BAB I
PENDAHULUAN
Dalam surat-suratnya, rasul Yohanes menekankan bagaimana keselamatan itu dapat diperoleh, dan bagaimana keselamatan itu seharusnya dapat terwujud didalam kehidupan orang yang percaya. Rasul Yohanes juga menulis tentang kasih antara Allah dengan orang percaya dan orang percaya dengan sesamanya,
Tulisan ini dimaksudkan untuk memaparkan kekhasan yang akan kita temukan dari doktrin soteriologi yang rasul Yohanes sampaikan melalui surat-suratnya, supaya kita memahami betapa keselamatan tersebut adalah perkara mulia yang Tuhan Yesus Kristus kerjakan dalam kehidupan kita. Sebagaimana pernyataannya didalam 1 Yohanes 5:13 “Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.”
BAB II
REALITAS KEHIDUPAN MANUSIA DILUAR DAN DIDALAM KRISTUS
Rasul Yohanes mencatat bahwa manusia adalah mahluk, yang hidup didalam kegelapan dan berdosa, sedangkan Allah adalah terang, dan tidak ada kegelapan didalam diri Allah. Hal tersebut dinyatakan sebagai berikut :
Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
1 Yohanes 1:5-10
Dalam Kegelapan dan Dosa
Sebelum mengalami proses penyelamatan serta penyucian yang hanya bisa dikerjakan oleh Darah Yesus Kristus, manusia akan tetap tinggal di dalam kegelapan dan dosa. Penebusan hanya dapat diterima, dengan cara melakukan pengakuan dosa kepada Allah dan percaya kepada Yesus Kristus. Hal tersebut dinyatakan dalam 1 Yohanes 1:8-9; “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”
Manusia Baru Dalam Persekutuan Dengan Allah Dalam Terang-Nya
Ini adalah kondisi yang sangat bertolak belakang dengan kondisi sebelumnya, yaitu tinggal didalam kegelapan dan dosa, mungkin kata yang lebih tepat untuk menggambarkan kondisi tersebut adalah “terpisah dari Allah”. Sedang kenyataan yang lain, bahwa ada golongan orang yang telah memiliki hidup yang baru, atau menjadi “manusia baru”
Dinyatakan juga oleh rasul dalam 1 Yohanes 5:1, bahwa orang yang percaya Yesus adalah Kristus “lahir dari Allah” dan dikasihi oleh-Nya. Kata “lahir” dalam bahasa Yunaninya adalah “γεννάω” dibaca gennaō, dimana secara figurative menunjukan bahwa manusia yang telah percaya di adopsi dan diberi anugerah untuk memiliki “nature manusia baru” yang berasal dari Allah. Sebagaimana juga dicatat dibagian lain dalam surat-surat yang ditulis oleh rasul- Paulus dan Petrus, dalam daftar ayat-ayat dibawah ini :
dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Efesus 4:24
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
2 Korintus 5:17
Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. 2 Petrus 1:4
Implikasi dari manusia baru ini adalah : memiliki pemikiran Kristus (1 Korintus 2:16 ), memiliki hati yang baru (Roma 5:5),dan memiliki kemampuan untuk menaati apa yang menjadi kehendak Allah (Roma 6:13).
Kebutuhan Dasar Orang Percaya Baru
Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya.
Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat.
Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.1 Yohanes 2:12-14
Rasul Yohanes, dalam 1 Yohanes 2:12-14, membagi tingkat kedewasaan rohani dengan gambaran fase pertumbuhan manusia secara badani dan umur. Gambaran tersebut membagi tingkat kedewasaan kerohanian menjadi tiga bagian, yaitu : anak-anak, orang muda, dan bapa. Dalam hal ini, fase atau tingkatan awal orang yang baru saja percaya, adalah tingkat anak-anak. Dan ciri seorang Kristen yang memiliki tingkat kerohanian anak-anak adalah mengetahui bahwa dosanya telah diampuni, dan mereka mulai mengenal Bapa.
Kebutuhan akan sebuah kesadaran, bahwa dirinya telah diampuni dosanya adalah kebutuhan pokok yang pertama bagi Kristen, pada fase anak. Hal ini telah ditekankan dan dijamin di dalam 1 Yohanes 1:9. Dan kebutuhan pokok yang berikutnya adalah mengenal Bapa. Kata “mengenal” dalam bahasa Yunaninya menggunkan kata γινώσκω dibaca ginōskō. Kata ini adalah sebuah kata kerja primer “to know” memiliki definisi: “secara aktif untuk mengenal, mengetahui atau memahami.”
Akan tetapi bagaimana kita bisa memahami atau mengenal seseorang tanpa membangun hubungan dengan-nya? Jadi dapat dikatakan, bahwa dengan membangun persekutuan dengan Bapa saja kebutuhan fase anak-anak dapat dipenuhi.
Setelah mengalami keselamatan, melalui darah Yesus Kristus, manusia akan hidup didalam terang bersama dengan Allah, sebagai mana dinyatakan dalam 1 Yohanes 1:7 “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.” Adalah sebuah “jaminan keselamatan dan hidup dalam terang, bagi siapa saja yang percaya kepada Yesus yang adalah Kristus dan mengaku dosa-dosanya, sebagaimana dituliskan oleh rasul Yohanes .
BAB III
KUALITAS HIDUP SETELAH MENGALAMI KESELAMATAN
Didalam Roma 8:30, terdapat proses yang dikenal dengan 4P, yaitu penentuan, pemanggilan, pembenaran, dan pemuliaan. Setelah kita mengalami penentuan dan pemangilan, kita akan mengalami “pembenaran”. Pembenaran adalah langkah ketiga didalam proses keselamatan. Kata pembenaran didalam bahasa aslinya adalah “dikaioo”, yang didefinisikan sebagai “memperoleh pembenaran”. Kata “dikaioo” memiliki asal kata “dikaios”, yaitu “berkenan dihadapan / dihati Allah”.
Rasul Yohanes mencatat ciri-ciri kualitas hidup orang yang telah berada didalam keselamatan, serta sedang mengalami proses pembenaran didalam kehidupannya.
Menuruti Firman-Nya
Kualitas hidup orang yang tinggal dalam keselamatan adalah menuruti Firman Allah. Rasul Yohanes dengan tegas menyatakannya :
Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
1 Yohanes 2:3-6
Bahkan di ayat 6, rasul Yohanes kembali memberikan penekanan, akan sebuah kewajiban bagi kita yang telah tinggal di dalam Yesus Kritus,yaitu : “wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup”.
Memiliki Kasih
Kasih adalah kebenaran Firman Allah, yang diperintahkan supaya dikerjakan didalam kehidupan orang-orang yang percaya.
Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
1 Yohanes 2:7-11
Kualitas hidup kita selanjutnya ditunjukan dengan memiliki kasih yang dikerjakan didalam kehidupan kita. Kata “kasih” dalam bahasa aslinya menggunakan kata ἀγαπάω dibaca agapaō, sebuah kasih yang berklualitas tinggi, yaitu kasih tanpa syarat, kasih yang telah terlebih dahulu diberikan kepada kita oleh Allah, melalui Yesus Kristus.
Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
1 Yohanes 4:19 “
Memiliki Kasih Kepada Sesama
Mengasihi adalah sebuah perintah yang baru, yang diperintahkan kepada manusia yang telah percaya kepada Yesus Kristus. Dan siapa saja yang mengerjakannya, yaitu mengasihi sesamanya atau saudaranya dalam Kristus Yesus didalam kehidupannya, maka dinyatakan bahwa diri mereka ada didalam terang dan tidak sesat (1 Yohanes 2:10). Sedangkan yang tidak melaksanakannya, rasul Yohanes mencatat bahwa mereka adalah manusia yang tinggal didalam kegelapan
1 yohanes 2:9
Dengan saling mengasihi, akan menjadi sebuah pembuktian bahwa Allah itu ada dan Dia juga ada didalam kita, seperti yang dinyatakan sebagai berikut :
Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.
1 Yohanes 4:12
Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah,
yang tidak dilihatnya.
1 Yohanes 4:20
Sebuah pernyataan yang tidak terbantahkan, bahwa tidak mungkin kita dapat berkata kepada sesama kita, bahwa kita mengasihi Allah yang tidak terlihat, tanpa mengasihi sesamanya itu juga.
Tidak Mengasihi Dunia
Dunia ini dinyatakan oleh rasul Yohanes akan lenyap dengan segala keinginannya (1 Yohanes 2:17). Dengan mengasihi dunia, berarti kita juga melangkah bersama dunia menuju kepada kebinasaan. Hal ini menunjukan kepada manusia, betapa tidak berkenannya keinginan dunia dan segala atributnya di hadapan Allah. Sebab kecenderungan menuju kepada dosa adalah kecenderungan dunia dan segala keinginannya.
Mengasihi dunia ini menunjukan bahwa manusia tidak memiliki kasih akan bapa didalam kehidupannya (1 Yohanes 2:15). Juga dikatakan bahwa seluruh dunia berada dibawah kuasa si jahat (1 Yohanes 5:19)
Memiliki Pengurapan
Tidak bisa kita pungkiri, bahwa isu penyesatan, adalah sebuah isu yang telah ada semenjak jaman dahulu kala. Adalah tokoh yang disebut sebagai Antikris yang akan menjadi pemimpin utama dari penyesatan dunia ini. Dusta yang mengakibatkan penyesatan yang disebarkan dan di usahakan dengan gigih supaya dapat menumbangkan iman percaya orang Kristen adalah sebagai berikut :
Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.
1 Yohanes 2:22-23
Jadi dusta yang menyesat tersebut adalah sebuah pengajaran yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, dan secara pasti dinyatakan bahwa sipendusta itu juga menyangkal Bapa.
Akan tetapi manusia baru memiliki kualitas hidup yang mampu mengatasi penyesatan tersebut, karena orang percaya telah menerima pengurapan dari Yang Kudus (1 Yohanes 2:20). Dan pengurapan tersebut mengajar kita tentang segala kebenaran dan tidak dusta (1 Yohanes 2:27). Kata “mengajar” dalam 1 Yohanes 2:27, didalam bahasa aslinya adalah “διδάσκω” baca : “didasko”, sebuah kata kerja utama yang diawali oleh “sebab akibat”; hal ini menunjukan bagaimana pengurapan dari Yang Kudus itu menyebabkan Dia sendiri secara aktif mengajar orang-orang yang percaya, akan kebenaran. Sehingga kita akan mengetahui kesesatan atau dusta yang sedang diajarkan kepada kita, dan kita dapat menandai kesesatan tersebut serta dapat membandingkan dengan kebenaran sejati yang kita ketahui. Juga dinyatakan dengan jelas bahwa siapa saja yang tidak berbuat kebenaran adalah anak-anak Iblis (1 Yohanes 3:10)
Rasul Yohanes dalam suratnya yang ke dua ayat yang ke- 10 – 11, menekankan bahwa orang-orang yang telah percaya, supaya kita tidak menerima dan memberi salam kepada orang-orang yang membawa pengajaran sesat, yaitu yang tidak sama seperti pengajaran rasul yohanes, yaitu : hidup didalam kasih, dan mengakui bahwa Yesus Kristus datang kedua sebagai manusia.
Memiliki Kesaksian Allah Untuk Hidup Kekal
Setiap orang percaya, didalam dirinya memiliki kesaksian dari Allah yang lebih kuat dari kesaksian manusia, tentang Anak-Nya (1 Yohanes 5:9). Kesaksian Allah itu adalah sebagai berikut :
Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. 1 Yohanes 5:11-12
Kesaksian tersebut menyatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, maka dirinya akan memilliki kehidupan yang kekal.
Memiliki Jaminan Jawaban Doa
“TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya” demikian Amsal 15:29 menasehati kita. Rasul Yohanes juga menyatakan kebenaran yang sama, mengenai orang yang percaya dan jaminan jawaban doa :
Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. 1 Yohanes 5:14-15
Sebuah pernyataan dari Alkitab, yang telah membuat garis pemisahan tegas antar orang fasik dan orang benar, “...,tetapi doa orang benar di dengar-Nya”, menunjukan kepada manusia akan keberpihakan Allah dan bersedianya Allah memperhatikan apa yang didoakan oleh orang benar.
BAB IV
KESIMPULAN
Adalah sebuah keunikan atau kekhasan dari doktrin soteriologi yang dipaparkan oleh rasul Yohanes melalui surat-suratnya. Dalam tulisan-tulisannya tentang doktrin keselamatan rasul Yohanes menyatakan bahwa :
1. Semua manusia oleh rasul Yohanes dinyatakan tinggal didalam kegelapan dan dosa, karena hanya Allah lah ada terang
2. Untuk lepas dari kegelapan dan dosa, semua umat manusia membutuhkan keselamatan serta kehidupan kekal, hal tersebut dapat diperoleh melalui kerelaan hati untuk mengaku dosa kepada Allah, yang setia dan adil itu, serta mengakui bahwa Yesus adalah Kristus, tidak ada yang lain. Rasul Yohanes menulisnya sebagai berikut :
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. 1 Yohanes 2:1-2
3. Seseorang dapat dinyatakan sudah memiliki dan tinggal didalam terang dan kebenaran, memiliki ciri-ciri yang nyata didalam kesaksian hidupnya, yaitu
- Menuruti segala Firman-Nya
- Mengasihi Allah dengan menyatakan kasih kepada sesama
- Tidak mengasihi dunia dengan segala keinginannya
- Memiliki pengurapan yang mampu mengantisipasi pengajaran sesat atau dusta
- Memiliki kesaksian Allah bahwa kita memiliki hidup yang kekal.
- Memiliki jaminan jawaban doa
Penekanan yang kuat terhadap hal-hal diatas adalah kekhasan tersendiri dari doktrin keselamatan yang dipaparkan oleh rasul Yohanes dalam surat-suratnya tersebut. Serta dapat juga dikatakan bahwa kekhasan rasul Yohanes, karena pokok bahasanya mengenai jati diri yang “otentik” atau sejati dari orang yang sudah percaya mendapat porsi yang sangat banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar