal Nehemia
Menyampaikan Visi Dan Perencanaan kepada Raja
Menindak lanjuti doa syafaatnya, Nehemia menunggu jawaban dan saat yang tepat. Beberapa waktu kemudian atas penentuan Allah, Nehemia mendapatkan kesempatan dan waktu yang tepat untuk menyampaikan isi hatinya kepada Raja Arthasasta, yang dicatat sebagai berikut :
Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja, bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku menjadi sangat takut. Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?" Nehemia 2:1-3

Ketika mendapat kesempatan, Nehemia tidak tergesa-gesa dalam menyampaikan isi hatinya, bahkan ketika ditanya oleh Raja, mengenai apa yang dikehendakinya, Nehemia segera kembali kepada Allah untuk berdoa dan mendapatkan hikmat, untuk dapat memberikan jawaban yang tepat dengan sasaran.
Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit, kemudian jawabku kepada raja: "Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali." Nehemia 2:4-5




Aksi Ke Dua Nehemia
Masa Persiapan
Pada tahap ini, Nehemia melanjutkan permohonannya kepada raja, untuk mendapatkan beberapa perlengkapan, yang akan digunakan sebagai sarana dia untuk membangun kembali kota nenek moyangnya. Berikut inilah daftar persiapan-persiapan tersebut :
Mengajukan program kerja atau “schedule” yang jelas kepada Raja
Hal pertama yang dilakukan Nehemia adalah mengajukan jadwal program kerjanya dengan jelas kepada raja.
Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di sampingnya: "Berapa lama engkau dalam perjalanan, dan bilakah engkau kembali?" Dan raja berkenan mengutus aku, sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya. Nehemia 2:6

Mengajukan permohonan surat perjalanan kepada Raja
Berikutnya, yang dia ajukan dalam masa persiapan ini adalah, mengajukan permohonan surat perjalanan, atau surat otorisasi raja atas Nehemia untuk melakukan tugasnya di Yerusalem.

Berkatalah aku kepada raja: "Jika raja menganggap baik, berikanlah aku surat-surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat, supaya mereka memperbolehkan aku lalu sampai aku tiba di Yehuda. Nehemia 2:7

Mengajukan permohonan modal pembangunan kepada Raja
Nehemia menyadai bahwa dalam pembangunan kembali tersebut, dia dan bangsanya membutuhkan banyak sekali modal, maka Nehemia mengajukan permohonan bantuan modal kepada raja, yang secara ajaib di setujui oleh raja tersebut.
Pula sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman raja, supaya dia memberikan aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng bait suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami." Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku. Nehemia 2:8

Mendapatkan otorisasi atas Yerusalem dari raja
Kepemimpinannya didalam pembangunan Nehemia memperoleh banyak dukungan penuh dari Raja Arthasasta, yaitu dengan menjadikan Nehemia sebagai otoritas atas Yerusalem
Maka datanglah aku kepada bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat dan menyerahkan kepada mereka surat-surat raja. Dan raja menyuruh panglima-panglima perang dan orang-orang berkuda menyertai aku. Nehemia 2:9

Membuat pemetaan atau “inventarisasi” permasalahan
Setelah sampai di kota Yerusalem, Nehemia tidak tergesa-gesa dalam melakukan pembangunan. Dia segera melakukan pemetan dengan seksama dan dikerjakan oleh Nehemia dengan “team” atau beberapa orang yang sangat dia percaya.
Maka tibalah aku di Yerusalem. Sesudah tiga hari aku di sana,
bangunlah aku pada malam hari bersama-sama beberapa orang saja yang menyertai aku. Aku tidak beritahukan kepada siapapun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang diberikan Allahku dalam hatiku. Juga tak ada lain binatang kepadaku kecuali yang kutunggangi.
Demikian pada malam hari aku keluar melalui pintu gerbang Lebak, ke jurusan mata air Ular Naga dan pintu gerbang Sampah. Aku menyelidiki dengan seksama tembok-tembok Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya yang habis dimakan api.
Lalu aku meneruskan perjalananku ke pintu gerbang Mata Air dan ke kolam Raja. Karena binatang yang kutunggangi tidak dapat lalu di tempat itu, aku naik ke atas melalui wadi pada malam hari dan menyelidiki dengan seksama tembok itu. Kemudian aku kembali, lalu masuk melalui pintu gerbang Lebak. Demikianlah aku pulang.
Para penguasa tidak tahu ke mana aku telah pergi dan apa yang telah kulakukan, karena sampai kini aku belum memberitahukan apa-apa kepada orang Yahudi, baik kepada para imam, maupun kepada para pemuka, kepada para penguasa dan para petugas lainnya. Nehemia 2:11-16

Aksi Ke Tiga Nehemia
Masa Pembangunan
Dalam proses pembangunan kembali Yerusalem, Nehemia melakukan beberapa langkah yang dapat kita teladani, didalam setiap “eksekusi” dari perencanaan –perencanaan penyelesaian sebuah krisis.
Membagi visi dan mencari kata sepakat dengan penduduk Yerusalem
Setelah selesai melakukan masa persiapan, dan pemetaan permasalahan Yerusalem dengan “detail”; Nehemia segeraq membagi visinya kepada penduduk Yerusalem dan berusaha mencari kata sepakat dengan mereka untuk membangun Yerusalem dengan segala modal yang telah Tuhan berikan kepada mereka.
Berkatalah aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela." Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu. Nehemia 2:17-18

Menyadari dan menerima bahwa akan selalu ada tantangan ketika mengatasi krisis
Nehemia menemukan bahwa di hadapannya berdiri lawan-lawan yang berusaha menghalangi proses pembangunan dengan melakukan :
Penghinaan
Nehemia mendapati bahwa lawan-lawan Yerusalem tidak akan mengijinkan mereka memperbaiki diri dankeluar dari krisis, mereka melakukan olok-olok atau penghinaan untuk menjatuhkan mentalitas orang-orang yang sedang berjuang membangun kembali Yerusalem.
Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia mengolok-olokkan orang Yahudi dan berkata di hadapan saudara-saudaranya dan tentara Samaria: "Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini?" Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya: "Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka." Nehemia 4:1-2

Untuk mengatasi olok-olok atau penghinaan, yang dia terima oleh lawan-lawannya, nehemia memberikan kepada kita teladan yang luar biasa, seperti yang tercatat pada ayat-ayat dibawah ini :

Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan. Jangan Kaututupi kesalahan mereka, dan dosa mereka jangan Kauhapus dari hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu dengan sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun. Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.Nehemia 4:4-6

Nehemia meresponinya dengan mengadu kepada Tuhan, bukan melakukan serangan kepada musuh-musuhnya, dia meminta keadilan dari Tuhan atas penghinaan tersebut. Setelah itu dia tetap berkerja melanjutkan pembangunan tembok tersebut.
Berkomplot untuk menggagalkan
Musuh-musuh Nehemia kembali bersepakat untuk melakukan tindakan yang bertujuan menggagalkan proyek pembangunan tersebut, seperti : melakukan kolusi untuk menggagalkan (Nehemia 4:7-23), pemerasan (Nehemia 5:1-19), fitnah (Nehemia 6:5-9), serta pengkhianatan (Nehemia 6:10-14).
Pola manajemen krisis Nehemia untuk mengatasi krisis
Nehemiapun mendapat hikmat untuk membuat pengaturan atau manajemen sumber daya manusia yang unik, dan terbukti sanggup mematahkan semangat dan tujuan para lawannya. Berikut dibawah ini pola manajemen krisis yang dilakukan oleh Nehemia.
Berdoa mengadu kepada Tuhan [Nehemia 4:4-5]
Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan. Jangan Kaututupi kesalahan mereka, dan dosa mereka jangan Kauhapus dari hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu dengan sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun.
Nehemia tidak segera bereaksi dan menyerang para lawannya, melainkan datang kepada Allah dan berdoa mencurahkan seluruh perasaannya.
Tetap fokus dan tekun membangun [Nehemia 4:6]
Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.
Tetap fokus dan terus bergerak dalam pembangunan adalah langkah yang bijaksana ketika Nehemia mengalami krisis, dia tidak mengijinkan dirinya dan seluruh Yerusalem terpengaruh oleh provokasi-provokasi dari musuh.
Waspada terhadap serangan lawan [Nehemia 4:9]
Tetapi kami berdoa kepada Allah kami, dan mengadakan penjagaan terhadap mereka siang dan malam karena sikap mereka.
Nehemia tidak menanggapi ancaman-ancaman para lawannya dengan menyerang balik, melainkan dia mengatur segala sesuatu antisipasinya berdasarkan kondisi-kondisi yang ada di dalam Yerusalem, salah satunya adalah fokus pembangunan tidak boleh dialihkan menjadi berperang.
Pembagian Tugas [Nehemia 4:13; 4:16 - 23]
Dalam ayat-ayat tersebut diatas Nehemia membagi orang Yerusalem berdasarkan tugas dan peranan serta wilayah hunian mereka masing-masing, guna menyebarkan beban pembangunan tersebut menjadi lebih merata dan terkendali dengan baik.
Melakukan Antisipasi Extraordinary [Nehemia 4:14]
Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: "Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu."

Sebagai pemimpin Nehemia dituntut untuk mampu memahami situasi dan tetap motivasi orang Yerusalem untuk tetap tegak berdiri ketika kondisi semakin memburuk dan membutuhkan tindakan yang “extraordinary” dan ada kemungkinan membawa kepada terhentinya sementara proses pembangunan tersebut, serta meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan guna melakukan strategi ansisipasi atas situasi yang “extraordinary” atau kondisi luar biasa yang terjadi.
Hasil dari langkah-langkah yang diambil oleh Nehemia tersebut adalah penyelesaikan pekerjaan pembangunan tembok Yerusalem yang diakui sebgai peristiwa sejarah yang sangat luar biasa / spektakuler. (Nehemia 6:15 – 7:4), karena :
  1. Pembangunan tembok Yerusalem tersebut diselesaikan hanya dalam waktu 52 (lima puluh dua) hari (Nehemia 6:15.), ditengah ancaman dan tekanan dari musuh-musuh yang berusaha menggagalkan pembangunan tembok Yerusalem.
  2. Dengan ilham Allah, Nehemia melakukan pencatatan atau inventarisasi sumber daya manusia dari komunitas orang buangan yang kembali dan yang masih tersisa di Yerusalem, supaya dapat melangkah pada pembangunan “civilization” dalam bidang keagamaan , pemerintahan atau tatanan sosial kemasyarakatan dalam kota Yerusalem. [Nehemia 7:5 – 8:1]
  3. Dalam proses pemulihan tatanan keagamaan dan ibadah Nehemia bekerja sama dengan Ezra, dengan melakukan :
    1. Pembacaan Firman Allah di depan seluruh penduduk di Yerusalem serta memperingati hari raya pondok daun [Nehemia 8:1-18]
    2. Seluruh penduduk Yerusalem berdoa, berpuasa dan mengaku dosa [Nehemia 9:1-37]
    3. Membuat sebuah perjanjian / traktat bagi umat di Yerusalem untuk taat kepada Tuhan [ Nehemia 9:38 – 10:39]
  4. Dalam proses pemulihan tatanan sosial kemasyarakatan, Nehemia melakukan [Nehemia 11 : 1 – 13 : 31] :
    1. Pembagian kembali kaum sisa [Nehemia 11:1 – 12:26]
    2. Penahbisan tembok-tembok [Nehemia 12:27-47]
    3. Reformasi-reformasi selama masa kepemimpinan Nehemia dalam tahap kedua. [Nehemia 13:1-31]


BAB III
KESIMPULAN
Jadi Nehemia adalah satu contoh tokoh Perjanjian Lama yang terkemuka. Dia sangat mengandalkan Tuhan, Dan dengan hati yang sangat terbeban, dia telah dimampukan Tuhan untuk melaksanakan penyelesaian sebuah proyek yang tampaknya mustahil, sebagaimana telah dicatat seperti dibawah ini:
Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu. Nehemia 2:18
Aku menjawab mereka, kataku: "Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun. Tetapi kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan diingat di Yerusalem!" Nehemia 2:20
Nehemia memberikan teladan kepada kita, bahwa untuk menggapai sebuah cita-cita, dibutuhkan iman, doa, ketaatan, fokus, tidak mudah diprovokasi, tidak penakut, berani berkorban, kerja keras dan kegigihan.

GBU - Sonny Cornelly S
2 Ibid 1
4 Ibid 3
5 Kitab Ulangan 7:9 Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan,

KUASA DARAH YESUS MENURUT WAHYU 1:5b

... Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya. Wahyu 1:5 b (TB) Kothbah Oleh: Ev. Sonny C...