Jumat, 31 Agustus 2012

TEOLOGI INJIL MARKUS DALAM TOPIK “ANAK MANUSIA”


Oleh :
Sonny CornellySitanggang
No. Mhs : 20110182
Prog M.Th – 1



Tugasini
Diserahkankepada
Bapak.Pdt. PetrusMaryono, Ph.D
Sebagai bagian dari tugas Mata Kuliah Teologi PerjanjianBaru


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI INDONESIA
YOGYAKARTA
Juni 2012


BAB I
Pendahuluan

Injil Markus, bersama-sama dengan Injil Matius dan Injil Lukas seringkali disebut sebagai Injil Sinoptik, injil Markus dipercaya ditulis antara tahun 64-67. Menurut tulisan Agustinus dari Hippo, gereja mula-mula berpendapat bahwa Injil ini ditulis setelah Matius menulis Injil Matius, namun sejumlah sejarawan modern berpendapat bahwa Injil Markus merupakan Injil yang paling awal ditulis, dan kedua Injil Sinoptik lainnya menggunakan Injil Markus sebagai sumber mereka.[1]
Bagi Markus, "Anak Allah" hanya dapat dipahami dalam terang judul yang lain, "Anak Manusia." Meskipun, seperti Perrin dan lain-lain telah menunjukkan, Yesus tidak mungkin benar-benar telah menggunakan istilah ini dalam referensi untuk dirinya sendiri, "Anak Manusia" muncul dalam Injil Markus dalam kata-kata Yesus, yang menggunakannya sebagai sebutan diri. Selanjutnya, Yesus tampaknya menggunakan gelar ini secara khusus sebagai koreksi terhadap pemahaman, umum yang salah tentang "Anak Allah." Misalnya, dalam Markus 8:27-38, jawaban Yesus untuk pengakuan Petrus tentang Dia sebagai Mesias adalah bahwa Anak Manusia harus menderita. Demikian pula, sementara jawaban Yesus atas pertanyaan Imam Besar, "Apakah Engkau Mesias, anak dari Yang Terpuji?" adalah "aku," ia langsung memenuhi syarat respon bahwa dengan menambahkan, "Dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk pada sebelah kanan Allah ...." [2]
Penekanan utama Injil Markus akan Yesus adalah gambaran Kristus sebagai Hamba yang datang untuk melayani dan memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang (Mark 10:45). Tujuan Markus adalah untuk menyajikan pada pembacanya orang-orang Romawi dengan dinamika Anak Manusia sebagai Hamba. Dengan demikian mendorong orang untuk beriman kepada-Nya. [3]
  
Bab II
Latar Belakang Masalah

Anak Manusia adalah sebutan bagi Yesus Kristus, seringkali Yesus Kristus memakai istilah ini sebagai ganti kata diri-Nya : Istilah "Anak Manusia" menekankan aspek kemanusiaan Yesus Kristus, meskipun tidak menutup kemungkinan sisi lain yaitu aspek keilahian, namun aspek keilahian ini lebih sering ditonjolkan dengan istilah "Anak Allah". Yesus Kristus adalah Allah, sekaligus sebagai manusia. Ini adalah topik yang dapat dikatakan cukup menonjol didalam Injil Markus.
Apa arti ungkapan tersebut tidaklah mudah ditentukan. Itu bukan suatu ungkapan yang biasa dalam bahasa Yunani, melainkan suatu terjemahan harfiah dari kata bahasa Aram Bar-nasha, yang biasanya berarti “manusia”. Akan tetapi menurut para ahli, istilah Anak Manusia berasal dari kisah Daniel 7; disitu “seorang seperti anak manusia”datang dengan awan-awan dari langit, “datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa kehadapan-Nya.” Kepada tokoh penting ini diberikan “kekuasaan dan kemuliaan, dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” (Daniel 7:13-14). Disini Anak manusia mempunyai hubungan yang erat dengan Allah, dan kekuasaannya atas umat manusia tak dapat diragukan. Tidak ada cukup fakta untuk memandang tokoh ini sebagai Mesias, dan fakta yang adapun masih diperdebatkan. Tampaknya Yesus memakai ungkapan tersebut untuk menunjukkan aspek-aspek tertentu dari karya, yang untuk melakukannya Ia datang ke dunia. Saya sudah meneliti istilah tersebut ditempat lain dan kiraya bermanfaat kalau saya menyebutnya kembali kesimpulan saya ini : “Kalau begitu mengapa Yesus memakai istilah ini ? Kita dapat menjawabnya demikian : pertama-tama karena istilah itu jarang dipakai orang dan tidak mengacu pada suatu bangsa. Istilah tersebut tidak akan menimbulkan kesulitan politis. Umum akan … menafsirkannya sesuai dengan apa yang sudah mereka pahami tentang Yesus, dan tidak lebih dari itu. Kedua,karena istilah tersebut mengandung konotasi ilahi. J. P. Hickinbotham bahkan berkata demikian, ‘Anak Manusia lebih merupakan gelar ilahi daripada manusiawi.’ Dan juga istilah tersebut mengandung nuansa-nuansa manusiawi. Ia menanggung kelemahan kita.” [4]
Memang ada banyak pemahaman atau penafsiran mengenai ungkapan “Anak Manusia” terutama perihal jika atribut tersebut melekat pada diri Yesus. Akan tetapi untuk mencoba memperoleh jawaban dari pertanyaan besar kita, mengenai arti “Anak Manusia” dalam Injil Markus, maka kita harus berani menggali lebih dalam akan tetapi terbatas dalam Injil tersebut.

 Bab III
Pembahasan

Anak Manusia adalah sebuah istilah dalam kekristenan yang merujuk pada keturunan Adam (manusia pertama). Teologi ini menyoroti kedudukan seseorang yang memiliki otoritas untuk menyampaikan suatu pesan dari Allah pada manusia Alkitab menyebutkan Anak Manusia dalam kerangka yang berbeda-beda dan bermakna luas seperti menunjuk pada kemanusiaan Yesus, walaupun bukan suatu penyangkalan terhadap ketuhanan-Nya. Anak Manusia menjadi bentuk penjelmaan Kristus sebagaimana Yesus dengan tegas menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan dalam berbagai kesempatan dan sebagai manusia. Hakikat Anak Manusia adalah keilahian dan manusiawi yang menyatu dalam satu pribadi. Dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini diuraikan bahwa Anak Manusia dalam Perjanjian Baru tampak dari ucapan Yesus sebagai Anak Manusia untuk menerangkan watak dan misi-Nya. Perkataan Yesus yang didasarkan pada wahyu Daniel dalam Daniel 7:13. Sementara dalam Perjanjian Lama, istilah Anak Manusia mengacu pada keberadaan seseorang manusia yang berbeda dari Yesus, seperti sapaan Allah kepada Yehezkiel yang disebutkan sembilan puluh kali. W.R.F Browning menjelaskan, istilah Anak Manusia mengacu pada sebutan umat Israel yang dipertentangkan dengan binatang supranatural dalam simbol budaya dari bangsa-bangsa sekitar. Seperti perumpamaan Henokh bahwa Anak Manusia adalah makhluk surgawi atau tokoh supranatural yang memerintah atas suatu kerajaan yang universal di mana terdapat pelaksana keselamatan dan penghakiman.[5]

3.1. Anak Manusia Dalam Injil Markus
Didalam Injil Markus terdapat ayat-ayat yang mencatat mengenai “Anak Manusia”, dengan mempelajari setiap ayat-ayat tersebut, diharapkan kita dapat menemukan  makna dan fungsi dari ungkapan “Anak Manusia tersebut :

3.1.a.   Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa
Markus 2:10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:. Didalam bahasa aslinya kata berkuasa mengunakan kata “ἐξουσία”  yang memiliki definisi sebagai seseorang yang memiliki kekuasaan dalam wilayah hukum. Dan kekuasaan tersebut digunakan untuk mengampuni segala pelanggaran, dalam konteks ini adalah dosa-dosa manusia.

3.1.b    Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat
Dalam sebuah perdebatan mengenai penyembuhan pada hari sabat, Yesus terlibat perdebatan dengan para pemimpin agama Israel, hal tersebut tercatat didalam Markus 2:28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat. Kata “Tuhan” didalam bahasa Yunaninya menggunakan kata “κύριος”, kata kurios memiliki arti : “orang yang memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur”, jadi Anak Manusia memiliki kuasa penuh untuk pengaturan atas hari Sabat.

3.1.c    Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan
Berkenaan dengan pernyataan-Nya sebagai Anak Manusia yang akan mengalami banyak penderitaan, Injil Markus mencatat lima kali pernyataan tersebut, yaitu :
Markus 8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
Markus 9:12 Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?
Markus 9:31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."
Markus 10:33 kata-Nya: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
Markus 14:21  Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
Markus 14:41  Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.

Sepertinya penderitaan tersebut adalah sebuah hal yang menjadi sesuatu yang melekat dengan ungkapan Anak Manusia tersebut. Hal itu ditunjukan dalam Markus 8:31 yaitu pada kalimat “harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak.” Kata “harus” dalam bahasa aslinya menggunakan kata “dei” yang memiliki ide dasar sesuatu yang perlu atau dibutuhkan karena memang hal itu telah mengikat pada personal yang harus menanggungnya”

3.1.d    Anak Manusia akan bangkit dari kematian
Salah satu pernyataan yang luar biasa, yang menyatakan jaminan kemenangan dalam proses penyelamatan manusia adalah pernyataan didalam Markus 9:9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Dalam “English Standard Version” Markus 9:9 adalah sebagai berikut : “And as they were coming down the mountain, he charged them to tell no one what they had seen, until the Son of Man had risen from the dead.”  Versi tersebut menggunakan kata “until” yang dalam bahasa Indonesianya seharusnya diterjemahkan dengan kata “hingga” bukan diterjemahkan dengan kata sebelum. Pernyataan “until” tersebut memastikan bahwa Dia pasti menang atau berhasil dalam proses penyelamatan manusia tersebut.

3.1.e    Anak Manusia adalah Mesias yang datang ke dunia untuk melayani, memberikan nyawa-Nya untuk menebus dosa manusia
Markus 10:45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Ini menggambarkan salah satu fungsi dari ungkapan Anak Manusia yang melekat pada Yesus, bahwa Dia datang kebumi untuk melayani, menyerahkan nyawanya bagi tugas penebusan dosa.  Dan Markus 14:61-62 menjelaskan bagaimana pernyataan secara tidak langsung Yesus mengenai siapakah Dia, dalam sebuah peristiwa menjelang penyaliban-Nya; “ Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit."
John Gill dalam buku eksposisinya, ketika membahas Markus 10 45, dia mencatat banyak hal yang menjelaskan ungkapan Anak Manusia. Gill menyatakan bahwa Kristus sendiri yang telah menjadikan diri-Nya sebuah teladan, untuk mengajarkan kepada murid-muridnya kerendahan hati dan kehambaan, serta menguji ambisi-ambisi murid-murid-Nya serta apa yang menjadi keinginan hati mereka. Dia datang bukan untuk dilayani melainkan melayani, sekalipun ada beberpa peristiwa diama Dia dilayani oleh Malaikat-malaikat setelah dicobai Setan di padang gurun, dan beberapa wanita yang dibebaskan dari kondisi mereka. Dia menegaskan bahwa Dia datang bukan untuk menjadi pangeran dibumi ini, melainkan untuk melayani, sekalipun di diikuti oleh banyak orang pada waktu itu. Dia melayani dalam rupa-rupa pelayanan, sebagai nabi, sebagai guru, sebagai penyembuh, sebagai penasehat, dan puncaknya adalah memberikan nyawa-Nya bagi penebusan umat manusia, supaya terbebas dari murka Allah. [6]

3.1.f     Anak Manusia duduk disebelah kanan BAPA dan akan datang kembali dengan kekuasaan dan kemuliaan -Nya
Ini merupakan salah satu pernyatan Markus mengenai Anak Manusia yang berhubungan dengan aspek eskatologi. Injil Markus mencatat sebanyak tiga kali mengenai aspek eskatologis, yaitu :
Markus 13:26  Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Markus 14:62  Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit."

Kedua ayat diatas dapat kita bandingkan dengan Daniel 7:13  Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.

3.2. Anak Manusia Dalam Injil Markus Menurut Pandangan Para Sarjana Teologi
Ada juga sebuah survey yang membagi enam poin pembahasan diatas, yang mengungkap istilah Anak Manusia, menjadi tiga kategori terpisah, yaitu[7] :


3.2.a.   Berhubungan dengan otoritas Anak Manusia
Didalam Markus 2:10 dan Markus 10:45 menunjukkan sebagai pribadi yang berkuasa mengampuni dan menebus dosa; Markus 2:28 sebagai pribadi yang berkuasa atas hari sabat; Markus 9:9 berkuasa atas kematian dan Dia bangkit dai kematian tersebut.
Dalam pemikiran Yahudi, mengenai Anak Manusia, orang Yahudi sudah terlebih dahulu percaya pada Anak Manusia yang sorgawi seperti yang disajikan kepada kita dalam kisah dalam Perjanjian Lama yaitu Henokh. Pada bagian ini Henokh sebagai Anak Manusia digambarkan sebagai tokoh yang terangkat ke langit dan tinggalnya di sorga; tempat tinggal nya di bawah sayap Tuhan, dan akan duduk di atas takhta Allah. Kehadiran Yesus berarti bahwa Anak Manusia, yang misinya tidak terbatas pada surga, sudah hadir di bumi dalam mengantisipasi hari kiamat yang akan datang (hak prerogatif dari Anak Manusia di Henokh). Salah satu aspek dari penghakiman Allah adalah pengampunan dosa manusia dan hal itu menjadi aktivitas utama dalam operasi dalam misi Yesus. Bagian ini tampaknya dipahami hanya jika dalam masa hidup Yesus konsepsi Anak Manusia seperti yang kita temukan di Henokh dikenal antara orang-orang yahudi. Selaras dengan seluruh bab dua, Markus 2:28 berikut episode lain konfrontasi antara Yesus dan orang Farisi. Kali ini tindakan murid-murid Yesus ketika "memetik gandum" yang dikecam sebagai pelanggaran atas hari Sabat. Yesus, setelah memberikan ilustrasi dari kehidupan Daud, menyatakan bahwa "hari Sabat diadakan untuk manusia manusia dan bukan untuk hari Sabat.” Pernyataan ini tidak terlalu radikal, bahkan dalam konteks Yahudi, karena hal tersebut tidak seradikal apa yang berikut: Hoste kurios ho huios tou Katakanlah anthropou kai tou sabbatou. Terlepas dari apakah atribut kata-kata ini pernyataan Yesus atau Markus, yang jelas hal tersebut konsisten dengan ilustrasi Daud, Yesus telah menyatakan bahwa Hukum Taurat adalah hamba orang dan dapat disisihkan untuk kepentingan belas kasihan. Karena itu, dalam 2:28 Yesus dinyatakan telah melakukan tindakan “superceding otoritas” terhadap legislasi Musa. Bahwa orang-orang Farisi memahami bahwa bagian dari data Firman ini dapat didukung oleh fakta yang dapat segera mereka cari dan mungkin mengatur kesempatan dimana dia bisa  memproklamirkan diri mengenai kewenangannya yang melanggar hari Sabat[8].

3.2.b.   Berhubungan dengan penderitaan Anak Manusia
Ayat-ayat yang berhubungan dengan penderitaan Kristus muncul seperti teka-teki jika dilihat dari latar belakang "Anak Manusia". Sepintas tampaknya tidak akan ada korelasi antara baik Perjanjian Lama atau Apokrif "Anak Manusia" dan penderitaan dan kematian yang dinubuatkan oleh Tuhan kita dalam bagian ini. Namun, setelah pemeriksaan lebih dekat dari Perjanjian Lama, sekilas motif ini dapat ditemukan. Tidak diragukan  mengapa Yesus bertanya dalam 9:12, "Tetapi bagaimana cara tertulis dari Anak Manusia bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?" Pertanyaannya mengasumsikan bahwa seperti motif itu sebenarnya ada dalam Perjanjian Lama. Misalnya, dalam Daniel 7 Israel, (yang diwakili di bawah "Anak Manusia" pada ayat 13,27.) Adalah peninggian kepada Allah dan dibuktikan setelah penganiayaan dan penderitaan. Bowker membuat daftar referensi dalam Mazmur, Ayub dan Yesaya untuk menunjukkan bahwa "Anak Manusia" muncul dalam konteks yang mengacu pada kelemahannya berbeda dengan Allah dan para malaikat, karena ia tunduk pada kematian. Ia mengutip bukti yang luas dari Targum untuk menunjukkan bahwa motif ini adalah pikiran Rabinik itu terkait dengan hukuman mati pada tempat Adam. Bowker melihat penggambaran Markus dari penderitaan Yesus sebagai menggabungkan "subyek Anak Manusia yang mati" tema di atas dengan dibenarkan "Anak Manusia "dalam Daniel 7, yang juga berhubungan dengan penderitaan dan kematian. Cullmann menyajikan bahwa" bagian-bagian penderitaan" menemukan akar mereka lebih alami dalam firman terkait "Karena Anak datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mrk. 10:45). [9]

3.2.c.   Berhubungan dengan kedatangan kembali Anak Manusia
Injil Markus mencatat sebanyak dua kali mengenai aspek eskatologis atau kedatangan-Nya yang kedua kali, yaitu : Markus 13:26 ; Markus 14:62 . dan keduanya dalam penekanan yang jelas mengenai apa yang akan terjadi dimasa mendatang.
Hal ini telah disajikan secara terus menerus di dalam pembahasan kita sebelumnya mengenai " apokaliptik Anak Manusia" seperti yang ditemukan dalam Daniel 7:13 dan karya-karya apokrif tertentu. Dapat dicatat bahwa ketiga ayat dalam Markus (8:38, 13:26, 14:62) menyebutkan Anak Manusia sebagai "datang" dan menggambarkan datang didalam "kemuliaan" Nya. Kedua bahasa dan konseptual mereka mengingat bagian ini dari Daniel 7. Bruce dalam mengomentari Markus 13:26 menulis, Sulit untuk menghindari kesimpulan bahwa Anak Manusia datang dalam awan-awan dan diiringi dengan kesemarakan ketika hal tersebut dikembalikan pada kenyataan "seorang seperti anak manusia" (Aram kebar 'Enas) yang, dalam Daniel visi hari penghakiman datang dengan awan-awan dihadapan yang lanjut Usianya dan menerima kekuasaan universal dan abadi dari Dia. (Daniel 7:13). Markus 8:38 menyiratkan peran Anak Manusia dalam aspek eskatologis dari penghakiman, adalah tema paling umum di dalam tulisan-tulisan apokrif dan orang pasti tersirat di Daniel 7:13. Pada Markus 14:62 kita menemukan bahasa yang sama persis untuk Markus 13:26. Untuk permasalahan pertanyaan Imam Besar, "Apakah Engkau Mesias?" Yesus menjawab, "Saya, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan di langit." Di sini, di jawaban Yesus memiliki apa yang tampak seperti penekanan motif penghakiman oleh pernyataan yang kita satukan dari Danil 7:13 dan Mazmur 110:1 dimana satu yang disebut "Tuan saya" diminta untuk duduk sampai musuh Tuhan benar-benar tenang. [10]
            Dalam buku komentarnya untuk Markus 8:22-38; Markus 9:1, yang diberi judul “THE COST OF FOLLOWING JESUS” F. B. Meyer, menyatakan : Perhatian kami telah ditarik untuk merenungkan dan mengeluhkan terhadap tokoh utama ini, bagaimanapun, adalah tindakan lain yang khas. Dia meludahi mata orang buta, mungkin untuk membangkitkan harapan dan iman. Kami tidak sekaligus melihat segalanya dengan jelas, tetapi langkah demi langkah kita datang kepada visi yang sempurna. Di sini kita melihat dalam cermin suatu gelap, muka dengan muka. Ada harga yang besar yang harus dibayar, melainkan hanya melalui penderitaan dan kematian Yesus yang dapat melakukan pekerjaan-Nya yang terbesar, di menebus dan membersihkan anak-anak manusia. Dia mungkin telah menjadi keajaiban, mati di Kalvari, tetapi menjadi Juruselamat, Dia bersedia untuk mencurahkan jiwa-Nya bahkan sampai mati. Sulit bagi para Rasul untuk mempelajari pelajaran ini, mereka menginginkan Guru untuk keperluan mereka sendiri. Petrus, khususnya, berusaha untuk menghalangi-Nya, tetapi Tuhan lebih tahu bahwa yang sangat membutuhkan adalah manusia berdosa dan bagaimana hal itu harus dipenuhi. Ada tiga kondisi yang harus dipenuhi oleh mereka yang telah memutuskan untuk mengikuti Anak Domba itu ke mana ia berjalan. 1. Kita harus menyangkal diri 2. Masing-masing harus memikul salibnya; 3. Kita harus lebih memikirkan orang lain daripada diri kita sendiri. [11]

BAB IV
Kesimpulan

Bahwa Istilah Anak Manusia dalam Perjanjian Baru mengacu pada bahasa Ibrani, benê adam dan bahasa Aram benê enos sedangkan bahasa Yunani ho hyios tou anthropou.
Didalam injil Markus istilah Anak Manusia tersebut menunjukan ungkapan atau istilah yang ada pada diri Yesus, dengan segala “implikasi” yang mengikutinya. Aktivitas Anak Manusia dapat dilihat sebagai figur seseorang yang memiliki kuasa mengampuni dosa dalam Markus 2:10 dan Tuhan atas hari Sabat dalam Injil Markus 2:28. Dengan kata lain, Anak Manusia digambarkan sebagai hamba yang melayani, menderita dan mati bagi tujuan penebusan dosa manusia, serta akan datang kembali diawan-awan sebagai pribadi yang duduk disebelah kanan Allah Bapa.



[1] http://id.wikipedia.org/wiki/injil_Markus
[2] http://www.qis.net/~daruma/mark-c.html
[3] Paul Enns. Moody Handbook of Theology (Malang: Literatur SAAT, 2001), hlm. 98.
[4] Leon Morris. Teologi Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 2001), hlm. 137-138.
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_Manusia_Kristen
[6] http://www.esword.com/JohnGill’sEkspositories/E-book
[7] http://www.agts.edu/faculty/faculty_publications/articles/hernando_son_of_man.pdf
[8] Ibid 7
[9] Ibid 7
[10] Ibid 7
[11] http://www.esword.com/F.B. Mayer’s_commentary/E-book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KUASA DARAH YESUS MENURUT WAHYU 1:5b

... Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya. Wahyu 1:5 b (TB) Kothbah Oleh: Ev. Sonny C...