Belajar berproses dan berdoa yang efektif/mujarab dari seorang Yabes
Oleh: Ev. Sonny Cornelly Sitanggang, MTh
Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: "Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan."
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
1 Tawarikh 4:9-10 (TB)
Pendahuluaan
“Tuhan aku bosan dengan kemiskinan, buat aku menjadi melimpah dan berbagi kebahagiaan dengan sesamaku.” Demikian kira-kira ringkasan kontempelasi saya sekitar sepuluh tahun yang lalu. Ya ..... saya membutuhkan sebuah perubahan dan saya harus berubah ! – saya harus membalikan keadaan saya yang penuh penderitaan dan berubah menjadi si bahagia yang berbagi kehidupan dan suka cita dengan sesama.
Heraclitus, seorang filsuf Yunani, mengatakan sesuatu pemikiran yang terkenal mengenai perubahan-perubahan di alam semesta. Menurut Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau permanen. Tidak ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada di dalam proses menjadi. Ia terkenal dengan ucapannya panta rhei kai uden menei yang berarti, "semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap." Hal senada pernah pula dinyatakan oleh Sir Winston Churchill, there is nothing wrong with change, if it is in the right direction.
Perubahan dalam hidup untuk menjadi lebih baik atau bergerak dari kegelapan menjadi terang adalah sebuah keniscayaan. 1 Petrus 2:9 menuliskan: Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: Sehingga dapat kita katakan perubahan adalah sebuah realita kehidupan seluruh ciptaan termasuk umat manusia.
Akan tetapi perubahan-perubahan untuk menjadi lebih baik, yang juga menunjukan serta menyetujui adanya sebuah proses demi proses bertahap dan menekankan pemantapan pijakan kita tahap demi tahap mengalami distorsi bahkan perubahan kualitas ketika pemikiran dan langkah untuk mencapai atau bergerak kepada sesuatu secara instant mulai merusak esensi dan harmonisasi perubahan dalam kehidupan umat manusia dan alam semesta.
Budaya Buruk: Instant
Salah satu pola kehidupan yang merusak pada jaman post modernism adalah budaya instant yang merubah kebiasaan-kebiasaan hidup yang seharusnya melalui sebuah proses. Dari makanan hingga karir-pun memiliki alternatif instant dan sudah menjadi hal yang biasa bahkan dikejar pada jaman ini.
Termasuk kehidupan kerohanian-pun menjadi ikut terkamiri atau terkontaminasi dengan pola instant ini, pelayanan dan pelayan yang instant, pemuridan yang instant, ibadah yang instant bahkan yang fenomenal dan dicari-cari banyak orang adalah pola doa dan jawaban-nya yang instant !, jemaat yang rindu akan pembalikan keadaan dalam kehidupannya, dari susah menjadi senang dari miskin menjadi diperkaya, dari sakit-sakitan menjadi sehat disesatkan dengan iming-iming, jika membaca doa ini terus menerus atau dengan menempelkan tulisannya didinding bahkan merekamnya lalu mendengarkannya setiap waktu maka akan ada perubahan yang instant.
Doa Yabes adalah salah satu doa pembalikan keadaan hidup yang diajarkan dengan terkontaminasi oleh pola instant tersebut. Jemaat tidak diajarkan untuk memahami secara mendasar mengenai makna mendalam dari doa ini. Sebagaimana anda memahami PIN sebuah kartu ATM akan tetapi proses sistem ATM yang anda kerjakan salah maka hasilnya jauh dari yang anda harapkan. Contoh : anda mau mengambil tetapi memilih transfer maka hasil yang anda inginkan tidak akan pernah anda dapatkan. Untuk menghindari kesalah pahaman karena pola hidup instant yang emosional dan membangkit-bangkit ini maka ijinkan saya berbagi mengenai kesejatian doa Yabes ini.
Siapa Yabes
Sedikit yang diketahui tentang Yabes, selain dia adalah keturunan Yehuda dari cabang lain, dia adalah seorang yang terhormat diantara saudara-saudaranya, dan ibunya menamainya "Yabes" (yang berarti "sedih" atau "pembuat kesedihan") karena proses kelahirannya yang menyakitkan.
Dalam doanya, Yabes berseru kepada Tuhan untuk perlindungan dan berkat, "si manusia kesedihan," meminta kepada Tuhan untuk menjauhkannya dari kesedihan yang menjadi stigma hidupnya, dan membalikan keadaan kehidupannya melawan arti namanya tersebut.
Etimologi nama Yabes
Nama Yabes tidak diketahui asal usulnya dan tidak diketahui apa yang memotivasi ibu Yabes mengenai arti dan makna nama anaknya tersebut. Kamus Teologi BDB bahkan menyatakan keseluruhan akar untuk nama ini (עבץ), tanpa arti yang diketahui, tidak ada serumpun, dan tidak ada turunan lainnya selain nama Yabes.
Namun, kata yang digunakan ibu Yabes untuk mengatakan bahwa dia membuatnya kesakitan berasal dari kata kerja עצב ('asab). Perhatikan bahwa kata kerja ini memiliki huruf yang sama dengan nama Yabes, dan itu mungkin bukan kebetulan. Terkadang terjadi bahwa dalam huruf-huruf tertentu sengaja ditukar (ini disebut metatesis), tapi apa arti sastra ini mungkin tidak jelas meskipun ada beberapa teori yang menarik, mungkin secara biblikal kita tidak akan pernah tahu mengapa ibu Yabes beralih ke metatesis dalam menamai anaknya.
Akan tetapi jika kita merujuk pada tradisi orang-orang Ibrani masa lampau, maka kita akan menemukan betapa ibu Yabes adalah seorang wanita yang beriman. 1. Metatesis yang dia lakukan menggambarkan bagaimana sang ibu berupaya menjauhkan kutukan penderitaan dan kesakitan dari kehidupan Yabes. Cambridge Bible Commentary mengatakan: The man with the ill-omened name staved off ill-fortune by his prayer. Jabez = “He bringeth sorrow.” (manusia yang membawa tanda khusus kesakitan – manusia pembawa penderitaan), pada poin ini kita seharusnya sudah mengerti figurasi atau tipologi siapakah sebenarnya Yabes ini. 2. Dari buah kehidupan Yabes yang mempercayakan kehidupannya kepada TUHAN Allah Israel, maka sang ibu mewujudkan metatesisnya dengan mendidik dan membimbing Yabes untuk takut akan TUHAN.
Kepribadian Yabes
Yabes lebih dimuliakan dari pada saudara-saudaranya;
Di dalam beberapa terjrmahan lain, digunakan kalimat sebagai berikut: “Dan Yabes lebih terhormat dari saudara-saudaranya ...... "
Hal pertama yang dicatat bahwa Yabes adalah orang terhormat. Betapa pentingnya mengangkat tangan yang suci di tempat kudus, sebab Tuhan berkenan menjawab doa orang-orang yang setia kepada-Nya. Hal itu sangat menonjol dalam kasus Tuhan kita Yesus Kristus. Saya berpikir tidak ada manusia fana yang bisa mengatakan apa yang Dia katakan, "Saya tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku" (Yohanes 11:42). Tidak pernah ada dicatat: ketika doa Tuhan Yesus tidak pernah dijawab, doa-doa Yesus selalu didengar dan dijawab, ini akibat kepribadian yang dibangun melalui persekutuan konstan dengan Allah dan Bapa-Nya, Dia senantiasa menyadari kehendak dan tujuan Allah.
Bagaimana Doa Jabez
Alamat Doa
Yabes berseru kepada Allah Israel
Pertama, kita tidak dapat membahas doa Yabes tanpa berhenti sejenak untuk mengamati alamat doa atau kepada siapa Yabes menyampaikan permohonannya tersebut. Tidak disebutkan bahwa Yabes hanya memanggil Allah saja, tetapi pada "Allah Israel". Ada hal yang penting diperhatikan, nama yang disebut tersebut sama dengan Kejadian 33:20 versi FAYH mencatat: Di situ ia membangun sebuah mezbah dan menamainya El-Elohe-Israel, mezbah ‘Allah, yaitu Allah Israel’. Kedua, Yabes tidak berdoa dengan ilah-ilah dari bangsa-bangsa disekitarnya, ini membuktikan keberhasilan sang ibu dalam mendidik dan mengarahkan kehidupan anaknya untuk takut akan TUHAN.
Pokok Doa
Ada empat pokok yang menjadi urgensi kehidupan Yabes, yaitu:
1) Berkat yang bersumber dari Tuhan.
Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah
Yabes mengakui bahwa Allah Israel adalah sumber segala berkat, dan dia meminta Tuhan untuk anugerah-Nya. Tidak diragukan lagi, permintaan ini didasarkan, setidaknya sebagian, atas janji Allah untuk berkat kepada Abraham dan keturunannya (Kejadian 22:17).
maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
Kejadian 22:17(TB)
Bandingkan dengan pernyataan Yesus, Dia juga menyatakan maksud kedatangannya guna mewujudkan: “... Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Yohanes 10:10, bagi orang yang percaya kepadaNya.
2) Perluasan Wilayah: eksistensi dan pelipatgandaan.
dan memperluas daerahku
Tanah dalam tradisi Perjanjian Lama (PL) merupakan sesuatu yang penting, karena makna di dalamnya yang menandakan akan janji dan sejarah penyelamatan Allah kepada umat yang telah dipilihnya (Israel). Dalam PL kata tanah disebut sebagai אֶרֶץ (eretz) yang berarti ‘bumi’ atau ‘negeri’. Kata ‘eretz’ tersebut, mengungkapkan nilai tanah yang bersumber pada pengalaman manusia yang nyata, yakni tanah sebagai suatu lingkungan hidup yang menghidupkan. Oleh karena itu, bagi bangsa Israel tanah bukanlah sebuah benda berharga, dilihat dari segi ekonomisnya, tetapi lebih dari itu. Maka, hingga saat ini tanah merupakan sesuatu yang harus dijaga dan dipelihara kelangsungannya, karena itu berkaitan dengan masalah eksistensi Israel sebagai umat Allah. Oleh karena itu, ketika Yabes berdoa meminta perluasan daerah, dia sangat jauh dari keserakahan hati, melainkan permintaan dia kepada Allah Israel adalah untuk sebuah eksistensi dan terpeliharanya kaum keluarga dan bangsanya.
Perluasan daerah juga bicara mengenai pelipat gandaan yang terus menerus, bukan untuk sekedar memperoleh sesuatu yang luas, akan tetapi perluasan dari hal-hal yang baik yang akan TUHAN berikan kepada Yabes, baik keluarga, budaya keluarga, agama, dan lain-lain. Konteksnya sangat berhubungan erat dengan mendorong keluar bahkan menghabisi hal-hal yang jahat dari tanah Kanaan, tanah Perjanjian yang dijanjikan bagi keturunan Abraham. Sungguh Yabes berdoa untuk sebuah kemenangan dan kemakmuran dalam semua lini kehidupannya dan sebagai bukti bahwa hidupnya mengalami perubahan akan ditandai dengan bertambahnya kualitas dan kuantitas yang dia miliki.
3) Kehadiran Tuhan Dalam Hidupnya.
dan kiranya tangan-Mu menyertai aku
Yabes menyadari bahwa tanpa TUHAN, kehidupannya tidak akan pernah terlepas dari situasi kehidupannya yang penuh dengan penderitaan. Yabes membutuhkan TUHAN !, karena penyertaan TUHAN berbicara mengenai keberpihakan TUHAN dalam kehidupan Yabes. Dalam konsep Perjanjian Baru adalah "..., dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" — yang berarti: Allah menyertai kita (Matius 1:23).
4) Kemerdekaan.
dan melindungi aku dari pada malapetaka
Yesus mengajar murid-muridNya untuk berdoa dengan cara ini: "Bapa di surga. . . Melepaskan kami dari yang jahat "(Matius 6: 9, 13). Yabes menatap Tuhan dengan percaya diri sebagai pembelanya.
Motivasi Doa Yabes
sehingga kesakitan tidak menimpa aku!
Tujuan Yabes dalam doanya adalah untuk hidup bebas dari kesedihan, penderitaan yang berhubungan dengan kondisi kehidupannya dan hal terakhir yang kita baca tentang dia adalah bahwa Tuhan mendengar dan menjawab doanya. Seperti doa Salomo yang rendah hati untuk hikmat (1 Raja-raja 3: 5-14), doa Yabes untuk diberkati mendapatkan jawaban. Keberhasilan Yabes dinikmati melebihi kesedihan awal hidupnya. Doa Yabes mengalahkan nama Yabes itu sendiri dan membalikan keadaan, bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk semua orang yang ada disekitarnya.
Aplikasi
Doa Yabes bukanlah sebuah mantra doa yang menghasilkan jawaban doa yang instant pula, dalam hal ini doanYabes merupakan paket utuh yang tidak dapat dipisahkan antara pokok doa dan pribadi Yabes yang berdoa.
Ikuti keteladanan Yabes yang memiliki kepribadian terhormat, mulia dan tidak egois. Dia tidak meminta segala sesuatu bagi dirinya sendiri, melainkan lebihnbagi orang lain, yaitu kaum keluarga dan bangsanya.
Empat pokok doa Yabes merupakan pola doa yang baik, yang sangat dekat dengan kebutuhan mendasar manusia, yaitu:
1.berkat yang bersumber dari TUHAN
2.eksistensi dan pelipat gandaan umat pilihan TUHAN
3.penyertaan dan keberpihakan TUHAN
4.kemerdekaan sejati yaitu: lepas dari yang jahat.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar