Jumat, 07 September 2012

MENEJEMEN KRISIS ALA NEHEMIA PART 2

3. 2. Aksi Awal Nehemia : Menyampaikan Visi Dan Perencanaan kepada Raja

Menindak lanjuti doa syafaatnya, Nehemia menunggu jawaban dan saat yang tepat. Beberapa waktu kemudian atas penentuan Allah, Nehemia mendapatkan kesempatan dan waktu yang tepat untuk menyampaikan isi hatinya kepada Raja Arthasasta, yang dicatat sebagai berikut :

Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta, ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja,
bertanyalah ia kepadaku: "Mengapa mukamu muram, walaupun engkau tidak sakit? Engkau tentu sedih hati." Lalu aku menjadi sangat takut.
Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?"
Nehemia 2:1-3

Ketika mendapat kesempatan, Nehemia tidak tergesa-gesa dalam menyampaikan isi hatinya, bahkan ketika ditanya oleh Raja, mengenai apa yang dikehendakinya, Nehemia segera kembali kepada Allah untuk berdoa dan mendapatkan hikmat, untuk dapat memberikan jawaban yang tepat dengan sasaran.

Lalu kata raja kepadaku: "Jadi, apa yang kauinginkan?" Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit,
kemudian jawabku kepada raja: "Jika raja menganggap baik dan berkenan kepada hambamu ini, utuslah aku ke Yehuda, ke kota pekuburan nenek moyangku, supaya aku membangunnya kembali."
Nehemia 2:4-5

3.3. Aksi Nehemia : Masa Persiapan

Pada tahap ini, Nehemia melanjutkan permohonannya kepada raja, untuk mendapatkan beberapa perlengkapan, yang akan digunakan sebagai sarana dia untuk membangun kembali kota nenek moyangnya. Berikut inilah daftar persiapan-persiapan tersebut :

3. 3. a. Mengajukan program kerja atau “schedule” yang jelas kepada Raja

Hal pertama yang dilakukan Nehemia adalah mengajukan jadwal program kerjanya dengan jelas kepada raja.

Lalu bertanyalah raja kepadaku, sedang permaisuri duduk di sampingnya: "Berapa lama engkau dalam perjalanan, dan bilakah engkau kembali?" Dan raja berkenan mengutus aku, sesudah aku menyebut suatu jangka waktu kepadanya.
Nehemia 2:6

3. 3. b. Mengajukan permohonan surat perjalanan kepada Raja

Berikutnya, yang dia ajukan dalam masa persiapan ini adalah, mengajukan permohonan surat perjalanan, atau surat otorisasi raja atas Nehemia untuk melakukan tugasnya di Yerusalem.

Berkatalah aku kepada raja: "Jika raja menganggap baik, berikanlah aku surat-surat bagi bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat, supaya mereka memperbolehkan aku lalu sampai aku tiba di Yehuda. Nehemia 2:7

3. 3. c. Mengajukan permohonan modal pembangunan kepada Raja

Nehemia menyadai bahwa dalam pembangunan kembali tersebut, dia dan bangsanya membutuhkan banyak sekali modal, maka Nehemia mengajukan permohonan bantuan modal kepada raja, yang secara ajaib di setujui oleh raja tersebut.

Pula sepucuk surat bagi Asaf, pengawas taman raja, supaya dia memberikan aku kayu untuk memasang balok-balok pada pintu-pintu gerbang di benteng bait suci, untuk tembok kota dan untuk rumah yang akan kudiami." Dan raja mengabulkan permintaanku itu, karena tangan Allahku yang murah melindungi aku.
Nehemia 2:8

3. 3. d. Mendapatkan otorisasi atas Yerusalem dari raja

Kepemimpinannya didalam pembangunan Nehemia memperoleh banyak dukungan penuh dari Raja Arthasasta, yaitu dengan menjadikan Nehemia sebagai otoritas atas Yerusalem

Maka datanglah aku kepada bupati-bupati di daerah seberang sungai Efrat dan menyerahkan kepada mereka surat-surat raja. Dan raja menyuruh panglima-panglima perang
dan orang-orang berkuda menyertai aku.
Nehemia 2:9 

3. 3. e. Membuat pemetaan atau “inventarisasi” permasalahan

Setelah sampai di kota Yerusalem, Nehemia tidak tergesa-gesa dalam melakukan pembangunan. Dia segera melakukan pemetan dengan seksama dan dikerjakan oleh Nehemia dengan “team” atau beberapa orang yang sangat dia percaya.

Maka tibalah aku di Yerusalem. Sesudah tiga hari aku di sana,
bangunlah aku pada malam hari bersama-sama beberapa orang saja yang menyertai aku. Aku tidak beritahukan kepada siapapun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang diberikan Allahku dalam hatiku. Juga tak ada lain binatang kepadaku kecuali yang kutunggangi.
Demikian pada malam hari aku keluar melalui pintu gerbang Lebak, ke jurusan mata air Ular Naga dan pintu gerbang Sampah. Aku menyelidiki dengan seksama tembok-tembok Yerusalem yang telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya yang habis dimakan api.
Lalu aku meneruskan perjalananku ke pintu gerbang Mata Air dan ke kolam Raja. Karena binatang yang kutunggangi tidak dapat lalu di tempat itu,
aku naik ke atas melalui wadi pada malam hari dan menyelidiki dengan seksama tembok itu. Kemudian aku kembali, lalu masuk melalui pintu gerbang Lebak. Demikianlah aku pulang.
Para penguasa tidak tahu ke mana aku telah pergi dan apa yang telah kulakukan, karena sampai kini aku belum memberitahukan apa-apa kepada orang Yahudi, baik kepada para imam, maupun kepada para pemuka, kepada para penguasa dan para petugas lainnya.
Nehemia 2:11-16

3.4. Aksi Nehemia : Masa Pembangunan

Dalam proses pembangunan kembali Yerusalem, Nehemia melakukan beberapa langkah yang dapat kita teladani, didalam setiap “eksekusi” dari perencanaan –perencanaan penyelesaian sebuah krisis.

3. 4. a. Membagi Visi dan mencari kata sepakat dengan penduduk Yerusalem

Setelah selesai melakukan masa persiapan, dan pemetaan permasalahan Yerusalem dengan “detail”; Nehemia segeraq membagi visinya kepada penduduk Yerusalem dan berusaha mencari kata sepakat dengan mereka untuk membangun Yerusalem dengan segala modal yang telah Tuhan berikan kepada mereka.

Berkatalah aku kepada mereka: "Kamu lihat kemalangan yang kita alami, yakni Yerusalem telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. Mari, kita bangun kembali tembok Yerusalem, supaya kita tidak lagi dicela."
Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.
Nehemia 2:17-18

3. 4. b. Selalu ada tantangan ketika mengatasi krisis

Nehemia menemukan bahwa di hadapannya berdiri lawan-lawan yang berusaha menghalangi proses pembangunan dengan melakukan :

Penghinaan

Nehemia mendapati bahwa lawan-lawan Yerusalem tidak akan mengijinkan mereka memperbaiki diri dankeluar dari krisis, mereka melakukan olok-olok atau penghinaan untuk menjatuhkan mentalitas orang-orang yang sedang berjuang membangun kembali Yerusalem.
Ketika Sanbalat mendengar, bahwa kami sedang membangun kembali tembok, bangkitlah amarahnya dan ia sangat sakit hati. Ia mengolok-olokkan orang Yahudi
dan berkata di hadapan saudara-saudaranya dan tentara Samaria: "Apa gerangan yang dilakukan orang-orang Yahudi yang lemah ini? Apakah mereka memperkokoh sesuatu? Apakah mereka hendak membawa persembahan? Apakah mereka akan selesai dalam sehari? Apakah mereka akan menghidupkan kembali batu-batu dari timbunan puing yang sudah terbakar habis seperti ini?"
 Lalu berkatalah Tobia, orang Amon itu, yang ada di dekatnya: "Sekalipun mereka membangun kembali, kalau seekor anjing hutan meloncat dan menyentuhnya, robohlah tembok batu mereka."
Nehemia 4:1-2

Untuk mengatasi olok-olok atau penghinaan, yang dia terima oleh lawan-lawannya, nehemia memberikan kepada kita teladan yang luar biasa, seperti yang tercatat pada ayat-ayat dibawah ini :

Ya, Allah kami, dengarlah bagaimana kami dihina. Balikkanlah cercaan mereka menimpa kepala mereka sendiri dan serahkanlah mereka menjadi jarahan di tanah tempat tawanan.
Jangan Kaututupi kesalahan mereka, dan dosa mereka jangan Kauhapus dari hadapan-Mu, karena mereka menyakiti hati-Mu dengan sikap mereka terhadap orang-orang yang sedang membangun.
Tetapi kami terus membangun tembok sampai setengah tinggi dan sampai ujung-ujungnya bertemu, karena seluruh bangsa bekerja dengan segenap hati.
Nehemia 4:4-6

Nehemia meresponinya dengan mengadu kepada Tuhan, bukan melakukan serangan kepada musuh-musuhnya, dia meminta keadilan dari Tuhan atas penghinaan tersebut. Setelah itu dia tetap berkerja melanjutkan pembangunan tembok tersebut.

Berkomplot untuk menggagalkan
Musuh-musuh Nehemia kembali bersepakat untuk melakukan tindakan yang bertujuan menggagalkan proyek pembangunan tersebut, seperti :
melakukan kolusi untuk menggagalkan (Nehemia 4:7-23),
pemerasan (Nehemia 5:1-19),
fitnah (Nehemia 6:5-9),
serta pengkhianatan (Nehemia 6:10-14).

3.5. Pola Manajemen Krisis Nehemia

Nehemiapun mendapat hikmat untuk membuat pengaturan atau manajemen sumber daya manusia yang unik, dan terbukti sanggup mematahkan semangat dan tujuan para lawannya. Berikut dibawah ini pola manajemen krisis yang dilakukan oleh Nehemia.

1. Berdoa mengadu kepada Tuhan [Nehemia 4:4-5]
2. Tetap fokus dan tekun membangun [Nehemia 4:6]
3. Waspada terhadap serangan lawan [Nehemia 4:9]
4. Pembagian Tugas [Nehemia 4:13; 4:16 - 23]
5. Memotivasi orang yang  dalam waktu dia pimpin [Nehemia 4:14]

Hasilnya adalah penyelesaikan pekerjaannya merupakan peristiwa sejarah yang sangat luar biasa / spektakuler. (Nehemia 6:15 – 7:4), karena :

i. Pembangunan tembok Yerusalem tersebut diselesaikan hanya dalam waktu 52  (lima puluh dua) hari (Nehemia 6:15.), ditengah ancaman dan tekanan dari musuh-musuh yang berusaha menggagalkan pembangunan tembok Yerusalem.

ii. Dengan ilham Allah, Nehemia melakukan pencatatan atau  inventarisasi sumber daya manusia dari komunitas orang buangan yang kembali dan yang masih tersisa di Yerusalem, supaya dapat melangkah pada pembangunan “civilization” dalam bidang keagamaan , pemerintahan atau tatanan sosial kemasyarakatan dalam kota Yerusalem. [Nehemia 7:5 – 8:1]

iii. Dalam proses pemulihan tatanan keagamaan dan ibadah Nehemia bekerja sama dengan Ezra, dengan melakukan :

a. Pembacaan Firman Allah di depan seluruh penduduk di Yerusalem serta memperingati hari raya pondok daun [Nehemia 8:1-18]

b. Seluruh penduduk Yerusalem berdoa, berpuasa dan mengaku dosa [Nehemia 9:1-37]

c. Membuat sebuah perjanjian / traktat bagi umat di Yerusalem untuk taat kepada Tuhan [ Nehemia 9:38 – 10:39]

iv. Dalam proses pemulihan tatanan sosial kemasyarakatan, Nehemia melakukan [Nehemia 11 : 1 – 13 : 31] :

a. Pembagian kembali kaum sisa [Nehemia 11:1 – 12:26]
b. Penahbisan tembok-tembok [Nehemia 12:27-47]
c. Reformasi-reformasi selama masa kepemimpinan Nehemia dalam tahap kedua. [Nehemia 13:1-31]


BAB IV
KESIMPULAN

Jadi Nehemia adalah satu contoh tokoh Perjanjian Lama yang terkemuka. Dia sangat mengandalkan Tuhan, Dan dengan hati yang sangat terbeban, dia telah dimampukan Tuhan untuk melaksanakan penyelesaian sebuah proyek yang tampaknya mustahil, sebagaimana telah dicatat seperti dibawah ini:

Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: "Kami siap untuk membangun!" Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.
Nehemia 2:18

Aku menjawab mereka, kataku: "Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba-Nya, telah siap untuk membangun. Tetapi kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan diingat di Yerusalem!" Nehemia 2:20

Nehemia memberikan teladan kepada kita, bahwa untuk menggapai sebuah cita-cita, dibutuhkan iman, doa, ketaatan, fokus, tidak mudah diprovokasi, tidak penakut, berani berkorban, kerja keras dan kegigihan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KUASA DARAH YESUS MENURUT WAHYU 1:5b

... Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya. Wahyu 1:5 b (TB) Kothbah Oleh: Ev. Sonny C...