Tampilkan postingan dengan label konseling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label konseling. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 September 2012

FINAL ESSAY KONSELING : STUDI KASUS NENSI - SERI 2


2.c.2.Pandangan Alkitab
Allah didalam Yesus Kristus yang telah Nensi percayai memberikan janji-janjinya yang dicatat didalam Alkitab, yang  memberikan pandangan dan menjamin kepada Nensi, bahwa ada jawaban dan kepastian pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya yang belum terpenuhi tersebut.

1.                  Kebutuhan tingkat ke dua: kebutuhan akan rasa aman
Allah memberinya keamanan yang menjadi sandarannya, dan mengawasi jalan-jalannya.Ayub 24:23
Masa keamanan akan tiba bagimu; kekayaan yang menyelamatkan ialah hikmat dan pengetahuan; takut akan TUHAN, itulah harta benda Sion.Yesaya 33:6
Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah. Yeremia 33:6
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.Filipi 4:6
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."Matius 6:34
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." Ibrani13:5

2.         Kebutuhan tingkat tiga : kebutuhan akan kasih, dimiliki dan memiliki
tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Keluaran 20:6
Sungguh Ia mengasihi umat-Nya; semua orang-Nya yang kudus--di dalam tangan-Mulah mereka, pada kaki-Mulah mereka duduk, menangkap sesuatu dari firman-Mu. Ulangan 33:3
"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu.Yohanes 15:9 
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.Filipi 1:2 
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.1Yohanes 3:1
Khusus mengenai Pasangan hidup :
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan?Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?2Korintus 6:14

3.         Kebutuhan tingkat ke empat: kebutuhan akan penghargaan.
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.Yesaya 43:4
Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.Matius 10:31
Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba?Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat."Matius 12:12 
bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.Lukas12:7 
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Efesus 2:10

Manusia perlu memulihkan hubungannya kembali dengan Allah, melalui iman kepada Yesus.Apabila seseorang telah mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat manusia maka menurut Alkitab, kebutuhan-kebutuhan kita telah terjawab.[9] Sebagaimana pandangan umum Alkitab tentang pemulihan bagi hidup orang yang telah menerima keselamatan, seperti dibahwa ini :
Ya, datanglah kiranya dari Sion keselamatan bagi Israel! Apabila TUHAN memulihkan keadaan umat-Nya, maka Yakub akan bersorak-sorak, Israel akan bersukacita. Mazmur14:7

2.c.3. Langkah-langkah praktis dan jelas
Setelah kita memiliki data yang cukup akan kondisi Nensi dan kondisi masa depannya pasca konseling, maka Nensi perlu mendapatkan pertolongan untuk  membuat tabulasi datat yang berisi langkah-langkah praktis dan jelas untuk mencapai kondisi yang diinginkan tersebut.Berikut dibawah ini adalah langkah-langkah praktis yang saya sarankan kepada Nensi.

a.         Kehidupan Nensi dipulihkan dan tidak lagi membenci ayahnya
Langkah 1 :Berdoa dan menaruh harapan kepada Tuhan didalam nama Yesus Kristus dengan rutin setiap hari, bagi pemulihan hubungan Nensi dengan ayahnya
Langkah 2 :Rela untuk mengampuni orang tuanya dan saling mengakui dosa, adalah langkah yang tepat supaya Nensi dapat dilepaskan dari belenggu kebencian, mungkin proses tersebut  tidak dapat terlaksanan secara “instant”, akan tetapi dengan belajar dan melakukan proses mengampuni tersebut hari demi hari, maka kepahitan dan kesembuhan terhadap luka didalam hatinya dapat disembuhkan.
Langkah 3 : Datang kepada ayahnya secara terjadwal untuk memberikan perhatian, tanpa meminta balasan untuk diperhatikan dalam tahap ini, melainkan tulus mengasihi Ayahnya bagaimanapun dan seperti apapun penolakannya nanti.
b.         Nensi ingin pola kehidupannya dipulihkan sehingga menyenangkan hati Tuhan.
Firman Tuhan menyatakan didalam 2Timotius3:16  Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Untuk itu saya memberikan saran kepada Nensi, langkah-langkah praktis, sebagai berikut ini :
Langkah 1 : Nensi dalam waktu dekat harus memulai langkah membangun komunikasi dengan Tuhan, melalui doa dan saat teduh yang teratur. Dengan menggunakan buku-buku renungan yang terbit secara berkala dan teratur.
Langkah 2 : Saya mewajibkan Nensi untuk mulai rajin datang dalam ibadah setiap hari minggu, dan ibadah remaja yang diadakan di gerejanya.
Langkah 3 :Nensi harus bersedia mengikuti program pemuridan secara teratur, sesuai dengan jadwal yang ada di gerejanya. Jika tidak ada program tersebut maka saya dengan rela hati menawarkan kepadanya untuk mengikuti program pemuridan yang kami adakan. Seperti kelas : Dasar-dasar Keselamatan, Kehidupan Kristen Baru, dll.
Khusus mengenai Pasangan hidup :
Langkah 4: Nensi harus secara berkala bertemu dengan saya dan istri, supaya kami dapat mendiskusikan dan melakukan evaluasi mengenai masa depan hubungan Nensi dengan pacarnya yang belum percaya tersebut. Serta selalu mengingatkan nensi untuk memahami betapa berbahayanya menjalin hubungan serius / pacaran dengan pria yang memiliki iman yang berbeda, sebagai mana dinyatakan dalam 2 Korintus 6:14. Kami tidak memiliki hak atau otorisasi atas dia untuk memaksakan dia memutuskan hubungan dengan pacarnya, akan tetapi harapan kami dengan disuse berkala ini, Nensi mulai dapat “pencerahan” mengenai hubungan yang dikehendaki oleh Tuhan.
c.         Nensi ingin berhasil dalam pendidikannya
Untuk kondisi ini, kami secara khusus menyarankan Nensi untuk mengikuti bimbingan belajar “extra sekolah” dan memiliki jadwal jam belajar yang teratur.Serta rajin berkonsultasi dengan para guru setiap mata pelajaran yang dirasa sulit untuk diikuti oleh Nensi.

2.d. Tahap 4 : Pelaksanaan Tindakan :
Perjuangan Konseli “Nensi” Dengan Dukungan Konselor
Dalam sesi-sesi selanjutnya, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan, berkisar hasil dari tindakan yang direncanakan berdasarkan langkah-langkah praktis tempo hari, apakah berhasil dengan baik ataukah mengalami kesulitan. Dalam hal ini saya dan istri saya sebagai partner konselor harus terasa hadir didalam kehidupan Nensi, supaya Nensi termotivasi, dan meyakini bahwa dia tidak sendirian didalam pelaksanaan langkah-langkah praktis perbaikan tersebut.
  
Bab III
Kesimpulan

Proses konseling dengan remaja putri yang bernama Nensi, dengan latar belakang memiliki akar kepahitan hati yang cukup dalam dan terpendam cukup lama, memiliki tantangan tersendiri, akan tetapi dengan kerelaan hati Nensi untuk datang kepada saya guna mendapatkan bantuan adalah sebuah keuntungan tersendiri, untuk mengatasi tantang tersebut.
Mau mendengarkan dia dengan empati serta tanpa menghakimi adalah kunci awal untuk memperoleh keberhasilan didalam proses konseling tersebut. Dan saya juga harus menjadi hadir dan dapat dirasakan kehadiran saya dan istri saya yang menjadi partner konseling oleh Nensi adalah sebuah kewajiban yang harus saya lakukan supaya nensi dapat segera tertolong.
Panjangnya waktu memang akan menjadi kendala, maka daripada itu, melakukan penjadwalan dengan baik adalah strategi yang cukup mampu membantu kami menolong Nensi.
Dan yang perlu kita diingat, sebagai konselor Kristen, “advise” / masukan berdasarkan prinsip etika Kekristenan yang melandaskan pada kebenaran Firman Allah yang tercatat didalam Alkitab harus kita pegang kuat-kuat.



[1] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 13.

[2] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 19.
[3] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 22.
[4] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 5.
[5] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 23.
[6] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 24.
[7] Ibid 6
[8] Ibid 6
[9] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta : STII, Revisi 2012), hlm. 25.

STUDI KASUS NENSI SERI 1



Bab I
Tahapan Perkenalan dengan Nensi

Prinsip awal yang perlu dikerjakan supaya proses konseling dengan Nensi dapat berhasil adalah dengan membuat Nensi mengenal saya dan merasa nyaman serta tidak takut untuk menceritakan permasalahan hidupnya kepada saya. Dengan proses pengenalan tersebut, saya dapat belajar untuk memahami bagaimana Nensi, dan seperti apa dirinya, serta pengumpulan data inventaris pribadi Nensi, untuk mempermudah saya memahami dirinya serta permasalahan yang sedang dia alami. Bahkan dari proses pengenalan ini, saya bisa mendapatkan data untuk membantuk sebuah lingkungan konseling yang nyaman bagi dirinya. Indikasi bahwa Nensi telah nyaman untuk konseling dengan saya adalah keberanian untuk menceritakan masalah pribadinya secara detail tanpa ada penolakan sedikitpun.
Kata kunci dari tahap ini adalah mendengarkan.Salah satu ukuran kasih saya terhadap orang lain adalah bagaimana cara saya mendengarkan diadan sebelum saya dapat menolong orang lain secara tepat, saya harus mendengarkan perasaannya dan pendapatnya lebih dahulu.[1] Dan dalam tahap perkenalan ini, saya dan Nensi juga mengalami proses komunikasi, dari pembicaraan basa-basi hingga komunikasi kepribadian secara menyeluruh.[2]
Setelah saya meyakini bahwa Nensi siap untuk konseling lebih lanjut maka saya akan mulai menanyakan apa yang terjadi atau permasalahan apa yang sedang terjadi didalam hidupnya, serta meminta Nensi untuk menceritakannya kepada saya.

Bab II
Tahapan Konseling

Setelah melakukan perkenalan dan Nensi mau menceritakan segala sesuatu yang menjadi problem hidupnya secara detail.Dan dikarenakan Nensi adalah seorang putri dan saya adalah seorang pria, maka saya memberkan penawaran khusus kepada Nensi untuk mengikut sertakan istri saya yang berpengalaman juga sebagai seorang konselor serta menjadi seorang ibu. Setelah cukup berpikir akhirnya Nensi menyetujuinya maka proses konseling dan penjadwalan untuk sesi-sesi yang lebih lanjut dapat segera dilakukan Dalam kasus Nensi ini saya mencoba menerapkan pola konseling Gerad Egan[3] yang memimiliki tahapan-tahapan sebagai berikut :

2.a.      Tahap 1 : Keadaan Konseli “Nensi” Sekarang
Dalam proses ini, saya mempersilahkan Nensi untuk secara terbuka menceritakan permasalahan yang dia alami, dan meyakinkan dirinya bahwa saya bersedia untuk mendengar tanpa menghakiminya. Serta member jaminan kepadanya bahwa segala yang telah dia ceritakan akan menjadi sebuah catatan pembicaraan yang rahasia, atau dapat dikatakan hanya ada empat pribadi saja yang mengetahuinya, yaitu : saya, istri saya, Nensi sendiri, serta Tuhan.
Dalam tahapan ini setelah melalui jam-jam yang penuh dengan perasaan emosional, saya mendapatkan banyak data mengenai riwayat Nensi.Dia berusia tujuh belas tahun, memiliki cita-cita yang tinggi dan ingin memiliki hidup yang sukses.Namun pada kenyataannya Nensi hidup dan dibesarkan tidak dalam asuhan kedua orang tuanya melainkan neneknya dan situasi dan kondisi yang menyulitkan dia untuk menikmati hidup yang dia impikan tersebut, kondisi Nensi tersebut dikarena kepercayaan nenek moyang Tionghoa yang dipegang oleh keluarga tersebut.Dalam kepercayaan tersebut Nensi termasuk sebagai anak pembawa sial atau “ciong”.Hal tersebut melukai hati Nensi, terlebih lagi setelah dia dipersalahkan oleh Ayahnya, dikarenakan kesialan si Nensi menyebabkan ibunya meninggal, setelah kunjungan Nensi kerumah sakit.Selain kekerasan psikologis, kekerasan fisikpun juga sering dia alami.
Seiring dengan perjalan waktu kehidupannya, Nensi bertemu dengan seorang pria, yang dia anggap ideal untuk memenuhi kehausan akan kasih saying dan penghiburan atas luka batin yang dia alami.Akan tetapi pria tersebut tidak didalam Tuhan.Dan ayahnya yang tidak memperlakukan Nensi dengan semestinya seperti seorang Bapak dengan putrinya, turut campur mencegah hubungan Nensi dengan Pria tersebut.
Saat ini Nensi dan pria tersebut tengah menjalani hubungan yang bersifat “back street” atau rahasia supaya ayahnya tidak mengetahuinya. Akan tetapi setelah dia menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamatnya, Nensi menjadi sadar bahwa segala yang dia lakukan tersebut tidaklah benar, dan dia sangat rindu untuk dapat berubah, serta menjadi orang yang benar-benara merdeka serta  lebih baik lagi sehingga dapat menjadi berkat bagi sesamanya.
  
2.b.      Tahap 2 : Menolong Konseli “Nensi”
Mengembangkan Suatu Gambaran Baru Mengenai Masa Depannya,
Jika Sudah Berubah Menjadi Lebih Baik
Dalam tahap kedua ini, saya mulai mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang berkisar pada : apa yang diinginkan oleh Nensi dan memintanya untuk menuliskannya di beberapa lembar kertas dan kalau perlu saya memotivasi Nensi untuk menggambarkannya dengan sketsa sederhana yang sanggup dia lakukan. Supaya nensi lebih mudah menvisualisasikan didalam pikirannya serta dapat memotivasinya untuk lebih bersemangat bergerak maju mengatasi masalahnya dan memperoleh apa yang dia inginkan.
Semenjak menerima Kristus tersebut, Nensi memiliki beberapa keinginan yang sangat dia rindukan untuk dapat terwujud, yaitu :
1.      Kehidupannya dipulihkan dan tidak lagi membenci ayahnya, akan tetapi dia tidak mengetahui caraya.
2.      Dia ingin pola kehidupannya dipulihkan sehingga menyenangkan hati Tuhan.
3.      Dia ingin berhasil dalam pendidikannya, akan tetapi dia tidak mengetahui cara belajar yang baik.
2.c.      Tahap 3 : Perencanaan Tindakan-tindakan Praktis
Yang Akan Laksanakan Konseli “Nensi” Untuk Mencapai Tujuannya
Sebagai konselor Kristen saya memberikan Nensi beberapa saran yang “mengintegrasikan”: “prinsip teologia dari Alkitab dengan pengetahuan psikologi umum”[4]kepada Nensi untuk dapat mengatasi segala permasalahannya tersebut, serta dapat meraih apa yang dia inginkan.
2.c.1.   Pandangan psikologi umum
Saya memilih beberapa teori dari psikologi umum seperti pola konseling Gerad Egan dan  Abraham Maslow, seorang psikolog yang sangat terkenal karena teori tentang kebutuhan manusia, selanjutnya dikombinasikan dengan pandangan-pandangan penyelesaian maslah menurut pandangan Alkitab.
Menurut teori kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow, Nensi mengalami kekurangan didalam pemenuhan :
1.         Kebutuhantingkat ke dua: kebutuhan akan rasa aman
Maslow berpendapat bahwa anak-anak membutuhkan suatu dunia yang dapat diramalkan.Mereka menyukai konsistensi dan rutinitas yang wajar supaya merasa aman. Jika unsure-unsur itu tidak ditemukan maka anak tersebut akan merasa cemas dan tidak aman. Anak-anak yang dibesarkan dengan perasaan tidak aman, akan menjadi orang dewasa yang tidak aman pula. Peranan orang tua dalam hal ini penting sekali, untuk melindungi anak secara baik dan wajar, sesuai dengan umurnya, sehingga anak-anak akan merasa aman di dalam keluarganya.[5]
Dalam kasus Nensi, remaja putri ini sudah harus keluar dari rumah dikarenakan penolakan orang tua mereka yang berpegang pada tradisi Tionghoa, yang mengkatagorikan Nensi sebagai anak pembawa sial “ciong”, biasanya karena tanggal lahir atau shio kelahirannya. Nensi dari kecil sudah harus hidup bersama neneknya tanpa ada payung perlindungan rasa aman dari kedua orang tuanya.
2.         Kebutuhan tingkat tiga : kebutuhan akan kasih, dimiliki dan memiliki
Kalau kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman telah terpenuhi, manusia bisa memikirkan kebutuhan akan cinta, kasih sayang, rasanya diterima oleh orag lain. Dia membutuhkan hubungan yang penuh kasih sayang, perasaan diterima oleh kelompoknya.Cinta yang dimaksud oleh Maslow adalah hubungan sehat yang penuh kasih sayang antara dua orang, termasuk sikap saling percaya.[6]
Nensi sangat haus akan pemenuhan kebutuhan ini, dia sangat tidak dapat memahami mengapa orang tuanya menolak dia, dan menitipkannya kepada neneknya. Dia sangat terluka dan merasa sangat tidak dikasihi sebagaimana mestinya seorang anak. Dan yang lebih mengkawatirkan lagi adalah nensi telah berhubungan “pacaran” dengan pria yang belum didalam Tuhan, serta memiliki sifat dan perilaku yang tidak baik bagi masa depan Nensi.
3.         Kebutuhan tingkat ke empat: kebutuhan akan penghargaan.
Menurut Maslow setiap orang membutuhkan dua jenis penghargaan :Harga diri yaitu kebutuhan percaya diri, perasaan kompeten, perasaan mampu, ketidaktergantungan dan kebebasan. Penghargaan dari orang lain : penghargaan karena mencapai prestise tertentu, penerima dan perhatian dari orang lain, kedudukan yang terhormat dan nama baik.[7]
Seseorang yang memiliki perasaan harga diri akan merasa lebih percaya diri, lebih mampu, dan menjadi lebih produktif. Sebaliknya jika perasaan harga dirinya berkurang, timbulnya perasaan rendah diri, tidak berdaya, bahkan perasaan putus asa.[8]
Karena tidak terpenuhinya kebutuhan tingkat dua dan tingkat tiga, maka Nensi juga mengalami kekurangan pemenuhan kebutuhan tingkat yang ke empat ini.



KUASA DARAH YESUS MENURUT WAHYU 1:5b

... Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya. Wahyu 1:5 b (TB) Kothbah Oleh: Ev. Sonny C...