3.2.d. Mentoring dengan empati
Bagaimana membimbing atau menjadi mentor bagi orang yang mengalami kebangkrutan sehingga hutangnya banyak, hartanya habis, kehilangan pekerjaan atau hidup dalam kemiskinan?
Sebelumnya kita harus memahami apa definisi mentor itu. Mentor berasal dari kata Greeka yang memiliki arti rekan, konselor atau guru yang dapat dipercayai. Mentor biasanya terdiri dari orang yang mempunyai pengalaman dalam memberi pertolongan kepada mereka yang memerlukannya. Sedangkan “mentee” adalah individu yang menerima pertolongan. Dalam memberi arahan dan pertolongan, mentor yang berpengetahuan dan berpengalaman bertindak sebagai pembimbing, rekanan dan guru kepada mentee yang memerlukan bantuan untuk meningkatkan lagi kualitas dirinya dalam konteks pembentukan kesuksesan, pendidikan, kerohanian, kesehatan mental dan dalam hal apa saja yang berhubungan dengan aspek-aspek pembangunan diri.[7]
Jadi mentoring lebih banyak bersifat mengajar dan memberi teladan sebagai orang yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan kepada mereka yang sedang kita bina, dan di dalam kasus ini, sang mentor membutuhkan pengetahuan yang luas juda di dalam hal pendampingan kasus kebangkrutan ini, dan benar-benar memahami langkah-langkah, sebagai berikut :
Jemaat tersebut harus bertobat dari cara hidup lama
Jemaat tersebut harus bertobat dari cara hidup lama yang mengendalikan diri sendiri, orang lain, sistem pekerjaan, organisasi dll. Sebagai mana tercatat didalam ayat dibawah ini :
Beginilah firman TUHAN:"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Yeremia 17:5-8
Jemaat tersebut harus serahkan dirinya sebagai hamba Allah
Jemaat tersebut harus serahkan dirinya sebagai hamba Allah. Ia harus mulai berpikir bahwa ia kini hidup bagi Allah dan bukan bagi dirinya sendiri (Roma 6:12-14). Karenanya segala hutangnya juga harus diserahkan kepada Tuhan.
Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Roma 6:12-4
Mendorong jemaat yang bangkrut tersebut untuk Bertobat dari kebiasaan berhutang
Mendorong jemaat yang bangkrut tersebut untuk Bertobat dari kebiasaan berhutang; Apapun terjadi, jangan berhutang. Mulailah mendorong jemaat tersebut untuk berpikir bahwa Tuhan bertanggung jawab untuk semua hal yang harus dihadapi, jangan memikul beban sendiri, akui bahwa Ia memikul semua hutangnya.
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
I Kor 6: 19-20
Sarankan untuk menjadi lebih teliti dengan masalah keuangan.
Mulailah menyusun prioritas keuangan dan prioritas didalam mencicil hutang-hutang itu sedapat mungkin.
Berilah pembelajaran kepada jemaat tersebut untuk menabur dengan iman.
- Galatia 6:6-10 : Apa yang ditabur akan dituai (hukum benih), Membagi dengan orang yang memberi pengajaran.
- II Korintus 9:6 : Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga, orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga.
- Yakobus 2:14-15 : Nyatakan iman anda dalam bentuk perbuatan iman. Iman tanpa perbuatan adalah mati.
Ajar jemaat yang sedang mengalami kehidupan didalam kemiskinan dan kekurangan untuk membayar/mengembalikan perpuluhan, karena perpuluhan adalah uang/milik Tuhan. Jangan berhutang perpuluhan, karena ada berkat didalam memberi. Sebagaimana tercatat dalam ayat dibawah ini :
Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap. Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?" Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam. Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.
Maleakhi 3:6-12
- Hagai 1,2 : Tentang mengutamakan Tuhan lebih dari pada kebutuhan pribadi.
- Lukas 6:37-39 : Berilah dan kamu akan diberi. Takaran yang melimpah. Ukuran yang anda pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
- Lukas 12:32 : It is Your Father's good pleasure to give you the Kingdom. (ESV)
3.2.e. Coaching dengan empati
Coaching, adalah proses ketika jemaat mendapatkan dirinya dengan suka rela kita latih dalam hal ini kita berlaku sebagai pelatih profesional, ini adalah proses pengajaran atau pelatihan di mana seorang individu mendapat dukungan sambil belajar untuk mencapai hasil pribadi atau profesional dalam ukuran tertentu atau tujuan tertentu.
Pelatihan juga terjadi dalam hubungan informal antara satu individu yang memiliki pengalaman dan keahlian yang lebih besar daripada yang lain dan menawarkan nasihat dan bimbingan, seperti yang lain berjalan melalui proses belajar. Beberapa pelatih menggunakan gaya di mana mereka mengajukan pertanyaan dan menawarkan kesempatan yang akan menantang jemaat atau orang yang berada dalam pembinaan untuk menemukan jawaban dari dalam dia / dirinya sendiri.
Ada sebuah metode yang sering disebut sebagai "metode Sokrates" yaitu sebuah metode yang memfasilitasi peserta didik untuk menemukan jawaban dan cara-cara baru yang berbasis pada preferensi nilai-nilai dan perspektif yang unik. Dalam konteks pelayanan pastoral nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang Alkitabiah.
Pelatihan atau pembinaan ini harus dibedakan dari disiplin ilmu terapi dan konseling, karena klien pembinaan, dalam banyak kasus dianggap sehat (bukan sakit). Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk membantu mereka bergerak maju dari situasi mereka saat ini.
Seorang pelatih profesional dapat menggunakan pertanyaan, refleksi, permintaan dan diskusi untuk membantu klien mengidentifikasi pribadi dan / atau usaha dan / atau tujuan hidup mereka, serta mengembangkan rencana aksi, hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai tujuan pelatihan tersebut. Dalam proses ini Klien mengambil tindakan yang memiliki prosentase lebih banyak daripada proses mentoring, dan pelatih dapat membantu, tetapi tidak pernah mengambil kendali dalam mengarahkan klien. Sekali lagi perlu diingat bahwa pembinaan profesional tidak sama dengan konseling, terapi atau konsultasi. Ini merupakan lingkup keahlian yang berbeda dan pendekatan untuk mengubah keterampilan tambahan dan profesi. Ada beberapa para penulis yang terkenal dan saat ini telah mengembangkan program pelatihan mereka dengan metode mereka sendiri pelatih, seperti Henry Cloud dan John Townsend, atau John C. Maxwell [8]
Jadi disini perlu kita ingat bahwa perbedaan yang mendasar antar mentoring dan coaching adalah kedekatan dan keterlibatan pembinaan dengan personal yang kita bina, sedangkan mentoring lebih seperti memberi contoh didepan seperti seorang guru, sedangkan coaching bertindak seperti gambaran pelatih olah ragawan atau petinju.
3.3. Meminta Bantuan Profesional Untuk Mendampingi Kita Dalam Melayani Mereka yang Mengalami Kebangkrutan.
Bagaimana jika kita sebagai pelayan Pastoral memiliki keterbatasan pengetahuan akan pelayanan bagi meeka yang bangkrut ? Jawabannya adalah : “jangan malu dan enggan untuk meminta bantuan mereka yang lebih berpengalaman dan ahli dibidang pelatihan bagi pemulihan kondisi mereka yang menderita kebangkrutan, yang sedang kita layani.
Dalam banyak kasus anda tidak boleh bermain jadi “si maha tahu segalanya” ketika anda pelayanan Pastoral, terutama pelayanan bagi mereka yang mengalami kejatuhan ekonomi hingga bangkrut. Anda mungkin membutuhkan pakar bidang management krisis atau manajemen keuangan. Akan tetapi hal tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- harus seijin dan sepengetahuan mereka yang sedang kita layani atau konsele
- harus telah anda pastikan, bahwa anda dan calon partner anda memiliki perjanjian dengan anda supaya dapat memegang rahasia
- harus yakin bahwa mereka yang akan anda jadikan partner adalah pribadi-pribadi yang telah lahir baru dan memiliki empati.
- Lakukan secara bertahap dan terkoordinasi
Bab IV
Kesimpulan
Melayani Pastoral bagi mereka yang sedang jatuh perekonomiannya hingga kedalam keadaan bangkrut, sangat membutuhkan usaha yang “ekstra ordinary”. Kehadiran anda diawal-awal pertemuan harus kuat terasa didalam kehidupan mereka, mereka tidak boleh merasa diabaikan, bahkan dengan alas an karena keadaan mereka yang menjadi miskin dan penuh dengan hutang.
Anda harus berani memberi teladan secara Alkitabiah dalam langkah-langkah yang dapat membebaskan jemaat tersebut dari keterikatan dengan kemiskinan, salah satunya adalah tetap memberi sekalipun dalam kondisi yang sulit.
Jika anda tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman dalam hal teknis penyelesaian masalah keuangan mereka, misalnya dalam bidang manajemen keuangan dan manajemen krisis dalam penyelesaian kasus hutang piutang, maka anda wajib meminta bantuan mereka yang ahli dibidangnya, dengan persyaratan yang ketat dalam nilai-nilai etika dan konseling Kristen serta atas sepengetahuan jemaat yang anda layani tersebut.
Daftar Pustaka
- http://id.wikipedia.org/wiki/Teologi_pastoral
- http://alfianpalarministries.wordpress.com/2009/10/01/jenis-jenis-pelayanan-pastoral/
- Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta: STII, Revisi 2012), hlm. 17-18
- http://web.usm.my/mentor/definisi.asp?lang=bm
- http://en.wikipedia.org/wiki/Coaching
footnote
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Teologi_pastoral
[2] Ibid 1
[3] http://alfianpalarministries.wordpress.com/2009/10/01/jenis-jenis-pelayanan-pastoral/
[4] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta: STII, Revisi 2012), hlm. 17.
[5] Cynthia J. Reed. Diktat Konseling Kristen (Yogyakarta: STII, Revisi 2012), hlm. 18.
[6] Ibid 4
[7] http://web.usm.my/mentor/definisi.asp?lang=bm
[8] http://en.wikipedia.org/wiki/Coaching
Tidak ada komentar:
Posting Komentar