Nats: 1 Yohanes 3:16-18
Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun WAJIB menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi MENUTUP pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan PERBUATAN dan dalam KEBENARAN
Seringkali kita
dapat mengkothbahkan, menyaksikan, menceritakan, dan sebutlah dengan cara yang
lain sebanyak yang kita bisa tentang “kasih”, akan tetapi Yohanes didalam
suratnya yang pertama mengajarkan kepada kita pada hari ini, bahwa kasih
menuntut pembuktian. Pada tindakan aplikatif dalam pengajaran mengenai kasih
yang membutuhkan pembuktian ini adalah :
Kasih
bukan hanya sekedar sebuah teori nilai-nilai agamawi semata, kasih menuntut
adanya pembuktian dari tindakan atau aksi hidup kita kepada sesama
Menyerahkan nyawa
Disini yang dimaksud dengan menyerahkan
“nyawa” kita bagi saudara seiman adalah keberanian untuk membagi hidup kita
bagi sesama dalam konteks berdiri di atas kebenaran, hal ini akan membuat kita
menjadi terbukti memiliki kasih bagi sesama. Praktisnya adalah ketika ada
tekanan dan aniaya kepada saudara seiman, maka kita tidak boleh mengabaikan
atau meninggalkan mereka, apalagi pura-pura tidak tahu. Kita harus bersedia
dengan rela hati mendampingi mereka, menolong mereka sekalipun kita harus
membayar harga karena keputusan kita tersebut. Dan jangan kawatir, atas
keputusan anda tersebut, Yesus memberikan sebuah janji kepada kita: “Barangsiapa
mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku,
ia akan memperolehnya” (Matius
10:39). Dalam point ini, kita memamng membutuhkan totalitas didalam kehidpan
kerohanian kita.
Menyerahkan harta duniawi
Bukti kasih kita kepada sesama yang
kedua dengan menyediakan harta kita guna membantu kesulitan sesama. 1 Yohanes 3:17
menyatakan: Barangsiapa mempunyai
harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu
hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
Adalah sebuah ironi, jika kita berkobar-kobar didalam
mempromosikan kasih, akan tetapi kehidupan kita sendiri tidak dapat
mempraktekkan kasih dalam wujud yang sederhana dan tidak kekal, yaitu “harta”.
Mari kita belajar untuk
mempraktekkan kasih kita kepada sesama, sebagai mana dinyatakan pada 1 Yohanes
3:18 “ Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita
kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap
saudaranya itu,
bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?” Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar