Tampilkan postingan dengan label pelayanan pastoral. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pelayanan pastoral. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 September 2017

Sifat Berkat Tuhan

Tahukah kamu, jikalau berkat itu ternyata datangnya atas kita adalah karena diperintahkan oleh TUHAN ?

Mazmur 133:3 b. _Sebab *ke sanalah* TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya._

baca:

Mazmur 133:1-3 (TB) 

1. Kehidupan yang rukun

Kita tahu bahwa untuk keselamatan jiwa kita &  dijauhkanya kita dr api neraka adlh ANUGERAH. Sedangkan berkat2nya memiliki syarat bg yang mau menerima berkat dari Nya.

Ayat 1. _Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya & indahnya, apabila saudara2 diam bersama dgn rukun!_

Hidup dgn berdamai & saling mengampuni kpd sesama kita (anggota kekuarga hingga tetangga) merupakan suatu syarat kehidupan yg penuh berkat dr Nya.

2. Seperti apakah berkat Tuhan itu

Seperti minyak urapan

Ayat 2. _Seperti minyak yg baik di atas kepala meleleh ke janggut, yg meleleh ke janggut Harun & ke leher jubahnya._

Minyak urapan pd jaman dahulu menggunakan minyak Narwastu yg mahal harganya & selalu digunakan pd acara khusus "pengurapan" yg menggambarkan pemilihan & otorisasi atas sesuatu, & Harun adalah imam besar yg memiliki tugas khusus serta penting dlm membangun harmonisasi kehidupan bangsa Israel.

Berkat Tuhan adlh berkat yg *bukan* murahan, diberikan kepada mereka yg terpilih, yg melakukan devosi kpd Allah dalam seluruh aspek kehidupannya. Oooh ........ sungguh Alangkah malangnya nasib mereka yg menganggap berkat TUHAN sebatas upah bahkan sebatas hal-hal ataua barang yg fana saja.

menjangkau & memenuhi seluruh kebutuhan

Ayat 3 a. _Seperti embun gunung Hermon yg turun ke atas gunung-gunung Sion.

Adalah sebuah hal yg unik mengenai ayat, mengapa ?, karena gunung Hermon terdapat jauh di sebelah utara, di perbatasan Siria & Libanon, sedangkan gunung-gunung Sion adlh nama perbukitan tempat kota Yerusalem berdiri, jauh di sebelah selatan. Ketika kerukunan umat Allah tercipta, berbagai berkat akan dialirkan hingga ke tempat-tempat yang jauh & sangat cukup bagi kehidupan. Sebuah gambaran bagaimana berkat Allah itu mengalir dengan luar biasa dgn daya jangkau yg sangat luas. *Pertama*, tidak ada area dalam kehidupan kita yg tidak dapat dijangkau oleh berkat-berkat dari Allah. *Kedua*, jangakuan keluasan berkat juga berlangsung pada keseluruhan mereka, yaitu pribadi2  yg hidupnya rukun tanpa terkecuali.

Konklusi
Jadi adalah sebuah kebajikan, jika kita  menciptakan & menjaga kerukunan antar umat Allah. Dan dapatlah dipastikan juga bahwa keistimewaan berkat tersebut dapat turun,  dikarenakan, mereka yg membawa kerukunan serta perdamaian adalah pribadi-pribadi yg berasal dari pihak Allah (anak-anak Allah), sebagaimana dinyatakan dalam Matius 5:9: _"Berbahagialah orang yg membawa damai, krn mereka akan disebut anak-anak Allah."_

Amin.

Gbu all

Ev. Sonny Cornelly, S, MTh
Ki. Juru Pangon Jiwa GKKI Epiginosko Purwokerto.

Kamis, 02 Juli 2015

ANDA MANUSIA BARU

Mat 7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.

ilustrasi DNA

Gregor Mendel menyatakan bahwa variasi biologis diwarisi dari organisme induk spesifik, sifat diskrit. Entitas biologis bertanggung jawab untuk mendefinisikan sifat kemudian disebut gen, tapi dasar biologis untuk warisan tetap tidak diketahui sampai DNA diidentifikasi sebagai bahan genetik pada tahun 1940-an. Semua organisme memiliki banyak gen yang sesuai dengan berbagai ciri biologis yang berbeda, beberapa di antaranya segera terlihat, seperti warna mata atau jumlah anggota badan, dan beberapa yang tidak, seperti jenis darah atau peningkatan risiko untuk penyakit tertentu, atau ribuan dasar biokimia proses yang terdiri dari kehidupan .




Lukas 6:45 "Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."


Menciptakan manusia baru sebagai Antisipasi TUHAN bagi manusia lama yang berdosa


Efesus 2:15 sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,

Krakteristik manusia baru


Efesus 4:24    

dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
  • perubahan nyata yang tidak dapat dikerjakan dengan kekuatan manusia sendiri: diciptakan menurut kehendakNya
  • memiliki standar yang pasti dan tidak dapat ditawar: di dalam kebenaran dan di dalam kekudusan


Kolose 3:10

dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;
  • perubahan nyata tersebut berproses "progresif dan positif" : terus menerus diperbaharui
  • memiliki target yang jelas: memperoleh pengetahuan yang benar


Cara mendapatkan manusia baru


1Yohanes 4:15           
Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.

Kolose 2:12    
karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.

Jadi percaya dan meneria Yesus sebagai Kristus dan Tuhan dalam kehidupan kita adalah cara satu-satunya supaya kita menjadi manusia baru

Parameter bahwa kita sudah menjadi manusia baru


Kasih kepada Allah yang terlihat nyata dalam kasih kita kepada sesama, mari kita membaca

I Yohanes 4:7-21:  Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia. Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

Contoh nyata Kasih kepada sesama


Dengan saling memperhatikan dan menolong memenuhi kebutuhan baik materi dan non materi kepada masing-masing anggota Jemaat dalam terang dan tuntunan TUHAN adalah fakta bahwa anda berada didalam Kasih

1 Yohanes 3:11-18:  Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;  bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar. Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu. Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.


Amen

Sabtu, 01 September 2012

FINAL ESSAY KONSELING : STUDI KASUS NENSI - SERI 2


2.c.2.Pandangan Alkitab
Allah didalam Yesus Kristus yang telah Nensi percayai memberikan janji-janjinya yang dicatat didalam Alkitab, yang  memberikan pandangan dan menjamin kepada Nensi, bahwa ada jawaban dan kepastian pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya yang belum terpenuhi tersebut.

1.                  Kebutuhan tingkat ke dua: kebutuhan akan rasa aman
Allah memberinya keamanan yang menjadi sandarannya, dan mengawasi jalan-jalannya.Ayub 24:23
Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion.Yesaya 33:6
Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah. Yeremia 33:6
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.Filipi 4:6
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."Matius 6:34
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Ibrani13:5

2.         Kebutuhan tingkat tiga : kebutuhan akan kasih, dimiliki dan memiliki
tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Keluaran 20:6
Sungguh Ia mengasihi umat-Nya; semua orang-Nya yang kudus--di dalam tangan-Mulah mereka, pada kaki-Mulah mereka duduk, menangkap sesuatu dari firman-Mu. Ulangan 33:3
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.Yohanes 15:9 
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.Filipi 1:2 
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.1Yohanes 3:1
Khusus mengenai Pasangan hidup :
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?2Korintus 6:14

3.         Kebutuhan tingkat ke empat: kebutuhan akan penghargaan.
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.Yesaya 43:4
Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.Matius 10:31
Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba?Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat."Matius 12:12 
bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.Lukas12:7 
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Efesus 2:10

Manusia perlu memulihkan hubungannya kembali dengan Allah, melalui iman kepada Yesus.Apabila seseorang telah mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat manusia maka menurut Alkitab, kebutuhan-kebutuhan kita telah terjawab.[9] Sebagaimana pandangan umum Alkitab tentang pemulihan bagi hidup orang yang telah menerima keselamatan, seperti dibahwa ini :
Ya, datanglah kiranya dari Sion keselamatan bagi Israel! Apabila TUHAN memulihkan keadaan umat-Nya, maka Yakub akan bersorak-sorak, Israel akan bersukacita. Mazmur14:7

2.c.3. Langkah-langkah praktis dan jelas
Setelah kita memiliki data yang cukup akan kondisi Nensi dan kondisi masa depannya pasca konseling, maka Nensi perlu mendapatkan pertolongan untuk  membuat tabulasi datat yang berisi langkah-langkah praktis dan jelas untuk mencapai kondisi yang diinginkan tersebut.Berikut dibawah ini adalah langkah-langkah praktis yang saya sarankan kepada Nensi.

a.         Kehidupan Nensi dipulihkan dan tidak lagi membenci ayahnya
Langkah 1 :Berdoa dan menaruh harapan kepada Tuhan didalam nama Yesus Kristus dengan rutin setiap hari, bagi pemulihan hubungan Nensi dengan ayahnya
Langkah 2 :Rela untuk mengampuni orang tuanya dan saling mengakui dosa, adalah langkah yang tepat supaya Nensi dapat dilepaskan dari belenggu kebencian, mungkin proses tersebut  tidak dapat terlaksanan secara “instant”, akan tetapi dengan belajar dan melakukan proses mengampuni tersebut hari demi hari, maka kepahitan dan kesembuhan terhadap luka didalam hatinya dapat disembuhkan.
Langkah 3 : Datang kepada ayahnya secara terjadwal untuk memberikan perhatian, tanpa meminta balasan untuk diperhatikan dalam tahap ini, melainkan tulus mengasihi Ayahnya bagaimanapun dan seperti apapun penolakannya nanti.
b.         Nensi ingin pola kehidupannya dipulihkan sehingga menyenangkan hati Tuhan.
Firman Tuhan menyatakan didalam 2Timotius3:16  Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Untuk itu saya memberikan saran kepada Nensi, langkah-langkah praktis, sebagai berikut ini :
Langkah 1 : Nensi dalam waktu dekat harus memulai langkah membangun komunikasi dengan Tuhan, melalui doa dan saat teduh yang teratur. Dengan menggunakan buku-buku renungan yang terbit secara berkala dan teratur.
Langkah 2 : Saya mewajibkan Nensi untuk mulai rajin datang dalam ibadah setiap hari minggu, dan ibadah remaja yang diadakan di gerejanya.
Langkah 3 :Nensi harus bersedia mengikuti program pemuridan secara teratur, sesuai dengan jadwal yang ada di gerejanya. Jika tidak ada program tersebut maka saya dengan rela hati menawarkan kepadanya untuk mengikuti program pemuridan yang kami adakan. Seperti kelas : Dasar-dasar Keselamatan, Kehidupan Kristen Baru, dll.
Khusus mengenai Pasangan hidup :
Langkah 4: Nensi harus secara berkala bertemu dengan saya dan istri, supaya kami dapat mendiskusikan dan melakukan evaluasi mengenai masa depan hubungan Nensi dengan pacarnya yang belum percaya tersebut. Serta selalu mengingatkan nensi untuk memahami betapa berbahayanya menjalin hubungan serius / pacaran dengan pria yang memiliki iman yang berbeda, sebagai mana dinyatakan dalam 2 Korintus 6:14. Kami tidak memiliki hak atau otorisasi atas dia untuk memaksakan dia memutuskan hubungan dengan pacarnya, akan tetapi harapan kami dengan disuse berkala ini, Nensi mulai dapat “pencerahan” mengenai hubungan yang dikehendaki oleh Tuhan.
c.         Nensi ingin berhasil dalam pendidikannya
Untuk kondisi ini, kami secara khusus menyarankan Nensi untuk mengikuti bimbingan belajar “extra sekolah” dan memiliki jadwal jam belajar yang teratur.Serta rajin berkonsultasi dengan para guru setiap mata pelajaran yang dirasa sulit untuk diikuti oleh Nensi.

2.d. Tahap 4 : Pelaksanaan Tindakan :
Perjuangan Konseli “Nensi” Dengan Dukungan Konselor
Dalam sesi-sesi selanjutnya, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan, berkisar hasil dari tindakan yang direncanakan berdasarkan langkah-langkah praktis tempo hari, apakah berhasil dengan baik ataukah mengalami kesulitan. Dalam hal ini saya dan istri saya sebagai partner konselor harus terasa hadir didalam kehidupan Nensi, supaya Nensi termotivasi, dan meyakini bahwa dia tidak sendirian didalam pelaksanaan langkah-langkah praktis perbaikan tersebut.
  
Bab III
Kesimpulan

Proses konseling dengan remaja putri yang bernama Nensi, dengan latar belakang memiliki akar kepahitan hati yang cukup dalam dan terpendam cukup lama, memiliki tantangan tersendiri, akan tetapi dengan kerelaan hati Nensi untuk datang kepada saya guna mendapatkan bantuan adalah sebuah keuntungan tersendiri, untuk mengatasi tantang tersebut.
Mau mendengarkan dia dengan empati serta tanpa menghakimi adalah kunci awal untuk memperoleh keberhasilan didalam proses konseling tersebut. Dan saya juga harus menjadi hadir dan dapat dirasakan kehadiran saya dan istri saya yang menjadi partner konseling oleh Nensi adalah sebuah kewajiban yang harus saya lakukan supaya nensi dapat segera tertolong.
Panjangnya waktu memang akan menjadi kendala, maka daripada itu, melakukan penjadwalan dengan baik adalah strategi yang cukup mampu membantu kami menolong Nensi.
Dan yang perlu kita diingat, sebagai konselor Kristen, “advise” / masukan berdasarkan prinsip etika Kekristenan yang melandaskan pada kebenaran Firman Allah yang tercatat didalam Alkitab harus kita pegang kuat-kuat.



[1] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 13.

[2] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 19.
[3] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 22.
[4] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 5.
[5] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 23.
[6] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 24.
[7] Ibid 6
[8] Ibid 6
[9] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 25.

STUDI KASUS NENSI SERI 1



Bab I
Tahapan Perkenalan dengan Nensi

Prinsip awal yang perlu dikerjakan supaya proses konseling dengan Nensi dapat berhasil adalah dengan membuat Nensi mengenal saya dan merasa nyaman serta tidak takut untuk menceritakan permasalahan hidupnya kepada saya. Dengan proses pengenalan tersebut, saya dapat belajar untuk memahami bagaimana Nensi, dan seperti apa dirinya, serta pengumpulan data inventaris pribadi Nensi, untuk mempermudah saya memahami dirinya serta permasalahan yang sedang dia alami. Bahkan dari proses pengenalan ini, saya bisa mendapatkan data untuk membantuk sebuah lingkungan konseling yang nyaman bagi dirinya. Indikasi bahwa Nensi telah nyaman untuk konseling dengan saya adalah keberanian untuk menceritakan masalah pribadinya secara detail tanpa ada penolakan sedikitpun.
Kata kunci dari tahap ini adalah mendengarkan.Salah satu ukuran kasih saya terhadap orang lain adalah bagaimana cara saya mendengarkan diadan sebelum saya dapat menolong orang lain secara tepat, saya harus mendengarkan perasaannya dan pendapatnya lebih dahulu.[1] Dan dalam tahap perkenalan ini, saya dan Nensi juga mengalami proses komunikasi, dari pembicaraan basa-basi hingga komunikasi kepribadian secara menyeluruh.[2]
Setelah saya meyakini bahwa Nensi siap untuk konseling lebih lanjut maka saya akan mulai menanyakan apa yang terjadi atau permasalahan apa yang sedang terjadi didalam hidupnya, serta meminta Nensi untuk menceritakannya kepada saya.

Bab II
Tahapan Konseling

Setelah melakukan perkenalan dan Nensi mau menceritakan segala sesuatu yang menjadi problem hidupnya secara detail.Dan dikarenakan Nensi adalah seorang putri dan saya adalah seorang pria, maka saya memberkan penawaran khusus kepada Nensi untuk mengikut sertakan istri saya yang berpengalaman juga sebagai seorang konselor serta menjadi seorang ibu. Setelah cukup berpikir akhirnya Nensi menyetujuinya maka proses konseling dan penjadwalan untuk sesi-sesi yang lebih lanjut dapat segera dilakukan Dalam kasus Nensi ini saya mencoba menerapkan pola konseling Gerad Egan[3] yang memimiliki tahapan-tahapan sebagai berikut :

2.a.      Tahap 1 : Keadaan Konseli “Nensi” Sekarang
Dalam proses ini, saya mempersilahkan Nensi untuk secara terbuka menceritakan permasalahan yang dia alami, dan meyakinkan dirinya bahwa saya bersedia untuk mendengar tanpa menghakiminya. Serta member jaminan kepadanya bahwa segala yang telah dia ceritakan akan menjadi sebuah catatan pembicaraan yang rahasia, atau dapat dikatakan hanya ada empat pribadi saja yang mengetahuinya, yaitu : saya, istri saya, Nensi sendiri, serta Tuhan.
Dalam tahapan ini setelah melalui jam-jam yang penuh dengan perasaan emosional, saya mendapatkan banyak data mengenai riwayat Nensi.Dia berusia tujuh belas tahun, memiliki cita-cita yang tinggi dan ingin memiliki hidup yang sukses.Namun pada kenyataannya Nensi hidup dan dibesarkan tidak dalam asuhan kedua orang tuanya melainkan neneknya dan situasi dan kondisi yang menyulitkan dia untuk menikmati hidup yang dia impikan tersebut, kondisi Nensi tersebut dikarena kepercayaan nenek moyang Tionghoa yang dipegang oleh keluarga tersebut.Dalam kepercayaan tersebut Nensi termasuk sebagai anak pembawa sial atau “ciong”.Hal tersebut melukai hati Nensi, terlebih lagi setelah dia dipersalahkan oleh Ayahnya, dikarenakan kesialan si Nensi menyebabkan ibunya meninggal, setelah kunjungan Nensi kerumah sakit.Selain kekerasan psikologis, kekerasan fisikpun juga sering dia alami.
Seiring dengan perjalan waktu kehidupannya, Nensi bertemu dengan seorang pria, yang dia anggap ideal untuk memenuhi kehausan akan kasih saying dan penghiburan atas luka batin yang dia alami.Akan tetapi pria tersebut tidak didalam Tuhan.Dan ayahnya yang tidak memperlakukan Nensi dengan semestinya seperti seorang Bapak dengan putrinya, turut campur mencegah hubungan Nensi dengan Pria tersebut.
Saat ini Nensi dan pria tersebut tengah menjalani hubungan yang bersifat “back street” atau rahasia supaya ayahnya tidak mengetahuinya. Akan tetapi setelah dia menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamatnya, Nensi menjadi sadar bahwa segala yang dia lakukan tersebut tidaklah benar, dan dia sangat rindu untuk dapat berubah, serta menjadi orang yang benar-benara merdeka serta  lebih baik lagi sehingga dapat menjadi berkat bagi sesamanya.
  
2.b.      Tahap 2 : Menolong Konseli “Nensi”
Mengembangkan Suatu Gambaran Baru Mengenai Masa Depannya,
Jika Sudah Berubah Menjadi Lebih Baik
Dalam tahap kedua ini, saya mulai mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang berkisar pada : apa yang diinginkan oleh Nensi dan memintanya untuk menuliskannya di beberapa lembar kertas dan kalau perlu saya memotivasi Nensi untuk menggambarkannya dengan sketsa sederhana yang sanggup dia lakukan. Supaya nensi lebih mudah menvisualisasikan didalam pikirannya serta dapat memotivasinya untuk lebih bersemangat bergerak maju mengatasi masalahnya dan memperoleh apa yang dia inginkan.
Semenjak menerima Kristus tersebut, Nensi memiliki beberapa keinginan yang sangat dia rindukan untuk dapat terwujud, yaitu :
1.      Kehidupannya dipulihkan dan tidak lagi membenci ayahnya, akan tetapi dia tidak mengetahui caraya.
2.      Dia ingin pola kehidupannya dipulihkan sehingga menyenangkan hati Tuhan.
3.      Dia ingin berhasil dalam pendidikannya, akan tetapi dia tidak mengetahui cara belajar yang baik.
2.c.      Tahap 3 : Perencanaan Tindakan-tindakan Praktis
Yang Akan Laksanakan Konseli “Nensi” Untuk Mencapai Tujuannya
Sebagai konselor Kristen saya memberikan Nensi beberapa saran yang “mengintegrasikan”: “prinsip teologia dari Alkitab dengan pengetahuan psikologi umum”[4]kepada Nensi untuk dapat mengatasi segala permasalahannya tersebut, serta dapat meraih apa yang dia inginkan.
2.c.1.   Pandangan psikologi umum
Saya memilih beberapa teori dari psikologi umum seperti pola konseling Gerad Egan dan  Abraham Maslow, seorang psikolog yang sangat terkenal karena teori tentang kebutuhan manusia, selanjutnya dikombinasikan dengan pandangan-pandangan penyelesaian maslah menurut pandangan Alkitab.
Menurut teori kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow, Nensi mengalami kekurangan didalam pemenuhan :
1.         Kebutuhantingkat ke dua: kebutuhan akan rasa aman
Maslow berpendapat bahwa anak-anak membutuhkan suatu dunia yang dapat diramalkan.Mereka menyukai konsistensi dan rutinitas yang wajar supaya merasa aman. Jika unsure-unsur itu tidak ditemukan maka anak tersebut akan merasa cemas dan tidak aman. Anak-anak yang dibesarkan dengan perasaan tidak aman, akan menjadi orang dewasa yang tidak aman pula. Peranan orang tua dalam hal ini penting sekali, untuk melindungi anak secara baik dan wajar, sesuai dengan umurnya, sehingga anak-anak akan merasa aman di dalam keluarganya.[5]
Dalam kasus Nensi, remaja putri ini sudah harus keluar dari rumah dikarenakan penolakan orang tua mereka yang berpegang pada tradisi Tionghoa, yang mengkatagorikan Nensi sebagai anak pembawa sial “ciong”, biasanya karena tanggal lahir atau shio kelahirannya. Nensi dari kecil sudah harus hidup bersama neneknya tanpa ada payung perlindungan rasa aman dari kedua orang tuanya.
2.         Kebutuhan tingkat tiga : kebutuhan akan kasih, dimiliki dan memiliki
Kalau kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman telah terpenuhi, manusia bisa memikirkan kebutuhan akan cinta, kasih sayang, rasanya diterima oleh orag lain. Dia membutuhkan hubungan yang penuh kasih sayang, perasaan diterima oleh kelompoknya.Cinta yang dimaksud oleh Maslow adalah hubungan sehat yang penuh kasih sayang antara dua orang, termasuk sikap saling percaya.[6]
Nensi sangat haus akan pemenuhan kebutuhan ini, dia sangat tidak dapat memahami mengapa orang tuanya menolak dia, dan menitipkannya kepada neneknya. Dia sangat terluka dan merasa sangat tidak dikasihi sebagaimana mestinya seorang anak. Dan yang lebih mengkawatirkan lagi adalah nensi telah berhubungan “pacaran” dengan pria yang belum didalam Tuhan, serta memiliki sifat dan perilaku yang tidak baik bagi masa depan Nensi.
3.         Kebutuhan tingkat ke empat: kebutuhan akan penghargaan.
Menurut Maslow setiap orang membutuhkan dua jenis penghargaan :Harga diri yaitu kebutuhan percaya diri, perasaan kompeten, perasaan mampu, ketidaktergantungan dan kebebasan. Penghargaan dari orang lain : penghargaan karena mencapai prestise tertentu, penerima dan perhatian dari orang lain, kedudukan yang terhormat dan nama baik.[7]
Seseorang yang memiliki perasaan harga diri akan merasa lebih percaya diri, lebih mampu, dan menjadi lebih produktif. Sebaliknya jika perasaan harga dirinya berkurang, timbulnya perasaan rendah diri, tidak berdaya, bahkan perasaan putus asa.[8]
Karena tidak terpenuhinya kebutuhan tingkat dua dan tingkat tiga, maka Nensi juga mengalami kekurangan pemenuhan kebutuhan tingkat yang ke empat ini.



Melayani Mereka Yang Mengalami Kebangkrutan Seri 2



 3.2.d.   Mentoring dengan empati

Bagaimana membimbing atau menjadi mentor bagi orang yang mengalami kebangkrutan sehingga hutangnya banyak, hartanya habis, kehilangan pekerjaan atau hidup dalam kemiskinan?

Sebelumnya kita harus memahami apa definisi mentor itu. Mentor berasal dari kata Greeka yang memiliki arti rekan, konselor atau guru yang dapat dipercayai.  Mentor biasanya terdiri dari orang yang mempunyai pengalaman dalam memberi pertolongan kepada mereka yang memerlukannya. Sedangkan “mentee” adalah individu yang menerima pertolongan. Dalam memberi arahan dan pertolongan, mentor yang berpengetahuan dan berpengalaman bertindak sebagai pembimbing, rekanan dan guru kepada mentee yang memerlukan bantuan untuk meningkatkan lagi kualitas dirinya dalam konteks pembentukan kesuksesan, pendidikan, kerohanian, kesehatan mental dan dalam hal apa saja yang berhubungan dengan aspek-aspek pembangunan diri.[7] 

Jadi mentoring lebih banyak bersifat mengajar dan memberi teladan sebagai orang yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan kepada mereka yang sedang kita bina, dan di dalam kasus ini, sang mentor membutuhkan pengetahuan yang luas juda di dalam hal pendampingan kasus kebangkrutan ini, dan benar-benar memahami langkah-langkah, sebagai berikut :

Jemaat tersebut harus bertobat dari cara hidup lama

Jemaat tersebut harus bertobat dari cara hidup lama yang mengendalikan diri sendiri, orang lain, sistem      pekerjaan, organisasi dll. Sebagai mana tercatat didalam ayat dibawah ini :

Beginilah firman TUHAN:"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Yeremia 17:5-8

Jemaat tersebut harus serahkan dirinya sebagai hamba Allah

Jemaat tersebut harus serahkan dirinya sebagai hamba Allah. Ia harus mulai berpikir bahwa ia kini hidup bagi Allah dan bukan bagi dirinya sendiri (Roma 6:12-14). Karenanya segala hutangnya juga harus diserahkan kepada Tuhan.

Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi  di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. 
Roma 6:12-4

Mendorong jemaat yang bangkrut tersebut untuk Bertobat dari kebiasaan berhutang

Mendorong jemaat yang bangkrut tersebut untuk Bertobat dari kebiasaan berhutang; Apapun terjadi, jangan berhutang. Mulailah mendorong jemaat tersebut untuk berpikir bahwa Tuhan bertanggung jawab untuk semua hal yang harus dihadapi, jangan memikul beban sendiri, akui bahwa Ia memikul semua hutangnya.

Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus  yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 
I Kor 6: 19-20

Sarankan untuk menjadi lebih teliti dengan masalah keuangan.

Mulailah menyusun prioritas keuangan dan prioritas didalam mencicil hutang-hutang itu sedapat mungkin.
Berilah pembelajaran kepada jemaat tersebut untuk  menabur dengan iman.

  • Galatia 6:6-10 : Apa yang ditabur akan dituai (hukum benih), Membagi dengan orang yang memberi pengajaran.
  • II Korintus 9:6 : Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga, orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga.
  • Yakobus 2:14-15 : Nyatakan iman anda dalam bentuk perbuatan iman. Iman tanpa perbuatan adalah mati.

Ajar jemaat yang sedang mengalami kehidupan didalam kemiskinan dan kekurangan untuk membayar/mengembalikan perpuluhan, karena perpuluhan adalah uang/milik Tuhan. Jangan berhutang      perpuluhan, karena ada berkat didalam memberi. Sebagaimana tercatat dalam ayat dibawah ini :

Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap. Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?" Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.
Maleakhi 3:6-12

  • Hagai 1,2 : Tentang mengutamakan Tuhan lebih dari pada kebutuhan pribadi.
  • Lukas 6:37-39 :  Berilah dan kamu akan diberi. Takaran yang melimpah.   Ukuran yang anda pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
  • Lukas 12:32 : It is Your Father's good pleasure to give you the Kingdom. (ESV)

3.2.e.   Coaching dengan empati

Coaching, adalah proses ketika jemaat mendapatkan dirinya dengan suka rela kita latih dalam hal ini kita berlaku sebagai pelatih profesional, ini adalah proses pengajaran atau pelatihan di mana seorang individu mendapat dukungan sambil belajar untuk mencapai hasil pribadi atau profesional dalam ukuran tertentu atau tujuan tertentu.

Pelatihan juga terjadi dalam hubungan informal antara satu individu yang memiliki pengalaman dan keahlian yang lebih besar daripada yang lain dan menawarkan nasihat dan bimbingan, seperti yang lain berjalan melalui proses belajar. Beberapa pelatih menggunakan gaya di mana mereka mengajukan pertanyaan dan menawarkan kesempatan yang akan menantang jemaat atau orang yang berada dalam pembinaan untuk menemukan jawaban dari dalam dia / dirinya sendiri.

Ada sebuah metode yang sering disebut sebagai "metode Sokrates" yaitu sebuah metode yang memfasilitasi peserta didik untuk menemukan jawaban dan cara-cara baru yang berbasis pada preferensi nilai-nilai dan perspektif yang unik. Dalam konteks pelayanan pastoral nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang Alkitabiah.
Pelatihan atau pembinaan ini harus dibedakan dari disiplin ilmu terapi dan konseling, karena klien pembinaan, dalam banyak kasus dianggap sehat (bukan sakit). Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membantu mereka bergerak maju dari situasi mereka saat ini.

Seorang pelatih profesional dapat menggunakan pertanyaan, refleksi, permintaan dan diskusi untuk membantu klien mengidentifikasi pribadi dan / atau usaha dan / atau tujuan hidup mereka, serta mengembangkan rencana aksi, hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai tujuan pelatihan tersebut. Dalam proses ini Klien mengambil tindakan yang memiliki prosentase lebih banyak daripada proses mentoring, dan pelatih dapat membantu, tetapi tidak pernah  mengambil kendali dalam mengarahkan klien. Sekali lagi perlu diingat bahwa pembinaan profesional tidak sama dengan konseling, terapi atau konsultasi. Ini merupakan lingkup keahlian yang berbeda dan pendekatan untuk mengubah keterampilan tambahan dan profesi. Ada beberapa para penulis yang terkenal dan saat ini telah mengembangkan program pelatihan mereka dengan metode mereka sendiri pelatih, seperti Henry Cloud dan John Townsend, atau John C. Maxwell [8]

Jadi disini perlu kita ingat bahwa perbedaan yang mendasar antar mentoring dan coaching adalah kedekatan dan keterlibatan pembinaan dengan personal yang kita bina, sedangkan mentoring lebih seperti memberi contoh didepan seperti seorang guru, sedangkan coaching bertindak seperti gambaran pelatih olah ragawan atau petinju.
3.3.      Meminta Bantuan Profesional Untuk Mendampingi Kita Dalam Melayani Mereka yang Mengalami Kebangkrutan.

Bagaimana jika kita sebagai pelayan Pastoral memiliki keterbatasan pengetahuan akan pelayanan bagi meeka yang bangkrut ?  Jawabannya adalah : “jangan malu dan enggan untuk meminta bantuan mereka yang lebih berpengalaman dan ahli dibidang pelatihan bagi pemulihan kondisi mereka yang menderita kebangkrutan, yang sedang kita layani.

Dalam banyak kasus anda tidak boleh bermain jadi “si maha tahu segalanya” ketika anda pelayanan Pastoral, terutama pelayanan bagi mereka yang mengalami kejatuhan ekonomi hingga bangkrut. Anda mungkin membutuhkan pakar bidang management krisis atau manajemen keuangan. Akan tetapi hal tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut :

  • harus seijin dan sepengetahuan mereka yang sedang kita layani atau konsele
  • harus telah anda pastikan, bahwa anda dan calon partner anda memiliki perjanjian dengan anda supaya dapat memegang rahasia
  • harus yakin bahwa mereka yang akan anda jadikan partner adalah pribadi-pribadi yang telah lahir baru dan memiliki empati.
  • Lakukan secara bertahap dan terkoordinasi


Bab IV
Kesimpulan
Melayani Pastoral bagi mereka yang sedang jatuh perekonomiannya hingga kedalam keadaan bangkrut, sangat membutuhkan usaha yang “ekstra ordinary”. Kehadiran anda diawal-awal pertemuan harus kuat terasa didalam kehidupan mereka, mereka tidak boleh merasa diabaikan, bahkan dengan alas an karena keadaan mereka yang menjadi miskin dan penuh dengan hutang.

Anda harus berani memberi teladan secara Alkitabiah dalam langkah-langkah yang dapat membebaskan jemaat tersebut dari keterikatan dengan kemiskinan, salah satunya adalah tetap memberi sekalipun dalam kondisi yang sulit.

Jika anda tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman dalam hal teknis penyelesaian masalah keuangan mereka, misalnya dalam bidang manajemen keuangan dan manajemen krisis dalam penyelesaian kasus hutang piutang, maka anda wajib meminta bantuan mereka yang ahli dibidangnya, dengan persyaratan yang ketat dalam nilai-nilai etika dan konseling Kristen serta atas sepengetahuan jemaat yang anda layani tersebut.
  
Daftar Pustaka
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Teologi_pastoral
  • http://alfianpalarministries.wordpress.com/2009/10/01/jenis-jenis-pelayanan-pastoral/
  • Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta: STII, Revisi 2012), hlm. 17-18
  • http://web.usm.my/mentor/definisi.asp?lang=bm
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Coaching
footnote
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Teologi_pastoral
[2] Ibid 1
[3] http://alfianpalarministries.wordpress.com/2009/10/01/jenis-jenis-pelayanan-pastoral/
[4] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta: STII, Revisi 2012), hlm. 17.   
[5] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta: STII, Revisi 2012), hlm. 18.   
[6] Ibid 4
[7] http://web.usm.my/mentor/definisi.asp?lang=bm
[8] http://en.wikipedia.org/wiki/Coaching

Melayani Mereka Yang Mengalami Kebangkrutan seri 1




Bab I
Pendahuluan
Sejak zaman Reformasi Protestan, istilah "Pastoral" dipakai dalam dua pengertian. Pertama, "Pastoral" sebagai kata sifat dari "Pastor". Karena Pastor melaksanakan penggembalaan, maka istilah Pastoral dalam konteks ini berarti sama dengan penggembalaan itu sendiri. Pemahaman yang kedua adalah Pastoral sebagai studi tentang penggembalaan itu sendiri. Penggembalaan adalah salah satu disiplin dalam studi teologi. Istilah ini dikaitkan dengan tugas seorang pastor atau pendeta di dalam membimbing atau mengasuh warganya, yang sering sekali diumpamakan dengan domba.

Ide mengenai Pelayanan Pastoral sendiri sudah muncul sejak sebelumnya, sebagaimana sebelumnya dihubungkan dengan istilah Seelsorge (penyembuhan dan pemeliharaan jiwa-jiwa) walaupun sebenarnya keduanya tidak identik. Zwingli pernah menuliskan suatu risalah mengenai gembala yang benar dan yang salah. Selain Zwingli, Martin Bucer juga menulis mengenai pelayanan terhadap jemaat dalam protestanisme serta membaginya dalam lima kategori. Bahkan, Martin Luther sendiri membuat banyak tulisan yang berhubungan dengan pemeliharaan jiwa (Seelsorge) tersebut.

Mendekati awal abad ke-19, buku-buku mengenai petunjuk praktis untuk pendeta mulai bermunculan dan menekankan hal-hal seperti kebijaksanaan, pengetahuan, kesalehan, doa, dan penyangkalan diri dalam diri pendeta. Selain itu, seorang pendeta juga dituntut untuk sering mengunjungi jemaatnya. Studi Teologi Pastoral secara khusus baru dimulai di Jerman pada abad ke-19, namun baru disusun secara sistematis oleh Inggris dan Amerika sekitar tahun 1873 dengan mengembangkan Teologi Praktika, sebuah bagian studi Teologi yang dipandang Friedrich Schleiermacher sebagai bidang studi yang lebih luas dibandingkan Teologi Pastoral. Di awal abad 19 ini juga mulai muncul berbagai pandangan mengenai cakupan Teologi Pastoral, misalnya W.G.T. Shedd yang memandang Teologi Pastoral sebagai studi atas perkunjungan, pengajaran, kehidupan pribadi, doa, dan akal budi dari pendeta dan Van Oosterzee yang memandang Teologi Pastoral sebagai studi Poimenika, yaitu sebagai teori pelayanan pastoral.[1]


Bab II
Latar Belakang Masalah
Pelayanan Pastoral adalah salah satu bagian dari departemen pelayanan yang penting didalam pemeliharaan jemaat dalam suatu organisasi gereja, serta pertumbuhan gereja secara terorganisasi. Dalam dalam perkembangan waktu pelayanan Pastoral dalam lingkup kerjanya tengah mengalami tantangan-tantangan yang baru seturut dengan perkembangan jaman yang terjadi. Salah satu tantang yang nyata saat ini adalah “tsunami” krisis perekonomian yang tidak memilih-milih sasaran untuk digoncangkan; siapa saja termasuk jemaat yang digembalakan dapat saja secara mendadak terbenaam didalam kesulitan perekonomian tersebut. Akan tetapi banyak pelayan Pastoral, tidak memiliki kemampuan untuk menangani masalah ini dengan sebaik mungkin. Dan hal tersebut dapat berdampak buruk bagi jemaat yang mengalami masalah tersebut, bahkan kemunduran rohani yang terlalu jauh.

Di abad ke-17, Richard Baxter menulis sebuah buku untuk para pendeta dengan judul "The Reformed Pastor" yang menganjurkan sistem pelayanan ke rumah-rumah jemaat. Dalam buku ini, ia mengkritisi perasaan tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang pendeta kepada jemaatnya. Ia menuntut adanya persiapan yang serius dari para pendeta sebelum melakukan pelayanan penggembalaan. Walaupun demikian, ia tidak memandang penting teori dan berpendapat bahwa kemampuan praktis untuk melihat bermacam-macam kebutuhan lebih penting.[2]



BAB III
Pembahasan Pelayanan Pastoral
Bagi Jemaat yang Mengalami Kebangkrutan
Melayani pastoral bagi mereka yang terkena krisis, terutama dalam bidang keuangan yang dalam bahasa umumnya sering disebut sebagai “kebangkrutan”, seorang pelayan Pastoral membutuhkan strategi khusus dan pemahaman psikologis setiap pribadi jemaat yang sedang mengalami krisis tersebut, serta kebutuhan-kebutuhan mendasar utama mereka. Untuk itu mari kita melihat lingkup kerja pelayanan pastoral dan kebutuhan mendasar praktis umum dari jemaat yang sedang mengalami kebangkrutan.
3.1.Lingkup Kerja Pelayanan Pastoral

Untuk bisa melayani mereka yang mengalami kebangkrutan adalah lebih baik jika kita memahami lingkup kerja pelayanan Pastoral itu.
Menurut H. B. London dan Neil B. Wiseman dalam buku mereka yang berjudul ”Menikmati panggilan di Ladang-Nya”[3] mengatakan bahwa lingkup kerja pelayaan Pastoral adalah:

3.1.a.   Visitasi
Panggilan dirumah-rumah anggota jemaat atau di tempat kerja mereka dalam suatu program sistematis untuk bertemu antara anggota yang satu dengan yang lainnya yang memilki kepentingan. Hal ini akan terjadi apabila pelayanan sebagai pemimpin sukarela membantu dalam komunitas, hal ini menjadikan dunia lebih baik bagi anak-anak Allah.

3.1.b.   Pengajaran
Pengajaran merupakan konfirmasi kelas, perencanaan dan atau pengajaran kelas-kelas pengajar sekolah gereja, pengajar dalam kelas-kelas pendek atau blok sitem, dan lain-lain. Kita diajar untuk melayani sebagai pemimpin dalam jemaat – pribadi dimana setiap individu dapat meminta saran dan bimbingan dalam segala aspek kehidupan dan pekerjaan dari jemaat.

3.1.c.   Konseling
Konseling dengan pribadi-pribadi dan masalah rohani, dengan pasangan yang dilayani, dengan beberapa orang lain secara pribadi dan lain-lain. Richard R Klein dalam bukunya, ”Growing Smaller Churches” mengatakan bahwa: ” counseling is for the church office.”

3.1.d    Administrasi
Melayani ”sebagai ”sekretaris eksekutif” dari jemaat, bekerja dengan komite-komite, membantu merencanakan program keuangan dalam gereja” , bekerja dengan komite atau sinode dalam merencanakan dan mengimplementasikan program, dan lain-lain.

3.1.e    Evangelism
Panggilan terhadap orang-orang diluar gereja dalam komunitas, menjadi saksi bagi Kabar Baik, panggilan bagi anggota baru, dan pelatihan untuk penginjil-penginjil. Menurut Ralph M. Riggs, dalam bukunya ”Gembala Sidang Yang Berhasil” mengatakan bahwa: ”semua orang Kristen diperintahkan oleh Tuhan melalui para rasulNya untuk pergi bersaksi, mengajar dan memberitakan Injil.”
3.1.f.    A Leader among Leaders
Melayani dengan kepemimpinan sebagai bagian dari para pemimpin dalam jemaat, dimana mereka memilki karunia yang unik dan tanggung jawab yang spesifik.
3.2.      Kebutuhan-kebutuhan Parktis Mendasar Mereka yang Mengalami Kebangkrutan
Memahami apa saja yang menjadi kebutuhan-kebutuhan mendasar mereka yang mengalami kebangkrutan, akan sangat membatu mereka yang melakukan pelayan Pastoral kepada jemaat yang sedang mengalami “tsunami” perekonomian tersebut.

Akan tetapi sebelum kita melaksanakan poin-poin dalam pembahasan dibagian ini, kita memerlukan sebuah perlengkapan khusus yang akan membantu kita dan mendasari bagi diri kita segala proses yang akan kita jalani dalam melayani mereka, perlengkapan tersebut adalah  “empati”. Dalam definisi bebasnya, “empati” dapat dinyatakan sebagai kemauan seseorang untuk memahami orang lain tanpa menghakimi, dan melakukannya dengan kerelaan hati, tanpa menuntut timbal balik apapun.

Didalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, ada beberapa ayat yang dapat mendukung pola pelayanan Pastoral dengan empati tersebut, diantaranya adalah :

Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! 
Roma 12:15 

Selamatkanlah kiranya umat-Mu dan berkatilah milik-Mu sendiri, gembalakanlah mereka dan dukunglah mereka untuk selama-lamanya. 
Mazmur 28:9

Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. 1 Petrus 5:2

 3.2.a.   Pendampingan dengan empati

Pendampingan adalah hal yang diperlukan oleh jemaat yang sedang mengalami kebangkrutan, dan mungkin dijaman modern yang serba kapitalis ini. Tidak ada yang lebih menyakitkan dan menyedihkan dari pada sahabat-sahabat dan keluarga yang berbalik meninggalkan kita, ketika kita sedang dalam kejatuhan ekonomi. Dan itu adalah kondisi umum yang sering dialami oleh orang yang mengalami kebangkrutan.

Pendampian dengan empati, adalah sebuah aktifitas pendampingan yang tidak hanya sekedarnya, melainkan pelayanan Pastoral yang mau mendampingi mereka untuk melewati tsunami krisis ekonomi yang mereka alami, setidaknya hingga mereka bisa berdiri dengan “kedua kaki” mereka menhadapi setiap implikasi yang terjadi didalam masa-masa yang berat dari krisis tersebut. Dalam pendampingan ini, dibutuhkan kerelaan hati dan tidak menghakimi. Bahkan terkadang diawal-awal prosesnya akan banyak penyesuaian waktu yang diperlukan.

3.2.b.   Mendengarkan  dengan empati

Setiap manusia mempunyai kebutuhan untuk dihargai dan dikasihi. Salah satu cara untuk menunjukan kasih kita kepada orang lain ialah cara kita mendengarkan dia. Kalau kita berusaha sungguh mendengakannya, dia akan merasa dikasihi dan dihargai.[4]
Riset Mehrabian mengenai komunikasi, menunjukan pentingnya komunikasi “non verbal.” Tujuh persen komunikasi terdapat dari kata-kata yang dipakai, tiga puluh delapan persen komunikasi yang terdapat dari nada suara, dan lima puluh lima persen komunikasi terdapat dari ekspresi wajah dan tingkah laku “non verbal.[5]

Komunikasi “non verbal” dapat dilakukan oleh pelayan Pastoral melalui sikap tubuh yang mengikuti prinsip “SOLER”, yaitu : Squarely (menghadap secaa sejajar), Open (memperlihatkan sikap tubuh yang terbuka), Lean (posisi tubuh lebih condong ke depan), Eye contact (mempertahankan kontak mata), Relax (bersikap rileks). Dan kita juga perlu berusaha mendengarkan perkataan mereka yang sedang kita layani, mengenai pengalaman apa yang terjadi, apa yang dia sedang lakukan, dan bagaimana perasaannya terhadap semua itu.[6]

3.2.c.   Memotivasi dengan empati

Motivasi yang segar dan efektif sangat diperlukan oleh mereka yang mengaami kebangkrutan, mereka harus bangkit dan bekerja kembali sekalipun harus memulai dari awal. Mereka yang bangkrut tidak boleh terjebak didalam mengasihi diri sendiri dan hidup dimasa lampau, serta menjadi tawar hati, mereka harus dimotivasi untuk kembali berjuang dan bekerja.

Ada banyak Firman Tuhan yang menunjukan bahwa memotivasi diri sangat diperlukan untuk mendapatkan kembali keberhasilan dalam hidup. Berikut dibawah ini beberapa ayat yang menunjukan mengenai motivasi :

Maka engkau akan berhasil, jika engkau melakukan dengan setia ketetapan-ketetapan dan hukum-hukum yang diperintahkan TUHAN kepada Musa untuk orang Israel. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan janganlah tawar hati.
1 Tawarikh 22:13 

Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.
1 Tawarikh 28:20 

Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu. 
Amsal 24:10 

Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!" 
Yesaya 35:4 

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. 
2 Korintus 4:16 

Sebab itu aku minta kepadamu, supaya kamu jangan tawar hati melihat kesesakanku karena kamu, karena kesesakanku itu adalah kemuliaanmu. 
Efesus 3:13 

bersambung...

KUASA DARAH YESUS MENURUT WAHYU 1:5b

... Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya. Wahyu 1:5 b (TB) Kothbah Oleh: Ev. Sonny C...