Minggu, 13 Agustus 2017

Kekuatan Mempengaruhi Dan Berdaya Guna

Ev. Sonny C S, MTh
GKKI Epiginosko Purwokerto

"Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang". 
Mat 5:13

LGBT yang menyebar cepat bagaikan cancer menggerogoti anak-anak muda dunia ini, phedofilia yang semakin beringas bak beruang lapar yang bangun dari tidur panjanagnya. Kemiskinan yang meningkat, oendiddikan tinggi yang semakin mahal, tekanan kehiduoan yang semakin meningkat, kasus bunuh diri usia muda yang semakin mengkawatirkan jumlahnya, dan masih dapat kita sebutkan banyak hal yang menjadikan kita manarik sebuah kesimpulan bahwa bumi ini semakin hari semakin rusak dan menimbulkan banjir kepahitan di jiwa manusia serta berbuahkan kekecewaan yang mendalam. Akan tetapi di bumi yang seperti itulah kita diutus Tuhan untuk menjadi duta-duta Kerajaan Allah. Apakah yang harus kita lakukan ?

Falsafi Garam Dan Kisahnya

Menggunakan falsafi garam, guna melaksanakan tugas sebagai futa-duta Kerajaan Allah, adalah suatu pola yang baik, sebagaimana garam memiliki fungsi dan gunanya yang baik. Banyak catatan yang mendukung bahwa garam yang ditulis di dalam ayat tersebut di atas adalah garam yang ditujukan untuk kepentingan dapur dan kesehatan lainnya. Natrium klorida yang adalah nama kimia bagi Garam tidak mengubah warna lakmus merah menjadi biru atau lakmus biru menjadi merah, hal ini membuktikan bahwa garam memiliki sifat netral. 

Di laboratorium garam dapat dibuat dari reaksi antara asam dan basa. Reaksi pembentukan garam dari asam dan basa disebut penetralana atau reaksi netralisasi
Sifat-sifat garam diantaranya sebagai berikut:
1. Mempunyai rasa asin
2. Dapat menghantarkan arus listrik
3. Tidak mengubah warna kertas lakmus merah maupun biru
4. Memiliki pH netral sekitar 7
5. Terbentuk dari sisa asam dengan sisa basa
6. Senyawa yang terdiri dari unsur logam dan non logam, misalnya NaCI dimana natrium (Na) termasuk logam dan clorida (CI) termasuk unsur non logam

Garam banyak kegunaannya, contohnya adalah: pertama, untuk mengawetkan makanan, tanpa garam, daging dan ikan cepat membusuk. Kedua, garam juga berfungsi sebagai pupuk. Sampai pertengahan 1900-an, petani Inggris biasa menaburkan garam di sawah untuk meningkatkan hasil panen. Garam membantu tanaman bertumbuh. Ketiga, garam juga dapat memberi citarasa pada makanan.

Ilustrasi
Waktu saya mengikuti pelatihan menjadi barista, saya sering menemukan indrigients dan rasio-rasio yang unik, dan yang paling unik adalah vietnam drip coffee yang original sebagaimana barista vietnam meraciknya. Ada satu indrigient yang tidak saya duga dicampurkan kedalam kopi, yaitu “garam”, yang sekalipun ukurannya sangat kecil, ternyata mampu mempengaruhi rasa kopi vietnam menjadi gurih dan bitternya menjadi sangat berkurang. Menu ini idealnya memang menggunakan biji kopi robusta yang terkenal berkafein tinggi dan pahit, dan garam menjadikan rasanyanlebih menarik dan menyenangkan.

Garam murni memang tidak dapat menjadi tawar, namun apakah alasannya Yesus memperingatkan bahwa garam dapat menjadi tawar ? Jawabanya adalah: pada zaman Israel kuno, para petani biasa mengambil garam dari Laut Mati, yang meski disebut garam dan tampak seperti garam, sesungguhnya masih bercampur zat-zat lain. Para petani biasa menimbunnya, terkadang para petani memecahkan gumpalan mineral garam tersebut menjadi seukuran pecahan batu split untuk mempermudah penyimpanan, akan tetapi bila hujan turun, garam murninya kadang hilang terbawa air. Yang tersisa hanyalah butiran-butiran yang tampak seperti garam, tetapi telah menjadi tawar.


Aplikasi bagi kehidupan orang Percaya:

1. Dengan cara yang sama, kita orang percaya yang digambarkan seperti garam seharusnya memiliki sikap hidup yang menjunjung tinggi standar moral Allah juga dapat memperlambat proses pembusukan kualitas kehidupan yang terjadi di masyarakat.

2. Kita pun dapat mempercepat pertumbuhan hal-hal yang baik di mana pun kita berada, bahkan kepahitan – kebencianpun dapat kita hilangkan dari dalqm kehiduoan setiap orang yang kita jumpai.

3. Dengan kesaksian, orang-orang percaya yang menjadi garam dunia akan membantu orang-orang di sekeliling mereka untuk merasakan kepenuhan hidup seperti yang telah Allah rencanakan.

Konklusi:

Dengan digambarkan sebagai garam bagi dunia ini, sebenarnya kita diposisikan sebagai orang yang memiliki daya pengauh kuat dan berdaya guna positif bagi lingkungan sekitar dimana kita berada dan beraktifitas dalam kehidupan ini. Amin. 

GBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KUASA DARAH YESUS MENURUT WAHYU 1:5b

... Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya. Wahyu 1:5 b (TB) Kothbah Oleh: Ev. Sonny C...