UNDANGAN BAGI JIWA YANG GELISAH 2
Matius 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Pada bagian pertama kita membahas ayat 28 mengenai undangan yg terbuka bagi siapa saja yg mengalami letih lesu & berbeban berat atau menderita kegelisahan dlm jiwanya. Pada bagian kedua ini kita akan membahas dua proses yg hrs dilalui oleh siapa saja yg menerima undangan tersebut.
DUA PROSES YANG MENGGUBAH JIWA
1. Pikullah
(Yun. V. airo: kelas kata kerja yg menunjukan tindakan seseorang untuk: memikul).
Pada proses yg pertama ini, kita harus memikul "kuk" (Yun zugos. Root: zeugnumi: to join/bergabung terutama dengan di ikatkan pada sebuah blandar kayu yg diikatkan dengan tali2 kuat serta di hubungkan pd tali kekang untuk mengendalikan supaya terjadi keseragaman langkah)
Langkah ini membutuhkan kerendahan hati, penyangkalan diri untuk mau memikulnya, krn dlm proses menyeimbangkan, mengarahkan langkah hidup manusia agar sesuai dengan kehendak dan hukum Tuhan ini adalah sebuah proses yg penuh dengan kedisiplinan, tarikan kuat, benturan keras anatara dua kehendak, dll. Sebuah proses yg tidak ringan akan tetapi harus dilalui dan bertahan di dalam proses ini.
Ilustrasi:
Bagaimana kelebihan dari sebuah "kuk/yoke" yang membuat pengendalian dan pengaturan kawanan lembu itu menjadi mudah terdapatnpada 1 Raja 19:19, dimana seorang diri Elisa mengandalikan 12 pasang atau 24 ekor lembu, guna membajak ladangnya. Saya belum pernah melihat hal spt ini di Indonesia selama saya hidup bahkan sampai saat ini belum pernah.
2. Belajarlah.
(Yun. V. manthano: to learn, to understand, sebagaimana orang yg belajar di sekolah rabi)
Proses yg kedua ini dapat kita lihat dari gambaran pola belajar para rabi. Rasul Paulus memberi tahu orang banyak di Yerusalem bahwa ia dididik di kaki Gamaliel. Menurut Profesor Dov Zlotnick dari Seminari Teologi Yahudi di Amerika Serikat menulis, "Keseksamaan dari hukum lisan, jadi keterandalan hukum tersebut, hampir seluruhnya bergantung pada hubungan antara guru dan murid: perhatian yang diberikan oleh sang guru dalam mengajarkan hukum dan kesungguhan dari murid untuk mempelajarinya. . . . Oleh karena itu, murid-murid didesak untuk duduk di kaki para cendekiawan tersebut . . . 'dan dengan rasa dahaga meminum kata-katanya'" (Avot 1:4).
Dalam bukunya A History of the Jewish People in the Time of Jesus Christ, Emil Schürer menjelaskan metode-metode pengajaran para rabi pengajar pada abad pertama. Ia menulis, "Rabi-rabi yang lebih terkenal sering kali mengumpulkan di sekitar mereka sejumlah besar pria muda yang berhasrat untuk diajar, dengan tujuan membuat mereka mengenal dengan saksama 'hukum lisan' yang begitu beraneka ragam dan banyak jumlahnya, yaitu 613 mitzvot dengan 248 perintah untuk mengerjakan dan 365 perintah larangan. Pengajaran tersebut terdiri dari pelatihan daya ingat secara terus-menerus tanpa kenal lelah. . . . Sang guru mengajukan beberapa pertanyaan tentang hukum kepada murid-muridnya yang keputusannya harus mereka ambil dan membiarkan mereka memberi jawaban atau ia yang menjawabnya sendiri. Murid-murid juga diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan kepada sang guru".
Dari sudut pandangan para rabi, apa yang dipertaruhkan murid-murid itu jauh lebih penting daripada sekadar menerima suatu tanda lulus. Mereka yang belajar di bawah bimbingan para guru demikian diberi peringatan, "Siapa saja yang melupakan satu hal dari apa yang telah ia pelajari—menurut Tulisan-Tulisan Kudus, itu adalah soal hidup atau mati". (Avot 3:8) Pujian terbesar dianugerahkan ke atas siswa yang seperti "sebuah sumur yang diplester, yang tidak kehilangan setetes air pun". (Avot 2:8) Jenis pelatihan demikianlah yang diterima Paulus, yang pada waktu itu dikenal dengan nama Ibraninya, Saulus, dari Gamaliel
Kedua proses di atas di hubungkan dengan kata "kai" yg dlm bahasa Indonesianya diterjemahkan dengan kata "dan", yg memiliki ide kumulatif. Sehingga kita dpt menarik sebuah pandangan bahwa kedua proses diatas harus dilakukan kedua-duanya tanpa dapat di tawar.
GURU YANG MEMBERI STANDAR DENGAN KETELADANAN
Mungkin dr anda sudah ada yg bersiap2 untuk kabur dan meninggalkan proses ini, atau mungkin dr anda sudah ada yg berencana menjauhi proses ini. "Hold on" kisah dr pengajaran ini belum selesai !, anda hrs bertemu dengan tokoh utama penggagas ide ini dan pelaksananya, yaitu "Yesus Kristus". Dia guru yg digambarkan lemah lembut dan rendah hati.
Pernyataan tersebut mengandung arti keteladanan seorang pengajar dan standar karakter dlm belajar yg harus di capai oleh seorang murid. Lukas 6:40 menyatakan: "Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya."
Anda tidak akan bertemu dengan guru yg "killer", suka menjebak dan menghukum, tidak memiliki perasaan, memperbudak, dll. Sebagaimana gambaran hidup anda dibawah kuk perbudakan dosa. Anda akan belajar dr guru yg memiliki keteladanan bg anda dalam kelemah lembutan dan kerendahan hati. Dan kedua sikap hidup tersebut juga merupakan kunci sukses anda dlm menjalani proses hidup ini.
RESULT
Hasil dari respon kita untuk mau menjalani proses ini adalah ketenangan jiwa.
Ini adalah ketenangan jiwa yg sejati, ketenangan jiwa yg disebabkan oleh kehidupan anda yg menundukan diri pada Firman Tuhan. Ketenangan jiwa krn hidup baru yg jauh dr dikejar-kejar oleh tuntutan dan murka Allah. Ketenangan jiwa krn memahami adanya jaminan-jaminan Tuhan dlm hidup anda. Ketenangan jiwa krn realitas kemerdekaan jiwa anda yg ajaib itu anda rasakan dan hidupi.
Yohanes 8:31-32
31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
TANTANGAN
Jika jiwa anda gelisah, penuh sesak dengan banyak ketakutan dan kekuatiran, mari kita meresponi undangan Sang Penebus dan Mengikuti proses yg Dia tawarkan supaya jiwa anda beroleh ketenangan karena kemerdekaan sejati yg terjadi dlm seluruh aspek hidup anda.
Yohanes 8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar