Konsep Allah [draft]
bagian 1: pendahuluan
Oleh:
Sonny C S, MTh
Ibrani
11:6
Tetapi
tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa
berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah
memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Apa
yang timbul di dalam pikiran kita pada waktu kita memikirkan tentang Allah
merupakan hal yang paling penting bagi kita. Sejarah manusia mungkin dapat
menunjukan bahwa suatu umat tidak dapat bangkit lebih tinggi daripada agamanya,
dan sejarah kerohanian manusia dengan jelas memperlihatkan bahwa tidak ada
agama yang lebih besar daripada gagasannya tentang Allah. (AW.
Tozer; Mengenal Yang Maha Kudus, hal 8)
Apa
yang menjadi gagasan kita tentang Allah yang kita percayai, akan secara
perlahan dan pasti dapat merubah kehidupan kita. Mazmur 115:4-8 menjelaskan
dengan seksama, bagaimana manusia bisa menjadi sama seperti dalam kualitas
kehidupannya sesuai dengan konsep yang dia bangun mengenai Allah.
1 Bukan kepada
kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan,
oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu! 2 Mengapa bangsa-bangsa akan berkata:
"Di mana Allah mereka?" 3 Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang
dikehendaki-Nya! 4 Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan
manusia, 5 mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata,
tetapi tidak dapat melihat, 6 mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar,
mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, 7 mempunyai tangan, tetapi tidak
dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat
memberi suara dengan kerongkongannya. 8 Seperti itulah jadinya orang-orang yang
membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya. Mazmur 115:1 – 8
Kata
“seperti itulah” di dalam bahasa aslinya menggunakan kata “kamaow” yang
memiliki definisi “according to” menurut, sesuai, sama, dengan sesuatu dan
berlangsung secara bertahap dan terus menerus serta tergantung kualitas
kedekatan hubungan [sesembahan dan si penyembah] tersebut terjalin, dalam hal
ini kita dapat melihat bahwa kualitas kerohanian seseorang memiliki korelasi
dengan konsep Allah yang mereka sembah, sehingga apakah ibadat mereka memiliki nilai-nilai yang
mulia atau rendah bergantung pada tinggi rendahnya pandangan mereka mengenai konsep
Allah yang dianut oleh mereka dalam beribadat.
Melihat pentingnya pemahaman yang
benar akan konsep Allah, maka gereja secara korporat maupun individu,mengambil
langkah-langkah antisipasi berdasarkan tuntunan Roh Kudus dan dalam terang
Firman Tuhan, untuk membangun konsep tentang Allah yang benar dalam kehidupan
umat Kristen di segala jaman. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Efesus
memberikan sebuah data-data, bagaimana Roh Kudus bekerja sedemikian rupa untuk
terpenuhinya pembangunan konsep yang benar tentang Allah yang orang kristen
harus sembah.
11 Dan Ialah
yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita
Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 12 untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 13
sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar
tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai
dengan kepenuhan Kristus, 14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, 15 tetapi dengan teguh
berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke
arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. 16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh,
--yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya,
sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan
membangun dirinya dalam kasih. Efesus 4:11 – 16
Roh
Kudus memberikan kepada kita beberapa fasilitas yang dapat digunakan berupa
pribadi-pribadi dalam komunitas tubuh Kristus, yang dibangkitkan TUHAN melalui
pencurahan Roh Kudus untuk memiliki karunia jawatan. Dalam kepemimpinan gereja
dimasa modern ini seharusnya istilah-istilah dalam Ef 4:11 ini tidak boleh
bergeser baik dalam segi arti maupun fungsi.
Kita
harus memahami bersama bahwa kepemimpinan di dalam gereja adalah Theokrasi,
dimana Allah memimpin melalui orang-orang pilihannya yang Dia angkat dengan
perlengkapan karunia-karunia khusus tersebut untuk memimpin secara bersama-sama,
kita tidak boleh mematahkan kebenaran Firman Tuhan ini hanya alasan dogmatika,
modernisasi, apalagi akulturasi. Tujuan Roh Kudus memberikan kelima jawatan
diatas untuk: memperlengkapi orang-orang kudus, supaya dapat melayani dan
membangun tubuh Kristus, hinga puncaknya adalah: “mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus”. Dalam hal ini orang-orang
kudus telah menjadi manusia yang kuat secara rohani dan tidak mudah disesatkan
dan dipecah belah (Ef 4:12 – 16).
To
be continue …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar