SMIRNA
Smirna [Σμύρνη atau Σμύρνα] adalah salah satu kota dari ketujuh kota yang menerima surat dari Yohanes. Hal tersebut dicatat didalam Wahyu 1:11 katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
1. Letak Geografis dan Perekonomian
Smirna merupakan kota pelabuhan sekaligus penghasil “mur”, salah satu bahan pembuat minyak wangi, kota ini memiliki letak yang srategis di wilayah Asia kecil. Smirna sendiri memiliki arti “pahit”, sebagai mana mur, yang pahit rasanya, akan tetapi berbau harum. Secara geografis kota ini terletak di 65 kilometer utara kota Efesus, disekitar laut Aegea. Smirna juga kota yang dikenal sebagai pesaing dagang utama bagi kota Pergamus dan Efesus di Asia Kecil.
Smirna adalah satu dari sedikit kota di Asia yang bertahan terhadap serangan bangsa Turki, dan merupakan kota yang paling terakhir jatuh ketangan orang-orang Islam. Saat ini Smirna telah berganti nama menjadi Izmir, setelah ditaklukan oleh Turki pada Tahun 1922, dan semenjak 1923 Smirna secara resmi menjadi wilayah Turki, melalui perjanjian Lausanne.
Smirna adalah kota industri dibidang pewarna, mineral, sabun, dan tekstil, serta wangi-wangian. Hingga saat ini Smirna atau Izmir tetap menjadi salah satu kota pelabuhan terbesar dan industri terkemuka diwilayah barat Turki.
2. Politik, Sosial, Budaya, dan Agama
Smirna adalah salah satu kota sebagaimana banyak daerah lain, yang secara sukarela menyerahkan diri mereka dibawah kekuasaan Romawi, karena dengan menjadi wilayah atau propinsi dibawah kekuasaan Romawi mendatangkan banyak keuntungan. Keuntungan tersebut dikarenakan peperangan yang hampir tidak ada karena penyerahan secara sukarela, dibawah kekuasaan Roma, para perompak dan perampok banyak yang berhasil ditangkap, hal ini berdampak pada peningkatan perekonomian kota. Sistem hukum yang adil dan konsekuen pun diberlakukan. Meskipun banyak yang secara sukarela tunduk dibawah pemerintahan Romawi, kekawatiran terjadi konflik separatisme karena semangat kesukuan, dapat saja sewaktu-waktu muncul. Maka jalan keluar untuk mengatasinya, digunakan penyembahan kepada Dea Roma [Dewi Roma], yang konsepnya diperjelas dengan penyembahan kepada kaisar.
Pada tahun 195 SM Smirna mengalahkan lima kota yang lain dalam meraih izin untuk menjadi kota yang pertama mendirikan kuil bagi Dea Roma [Dewi Roma]. Pada tahun 26 M Smirna berhasil memperjuangkan hak untuk mendirikan sebuah kuil untuk kaisar Tiberius. Hal tersebut dapat juga sebagai salah satu bukti bahwa Smirna secara sukarela dan dengan setia menyerahkan kekuasaan mereka dibawah Roma.
Pada jaman Kaisar Domitianus, adalah sebuah kewajiban, dalam satu tahun sekali harus membakar dupa dan berkata “Kaisar adalah Tuhan”, setelah itu akan mendapatkan sertifikat, hal ini juga berlaku ketat di Smirna. Jika ada orang yang menolak, maka orang tersebut akan dianggap sebagai pengacau. Kewajiban penyembahan kepada kaisar ini bukan sebuah pengujian kerohanian warga kota Smirna, melainkan diperuntukan bagi tujuan politis, yaitu menguji kesetiaan warga kota Smirna kepada Roma. Bahkan setelah melakukan penyembahan kepada kaisar, setiap warga kota diberi kebebasan untuk menyembah dewa manapun yang sesuai dengan kebiasaan mereka.
3. Jemaat Kristus di Smirna dan Polemik yang Dihadapi
Ada banyak literature yang menyatakan bahwa kemungkinan jemaat Smirna didirikan oleh Rasul Paulus, pada perjalanan ke tiganya dalam pemberitaan Injil.
Kewajiban penyembahan terhadap Kaisar, secara langsung berdampak pada munculnya konflik kepercayaan pada orang-orang percaya atau Kristen di jaman itu. Adalah hal yang sulit dilakukan bahkan mustahil jika orang-orang percaya di kota Smirna harus menyembah dan memanggil Kaisar sebagai TUHAN sama dengan posisi Kristus. Keberatan-keberatan orang percaya di kota Smirna untuk menyembah Kaisar, menyebabkan orang-orang percaya dinilai sebagai pengacau, dan tidak tunduk kepada Kekaisaran Romawi.
Penduduk Yahudi di Smirna cukup besar dan memusuhi jemaat lokal. Mereka juga ikut memfitnah jemaat mula-mula sebagai “pengacau”. Meskipun menyebut diri atau mengaku bahwa diri mereka orang Yahudi, mereka sesungguhnya adalah Jemaah Iblis, dan bersekutu menganiaya para pengikut Kristus (Wahyu 2:9-10). Menurut prasasti abad ke dua, orang Yahudi penah menyumbang 10.000 dinar untuk proyek memperindah kota Smirna. Hal tersebut menunjukan betapa kaya-nya mereka, berbeda dengan jemat local yang miskin.
Dan permusuhan tersebut, membuat warga Yahudi juga terlibat didalam konspirasi pembunuhan Polikarpus pada hari Sabat 23 Febuari 155. Karena menolak untuk menyangkal Kristus, Polikarpus ditangkap dan diancam hukuman mati, tetapi jika dia mau menyangkal dan menyembah kaisar maka dia akan hidup. Menanggapi pilihan tersebut, Polikarpus menjawab : “delapan puluh enam tahun saya melayani Kristus, dan Ia tidak pernah bebuat salah kepada saya, bagaiman mungkin saya menghujat Raja yang telah menyelamatkan saya ?”. akhirnya gubernur kota Smirna memerintahkan supaya Polikarpus dibunuh di tiang pancang. Sejarah juga mencatat bahwa orang-orang Yahudi terkemuka yang mengumpulkan kayu bakarnya, meskipun hari sabat, mereka memikul kayu-kayu tersebut dan melanggar Taurat.
SURAT KEPADA JEMAT SMIRNA
1. Alamat yang Dituju dan Sang Pemberi Pesan
"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali:
Wahyu 2:8
Surat ini ditujukan untuk malaikat jemaat Smirna pada khususnya dan jemaat Smirna pada umumnya. Surat ini berisi pesan dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali. Pernyataan tersebut menegaskan dan mengingatkan bahwa Dia adalah Tuhan yang kekal, dan yang telah mengalahkan maut.
2. Isi Pesan
a. Dia mengetahui
Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. Wahyu 2:9
Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia mengetahui tiga hal mengenai mereka, yaitu :
• Kesusahan mereka
• Kemiskinan mereka
• Dan Fitnah yang mereka terima oleh orang-orang yang mengaku sebagai orang Yahudi
Dalam ayat 9 ini Tuhan Yesus juga menyatakan bahwa jemaat Smirna yang miskin secara ekonomi, sesungguhnya adalah orang-orang yang Kaya secara rohani di dalam pemandangan Nya.
b. Motivasi yang diberikan oleh Tuhan kepada jemaan Smirna
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Wahyu 2:10
b.1. Jangan takut
Sekalipun mengalami kesusahan dan penganiayaan yang berat, Tuhan memotivasi jemaat Smirna supaya jangan takut. Kata “akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari”, dipercaya oleh para penafsir, sebagai penggambaran, aniaya yang akan dialami oleh jemaat Smirna melalui kesepuluh Surat Keputusan kaisar Romawi pada masa kepemimpinan kaisar : Nero, Domitian, Tiberius, Trojan, Antonius, Severus, Maximum, Decius, Valerian, Diocletian
b.2. Setia sampai mati
Kesetiaan selalu diuji hingga kematian menjelang, apapun kondisi yang terjadi. Dalam terjemaahan NET, menggunakan kata “faithful even to the point of death”.
c. Janji bagi jemaat Smirna
Janji bagi jemaat Smirna yang tidak takut dan setia sampai mati adalah :
c.1. Dikaruniai mahkota kehidupan
Mahkota kehidupan diberikan kepada jemaat Smirna, yang tetap tidak takut dan setia sampai mati, ini adalah gambaran hidup berkemenangan [ayat 9]
c.2. Tidak akan menderita apa-apa
Wahyu 2:11 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua.
Ini semacam gaya bahasa didalam sastra Yunani, dimana sesuatu yang besar itu seringkali ditekankan dengan berkata “hal itu tidak kecil”. Jadi janji ini dapat diparafrasekan “mungkin jemaat Smirna akan mederita aniaya dan menderita kematian yang pertama, tetapi mereka tidak akan menderita apa-apa setelah kematian pertama tersebut, karena mereka tidak akan mengalami kematian yang kedua, bahkan mengalami hidup kekal yang penuh kebahagiaan.
Mari kita teladani sikap dan karakter jemaat SMIRNA - GBU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar