LUKAS 15:11-24
Semua orang mengenal kisah anak yang hilang "the prodigal son", si bungsu yang kurang ajar dan gagal kehidupannya lalu dengan "luluh lantak" datang kembali kepada bapanya, ketika menyadari kondisinya yang mengenaskan tersebut.
Ini sebuah kothbah dari kisah pembalikan keadaan kehidupan manusia berdosa dan lemah, menjadi manusia baru di dalam Tuhan Yesus Kristus. Dan marilah kita melihat poin-poin berkat yang ada di dalamnya.
Antusiasme Bapa
Lukas 15:20 merupakan fakta biblikal bahwa ada antusiasme / kegembiraan yang meluap-luap di hati sang Ayah. Ayahnya melihat dari jauh, berlari memeluk dan menciumi anaknya yang diyakini berhari-hari tidak mandi bau, dekil dan sangat mungkin banyak tidak dikenali oleh sanak keluarga besarnya di wilayah kekuasaan sang Ayah. Dalam beberapa "bible commentary", juga dicatatkan sang bapak berkata dengan bersemangat dan penuh tenaga "Bawalah...." - cepat bawalah kepadaku - dengan nada mendesak dan bersemangat ! Wow Halleluya !
Ilustr: sebagai seorang ayah saya pernah merasakan antusias seperti dalam kisah ini walau dalam skala kecil saudara2, dimana ketika anak kami Grace masih dibawah tiga tahunan, bisa pulang kembali kerumah, setelah diselamatkan oleh alm. tetangga kami yang memergoki Grace dibawa oleh orang asing dan merebut Grace dari tangan orang itu dan dipulangkan kepada kami, perasaan lega, gembira, haru campur aduk.
Jubah
"...jubah terbaik atau Keluarkan pakaian utama itu !," (την στολην την πρωτην), ini adalah pakaian / jubah yang dipersiapkan oleh kepala keluarga yang mampu dan kaya raya, khusus untuk digunakan hanya pada hari-hari istimewa, seperti: menyambut kelahiran anak atau hari-hari raya. Peristiwa tersebut memiliki "pararelisasi" dengan Kejadian 27:15 ketika Ribka mengambil jubah yang "the best" milik Esau, dan dia pakaikan pada Yakub.
Cicin
Pada jaman kuno, memberikan cincin merupakan sebuah tradisi yang memiliki makna: tanda kehormatan dan pengakuan terhadap martabat seseorang. Lihat Kejadian 41:42; 1 Raja-raja 21: 8; Ester 8: 2; Daniel 6:17; Yakobus 2: 2.
Sepatu
Sepatu ? Kenapa bukan sandal ? - sandal dalam tradisi Yahudi bukan untuk perayaan, dan sendal hanya dipakai oleh seorang hamba dan bertelanjang kaki adalah bagi budak (baca: Lukas 15:18-19 - motivasi anak bungsu kembali), dan pada jaman dahulu ada tradisi yang terkenal, dimana mereka yang mengalami kekalahan dalam perang atau ditundukan oleh lawannya akan dipaksa melepas sepatunya serta ditelanjangi sebagai usaha untuk mempermalukan (baca: Yesaya 20: 1-4); Dan ketika mereka dikembalikan kebebasannya / dianugerahi kebebasan serta maertabatnya dipulihkan, mereka boleh lagi menggunakan sepatu (Baca: 2 Tawarikh 28:15). Di hampir seluruh kawasan Asia misalnya India, terutama di wilayah Bengal, sepatu dengan kualitas yang unggul menjadikan salah satu bagian dalam tradisi berpakaian guna pembedaan status sosial seseorang.
Anak Lembu Tambun
Lukas 15:23 menggunakan "anak lembu tambun" (penuh dengan lemak yang wangi jika di bakar) ini adalah anak lembu yang secara sengaja telah digemukkan untuk tujuan beberapa pesta pada hari-hari istimewa. Dan kata "sembelilhlah" yang digunakan adalah kata teknis untuk membunuh binatang guna tujuan korban persembahan. Anak lembu yang gemuk tersebut digunakan untuk mewakili si bungsu "anak yang hilang" itu, dimana pada pesta perayaan tersebut sukacita penyambutan dan pemulihan janji serta hak-hak diberikan kembali, dengan disaksikan banyak tamu undangan.
Note: Bapa gereja kita Irenaeus mengatakan bahwa ada karakteristik khusus dari Injil Lukas, yaitu tekanan pada aspek imamat yang adalah pekerjaan dan pelayanan Tuhan kita Yesus Kristus.
Saudara-saudara ketika saya menyusun artikel pendek ini, dalam kilatan yang cepat Roh Kudus memberikan pesan yang kuat dan ketika saya cari referensi biblikalnya guna melandasi pesan Roh Kudus tersebut ternyata ada di dalam:
Lukas 15:7 (TB) Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan."
Selanjutnya hanya air mata haru saya yang keluar, karena saya diijinkan merasakan "antusiasme Tuhan" atas manusia berdosa yang bertobat dan kembali kepadaNya.
Semoga menjadi berkat. Amin
Sonny
Ki Juru Pangon Jiwo GKKI Purwokerto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar