"Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." 1 Timotius 4:16
Hemeneutik dalam mempelajari Alkitab tidak lah sama dengan "ngelmu Kirotoboso" yang’ adalah ilmu ‘otak-atik-matuk’-nya orang Jawa, dimana segalanya dapat di olah dan proses [orak-atik] dan akhirnya menemukan sesuatu yang "dianggap" sesuai / tepat berdasarkan falsafah dan apa yang diyakini oleh orang Jawa [matuk].dalam segala aspek kehidupan mereka.
Contoh kirotoboso: Galam pewayangan Jawa yang ditujukan sebagai penyampai materi ajaran baik kepada penontonnya ada satu nama punakawan Petruk kalau ‘dikirotoboso’-kan berarti ‘ngempit….ruk’. Maksudnya perempuan menutupi atau menjunjung tinggi ‘mahkota kewanitaannya’. Tidak bakalan di berikan kepada sesiapa selain kepada suaminya. Apalagi kepada ‘bajing loncat’, tidak akan diberi. Wong barang ‘wadi’ (rahasia) namun ‘edi-peni’ kok( berharga ) ya di ‘kempit’, dijaga. Makanya dalam bahasa jawa istri dipanggil dengan sebutan ‘garwo’ bukan hanya bermakna ‘sigar tur dowo’ (terbelah dan memanjang) namun lebih berarti ‘sigaraning nyowo’ yang artinya bagian dari nyawa suami.
Tetapi Hermeneutik itu lebih fokus dan memiliki sasaran penelitian yang lebih luas, ita tidak bisa menyampaikan hermenutik asal-asalan sehingga arti yang sebenarnya dari pesan di dalam Alkitab menjadi bias dikarenakan distorsi budaya ataupun wadah pemahaman kita yang sudah "terkamiri" oleh teologia tradisi yang sudah kita pegang bertahun-tahun tanpa kita sadari karena lingkungan. Kita juga tidak bisa mengadopsi secara "fatalistik" cara eropa atau amerika dalam melakukan hermeneutik akan tetapi kita wajib fokus pada setiap teks, sejarah yang menjadi latar belakangnya, kepada siapa tulisan itu pertama kali ditujukan, sebab akibat yang mengikuti dari peristiwa tersebut, lokasi geografisnya, latar belakang cultural penerima pesan tersebut, gramatikalnya, etimologinya, arti kekal dari pesan tersebut, dan lain-lain; kesemuanya itu BERTUJUAN supaya kita tidak salah menyampaikan kebenaran dari setiap pesan yang ada di dalam Alkitab.
Jadi marilah kita rajin dan jangan malas dalam mempersiapkan kothbah-kothbah kita dengan sebaik mungkin,mengingat bahwa ajaran - ajaran yang kita sampaikan tidak hanya sekedar menuntun melainkan dapat mengarahkan jemaat dan diri kita kepada kehidupan yang berkenan di hadapan TUHAN serta tentu saja menjauhkan kita dari "penyesatan" sehinga akan menyelamatkan perjalanan kerohanian kita.
Selamat mempersiapkan kothbah-kothbah yang berbobot, tidak hanya untuk masa Natal ini, melainkan untuk seterusnya hingga masa tugas kita di muka Bumi ini selesai. Dan bagi jemaat - janganlah lelah memberikan masukan kepada para pemimpin untuk menjaga ajaran-ajaran mereka tetap murni dan benar - Amin. GBU all
Tidak ada komentar:
Posting Komentar