Jumat, 31 Agustus 2012

KEKHASAN DOKTRIN SOTERIOLOGI SURAT-SURAT TULISAN RASUL YOHANES




BAB I
PENDAHULUAN

Dalam surat-suratnya, rasul Yohanes menekankan bagaimana keselamatan itu dapat diperoleh, dan bagaimana keselamatan itu seharusnya dapat terwujud didalam kehidupan orang yang percaya. Rasul Yohanes juga menulis tentang kasih antara Allah dengan orang percaya dan orang percaya dengan sesamanya, 

Tulisan ini dimaksudkan untuk memaparkan kekhasan yang akan kita temukan dari doktrin soteriologi yang rasul Yohanes sampaikan melalui surat-suratnya, supaya kita memahami betapa keselamatan tersebut adalah perkara mulia yang Tuhan Yesus Kristus kerjakan dalam kehidupan kita. Sebagaimana pernyataannya didalam 1 Yohanes 5:13 “Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal.”


BAB II

REALITAS KEHIDUPAN MANUSIA DILUAR DAN DIDALAM KRISTUS

Rasul Yohanes mencatat bahwa manusia adalah mahluk, yang hidup didalam kegelapan dan berdosa, sedangkan Allah adalah terang, dan tidak ada kegelapan didalam diri Allah. Hal tersebut dinyatakan sebagai berikut :

Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. 
1 Yohanes 1:5-10

Dalam Kegelapan dan Dosa

Sebelum mengalami proses penyelamatan serta penyucian yang hanya bisa dikerjakan oleh Darah Yesus Kristus, manusia akan tetap tinggal di dalam kegelapan dan dosa. Penebusan hanya dapat diterima, dengan cara melakukan pengakuan dosa kepada Allah dan percaya kepada Yesus Kristus. Hal tersebut dinyatakan dalam 1 Yohanes 1:8-9; “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”


Manusia Baru Dalam Persekutuan Dengan Allah Dalam Terang-Nya

Ini adalah kondisi yang sangat bertolak belakang dengan kondisi sebelumnya, yaitu tinggal didalam kegelapan dan dosa, mungkin kata yang lebih tepat untuk menggambarkan kondisi tersebut adalah “terpisah dari Allah”. Sedang kenyataan yang lain, bahwa ada golongan orang yang telah memiliki hidup yang baru, atau menjadi “manusia baru”

Dinyatakan juga oleh rasul dalam  1 Yohanes 5:1, bahwa orang yang percaya Yesus adalah Kristus “lahir dari Allah” dan dikasihi oleh-Nya. Kata “lahir” dalam bahasa Yunaninya adalah “γεννάω” dibaca gennaō, dimana secara figurative menunjukan bahwa manusia yang telah percaya di adopsi dan diberi anugerah untuk memiliki “nature manusia baru” yang berasal dari Allah. Sebagaimana juga dicatat dibagian lain dalam surat-surat yang ditulis oleh rasul- Paulus dan Petrus, dalam daftar ayat-ayat  dibawah ini :

dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Efesus 4:24

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 
2 Korintus 5:17

Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. 2 Petrus 1:4

Implikasi dari manusia  baru ini adalah : memiliki pemikiran Kristus (1 Korintus 2:16 ), memiliki hati yang baru (Roma 5:5),dan memiliki kemampuan untuk menaati apa yang menjadi kehendak Allah (Roma 6:13).

Kebutuhan Dasar Orang Percaya Baru

Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya. 
Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat. 
Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa. Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.1 Yohanes 2:12-14

Rasul Yohanes, dalam 1 Yohanes 2:12-14, membagi  tingkat kedewasaan rohani dengan gambaran fase pertumbuhan manusia secara badani dan umur. Gambaran tersebut membagi tingkat kedewasaan kerohanian menjadi  tiga bagian, yaitu : anak-anak, orang muda, dan bapa. Dalam hal ini, fase atau tingkatan awal orang yang baru saja percaya, adalah tingkat anak-anak.  Dan ciri seorang Kristen yang memiliki tingkat kerohanian anak-anak adalah mengetahui bahwa dosanya telah diampuni, dan mereka mulai mengenal Bapa.

Kebutuhan akan sebuah kesadaran, bahwa dirinya telah diampuni dosanya adalah kebutuhan pokok yang pertama bagi Kristen, pada fase anak. Hal ini telah ditekankan dan dijamin di dalam 1 Yohanes 1:9.  Dan kebutuhan pokok yang berikutnya adalah mengenal Bapa. Kata “mengenal” dalam bahasa Yunaninya menggunkan kata γινώσκω dibaca ginōskō. Kata ini adalah sebuah kata kerja primer “to know”  memiliki definisi: “secara aktif untuk mengenal, mengetahui atau memahami.”

Akan tetapi bagaimana kita bisa memahami atau mengenal seseorang tanpa membangun hubungan dengan-nya?  Jadi dapat dikatakan, bahwa dengan membangun persekutuan dengan Bapa saja kebutuhan fase anak-anak dapat dipenuhi. 

Setelah mengalami keselamatan, melalui darah Yesus Kristus, manusia akan hidup didalam terang bersama dengan Allah, sebagai mana dinyatakan dalam 1 Yohanes 1:7 “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.” Adalah sebuah “jaminan keselamatan dan hidup dalam terang, bagi siapa saja yang percaya kepada Yesus yang adalah Kristus dan mengaku dosa-dosanya, sebagaimana dituliskan oleh rasul Yohanes .


BAB III
KUALITAS HIDUP SETELAH MENGALAMI KESELAMATAN

Didalam Roma 8:30, terdapat proses yang dikenal dengan 4P, yaitu penentuan, pemanggilan, pembenaran, dan pemuliaan. Setelah kita mengalami penentuan dan pemangilan, kita akan mengalami “pembenaran”. Pembenaran adalah langkah ketiga didalam proses keselamatan. Kata pembenaran didalam bahasa aslinya adalah “dikaioo”, yang didefinisikan sebagai “memperoleh pembenaran”. Kata “dikaioo” memiliki asal kata “dikaios”, yaitu “berkenan dihadapan / dihati Allah”. 

Rasul Yohanes mencatat ciri-ciri kualitas hidup orang yang telah berada didalam keselamatan, serta sedang mengalami proses pembenaran didalam kehidupannya.

Menuruti Firman-Nya

Kualitas hidup orang yang tinggal dalam keselamatan adalah menuruti Firman Allah. Rasul Yohanes dengan tegas menyatakannya : 

Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
 1 Yohanes 2:3-6

Bahkan di ayat 6, rasul Yohanes kembali memberikan penekanan, akan sebuah kewajiban bagi kita yang telah tinggal di dalam Yesus Kritus,yaitu : “wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup”.

Memiliki Kasih

Kasih adalah kebenaran Firman Allah, yang diperintahkan supaya dikerjakan didalam kehidupan orang-orang yang percaya.  

Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya. Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya. 
1 Yohanes 2:7-11

Kualitas hidup kita selanjutnya ditunjukan dengan memiliki kasih yang dikerjakan didalam kehidupan kita. Kata “kasih” dalam bahasa aslinya menggunakan kata ἀγαπάω dibaca agapaō, sebuah kasih yang berklualitas tinggi, yaitu kasih tanpa syarat, kasih yang telah terlebih dahulu diberikan kepada kita oleh Allah, melalui Yesus Kristus. 

Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
1 Yohanes 4:19 “

Memiliki Kasih Kepada Sesama

Mengasihi adalah sebuah perintah yang baru, yang diperintahkan kepada manusia yang telah percaya kepada Yesus Kristus. Dan siapa saja yang mengerjakannya, yaitu mengasihi sesamanya atau saudaranya dalam Kristus Yesus didalam kehidupannya, maka dinyatakan bahwa diri mereka ada didalam terang dan tidak sesat (1 Yohanes 2:10). Sedangkan yang tidak melaksanakannya, rasul Yohanes mencatat bahwa mereka adalah manusia yang tinggal didalam kegelapan 
1 yohanes 2:9

Dengan saling mengasihi, akan menjadi sebuah pembuktian bahwa Allah itu ada dan Dia juga ada didalam kita, seperti yang dinyatakan sebagai berikut :

Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. 
1 Yohanes 4:12

Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, 
yang tidak dilihatnya. 
1 Yohanes 4:20

Sebuah pernyataan yang tidak terbantahkan, bahwa tidak mungkin kita dapat berkata kepada sesama kita, bahwa kita mengasihi Allah yang tidak terlihat, tanpa mengasihi sesamanya itu juga. 
Tidak Mengasihi Dunia

Dunia ini dinyatakan oleh rasul Yohanes akan lenyap dengan segala keinginannya (1 Yohanes 2:17). Dengan mengasihi dunia, berarti kita juga melangkah bersama dunia menuju kepada kebinasaan. Hal ini menunjukan kepada manusia, betapa tidak berkenannya keinginan dunia dan segala atributnya di hadapan Allah. Sebab kecenderungan menuju kepada dosa adalah kecenderungan dunia dan segala keinginannya.

Mengasihi dunia ini menunjukan bahwa manusia tidak memiliki kasih akan bapa didalam kehidupannya (1 Yohanes 2:15). Juga dikatakan bahwa seluruh dunia berada dibawah kuasa si jahat (1 Yohanes 5:19)

Memiliki Pengurapan

Tidak bisa kita pungkiri, bahwa isu penyesatan, adalah sebuah isu yang telah ada semenjak jaman dahulu kala. Adalah tokoh yang disebut sebagai Antikris yang akan menjadi pemimpin  utama dari penyesatan dunia ini. Dusta yang mengakibatkan penyesatan yang disebarkan dan di usahakan dengan gigih supaya dapat menumbangkan iman percaya orang Kristen adalah sebagai berikut :

Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak. Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa. 
1 Yohanes 2:22-23

Jadi dusta yang menyesat tersebut adalah sebuah pengajaran yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus, dan secara pasti dinyatakan bahwa sipendusta itu juga menyangkal Bapa.

Akan tetapi manusia baru memiliki kualitas hidup yang mampu mengatasi penyesatan tersebut, karena orang percaya telah menerima pengurapan dari Yang Kudus (1 Yohanes 2:20). Dan pengurapan  tersebut mengajar kita tentang segala kebenaran dan tidak dusta (1 Yohanes 2:27). Kata “mengajar” dalam 1 Yohanes 2:27, didalam bahasa aslinya adalah “διδάσκω” baca : “didasko”, sebuah kata kerja utama yang diawali oleh “sebab akibat”; hal ini menunjukan bagaimana pengurapan dari Yang Kudus itu menyebabkan Dia sendiri secara aktif mengajar orang-orang yang percaya, akan kebenaran. Sehingga kita akan mengetahui kesesatan atau dusta yang sedang diajarkan kepada kita, dan kita dapat menandai kesesatan tersebut serta dapat membandingkan dengan kebenaran sejati yang kita ketahui. Juga dinyatakan dengan jelas bahwa siapa saja yang tidak berbuat kebenaran adalah anak-anak Iblis (1 Yohanes 3:10)

Rasul Yohanes dalam suratnya yang ke dua ayat yang ke- 10 – 11, menekankan bahwa orang-orang yang telah percaya, supaya kita tidak menerima dan memberi salam kepada orang-orang yang membawa pengajaran sesat, yaitu yang tidak sama seperti pengajaran rasul yohanes, yaitu : hidup didalam kasih, dan mengakui bahwa Yesus Kristus datang kedua sebagai manusia.
Memiliki Kesaksian Allah Untuk Hidup Kekal

Setiap orang percaya, didalam dirinya memiliki kesaksian dari Allah yang lebih kuat dari kesaksian manusia, tentang Anak-Nya (1 Yohanes 5:9). Kesaksian Allah itu adalah sebagai berikut :
Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. 1 Yohanes 5:11-12

Kesaksian tersebut menyatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus, maka dirinya akan memilliki kehidupan yang kekal. 

Memiliki Jaminan Jawaban Doa

“TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya” demikian Amsal 15:29 menasehati kita. Rasul Yohanes juga menyatakan kebenaran yang sama, mengenai orang yang percaya dan jaminan jawaban doa :

Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.  1 Yohanes 5:14-15 

Sebuah pernyataan dari Alkitab, yang telah membuat garis pemisahan tegas antar orang fasik dan orang benar, “...,tetapi doa orang benar di dengar-Nya”, menunjukan kepada manusia akan keberpihakan Allah dan bersedianya Allah memperhatikan apa yang didoakan oleh orang benar.


BAB IV
KESIMPULAN

Adalah sebuah keunikan atau kekhasan dari doktrin soteriologi yang dipaparkan oleh rasul Yohanes melalui surat-suratnya. Dalam tulisan-tulisannya tentang doktrin keselamatan rasul Yohanes menyatakan bahwa :

1. Semua manusia oleh rasul Yohanes dinyatakan tinggal didalam kegelapan  dan dosa, karena hanya Allah lah ada terang

2. Untuk lepas dari kegelapan dan dosa, semua umat manusia membutuhkan keselamatan serta kehidupan kekal, hal tersebut dapat diperoleh melalui kerelaan hati untuk mengaku dosa kepada Allah, yang setia dan adil itu, serta mengakui bahwa Yesus adalah Kristus, tidak ada yang lain. Rasul Yohanes menulisnya sebagai berikut :
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. 1 Yohanes 2:1-2

3. Seseorang dapat dinyatakan sudah memiliki dan tinggal didalam terang dan kebenaran,  memiliki ciri-ciri yang nyata didalam kesaksian hidupnya, yaitu
  • Menuruti segala Firman-Nya
  • Mengasihi Allah dengan menyatakan kasih kepada sesama
  • Tidak mengasihi dunia dengan segala keinginannya
  • Memiliki pengurapan yang mampu mengantisipasi pengajaran sesat atau dusta
  • Memiliki kesaksian Allah bahwa kita memiliki hidup yang kekal. 
  • Memiliki jaminan jawaban doa

Penekanan yang kuat terhadap hal-hal diatas adalah kekhasan tersendiri dari doktrin keselamatan yang dipaparkan oleh rasul Yohanes dalam surat-suratnya tersebut. Serta  dapat juga dikatakan bahwa kekhasan rasul Yohanes, karena pokok bahasanya mengenai jati diri yang “otentik” atau sejati dari orang yang sudah percaya mendapat porsi yang sangat banyak.

KLONING MANUSIA DALAM PANDANGAN ETIKA KRISTEN



BAB I
PENDAHULUAN

Dunia teknologi rekayasa genetika semenjak tahun 1997 mengalami revolusi yang mengakibatkan mereka mengalami kemajuan melampaui prediksi ilmuan-ilmuan dimasa lampau.Semenjak cloning mamalia pada tahun 1997 berhasil, maka ide untuk mengkloning manusiapun muncul.Dan munculnya ide tersebut secara simultan memicu pro dan kontra dengan landasan pikir dan alasan yang dirasa kuat dari masing-masing kelompok.

Sebagai orang Kristen yang berpegang kepada etika yang berdasar  kebenaran Alkitab, maka sangat diperlukan kita menyoroti kloning pada manusia dari sudut penilaian etika yang kita pegang tersebut.Hal ini ditujukan supaya kita memiliki landasan untuk mengambil keputusan etika guna menentukan pada posisi mana kita harus berdiri.Mendukung ataukah tidak mendukung.Dengan demikian, setiap umat Kristiani dapat bersikap secara bijaksana dan bertanggungjawab dalam menanggapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam hal penelitian dan penemuan baru tentang kloning pada manusia.
  

BAB II
KLONING MANUSIA, PERKEMBANGAN, DAN MASALAHNYA

Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan. Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme. Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati.

Kata ini diturunkan dari kata clone atau clon, dalam bahasa Inggris, yang juga dibentuk dari kata bahasa Yunani, κλῶνος ("klonos") yang berarti "cabang" atau "ranting", merujuk pada penggunaan pertama dalam bidang hortikultura sebagai bahan tanam dalam perbanyakan vegetatif.
Kloning pertama kali diusulkan oleh Herbert Webber pada tahun 1903 untuk mengistilahkan sekelompok makhluk hidup yang dilahirkan tanpa proses seksual dari satu induk. Secara alami kloning hanya terjadi pada tanaman : menanam pohon dengan stek.

Dan wacana kloning pada hewan muncul sejak tahun 1900, tetapi hewan kloning baru dapat dihasilkan lewat penelitian pada tahun 1997 oleh Dr. Ian Willmut seorang ilmuwan skotlandia, dan untuk pertama kali membuktikan bahwa kloning dapat dilakukan pada hewan mamalia dewasa. Hewan kloning tersebut dihasilkan dari inti sel epitel domba dewasa yang dikultur dalam suatu medium, kemudian ditransfer ke dalam ovum domba yang kromosomnya telah dikeluarkan, yang akhirnya menghasilkan anak domba kloning yang diberi nama Dolly

  
1. Kloning Manusia

Kloning membutuhkan sel-sel DNA dan embrio untuk dapat berhasil.Pertama-tama DNA dikeluarkan dari inti sel makhluk itu.Materi itu, yang mengandung kode informasi genetik, kemudian ditempatkan dalam inti dari sel embrio.DNA dari sel yang menerima informasi genetik yang baru harus disingkirkan supaya bisa menerima DNA baru. Kalau sel menerima DNA baru, maka embrio duplikat akan terbentuk. Namun sel embrio bisa saja menolak DNA baru dan mati.Juga sangat mungkin bahwa embrio itu tidak dapat bertahan hidup setelah informasi genetik yang asli dikeluarkan dari intinya.

Sebagian orang mempromosikan kloning manusia dengan tujuan untuk menciptakan organ pengganti untuk orang-orang yang membutuhkan pencangkokan namun tidak dapat menemukan donor yang cocok. Pemikirannya adalah mengambil DNA sendiri dan menciptakan organ duplikat yang terdiri dari DNA itu sendiri akan sangat mengurangi kemungkinan penolakan terhadap organ itu.

Proses kloning manusia, menuntut penggunaan embrio manusia; dan walaupun sel dapat dihasilkan untuk membuat organ yang baru, untuk mendapatkan DNA yang diperlukan beberapa embrio harus dimatikan.

2. Perkembangan Teknologi Kloning Manusia

Sebelumnya manusia telah berhasil mengkloning kecebong (1952), Ikan (1963), Tikus (1986).Keberhasilan kloning Dolly menuai kecaman sebagian besar penduduk dunia baik institusi keagamaan, pemeluk agama, dunia kedokteran institusi riset sejenis hingga pemerintahan tiap negara.Hal ini menyebabkan pengklonian dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Sejak keberhasilan kloning Domba 1996, muncullah hasil kloning lain pada Monyet (2000), Lembu “Gaur” (2001), Sapi (2001),  Kucing (2001) dan dikomersialkan pada 2004, Kuda (2003), Anjing, serigala dan kerbau. Selain itu, beberapa lembaga riset telah berhasil mengkloning bagian tubuh manusia seperti tangan.  Kloning bagian tubuh manusia dilakukan untuk kebutuhan medis, seperti tangan yang hilang karena kecelakaan dapat dikloning baru, begitu juga jika terjadi ginjal yang rusak (gagal ginal).

Dan akhir-akhir ini kloning manusia secara utuh telah dilaksanakan secara diam-diam karena mendapatkan larangan dari beberapa negara.Adalah seorang bernama Panayiotis Zavos, seorang keturunan dari Siprus yang memiliki tempat tingal di London, serta klinik besar di Kenthucky. Dia mengaku telah melakukan tiga kloning pada manusia, yang beberapa bulan kedepan akan segera dapat dilahirkan. Ketiganya berasal dari orang yang sudah mati.Satu di antaranya adalah embrio seorang anak berusia 10 tahun bernama Cady.Anak tersebut meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil di Amerika Serikat.Sel darah Cady telah dibekukan dan dikirim ke Zavos.Orangtua Cady setuju dengan persyaratan yang ditentukan apabila kloning embrio anaknya bisa dilahirkan dengan selamat. Severino Antiniori seorang ginekolog terkenal asal italia, telah mengaku berhasil melakukan cloning tiga bayi sekaligus, dokter ini juga tercatat presetasinya membantu wanita berusia 63 tahun yang sudah menopause untuk hamil dan melahirkan bayinya dengan selamat.

3. Kloning Manusia dan Masalahnya

Disamping banyaknya klaim keberhasilan kloning pada manusia, muncul juga kecaman dari para ahli-ahli rekayasa genetika dan medis, kecaman tersebut banyak didasarkan pada  masalah yang bersumber pada fakta empiris mahluk yang disebut sebagai manusia itu sendiri.
Dr Singgih Widjaja memaparkan kebenaran ilmiah dalam bidang bioteknologi dan kedokteran yang  membuktikan hal itu. Salah satu contoh fakta bidang genetika medis yang membuktikan bahwa kloning manusia dapat memunculkan masalah daripada kloning pada binatang, adalah dalam hal penyakit genetis."Lihat contohnya pada anjing.Kalau pun mereka kawin di antara kerabatnya bahkan dalam satu keturunan, itu tidak menimbulkan cacat genetis pada anaknya.Coba pada manusia.Perkawinan sedarah langsung akan menghasilkan keturunan cacat," kata dokter yang memperdalam medical genetics di Universitas Hawai itu. "Bukankah ini juga membuktikan bahwa manusia adalah lain dan tidak berasal dari binatang seperti kesimpulan teori Evolusi?"
Lalu, mengapa pada hewan kloning bisa dilakukan?"Itulah keunikan manusia.Memang kloning bisa dilakukan pada domba tapi pada manusia dapat menyertakan resiko-resiko mengerikan.Para ilmuwan yang menyatakan bahwa kloning pada manusia bisa dilakukan, membangun argumen mereka hanya berdasarkan kemungkinan teoritis, tanpa melihat fakta dan pengalaman empiris medis berkaitan dengan penyakit genetis pada manusia. Dengan kata lain, mereka mengasumsikan bahwa sifat-sifat genetis pada manusia identik dan berespons sama atas perlakuan sejenis terhadap binatang. demikian Singgih menjelaskan, dokter yang selama ini banyak menangani penyakit genetis medis. Singgih, adalah master anatomi kedokteran yang juga memperdalam genetika molekuler di Universitas Hawaii dan Universitas Stanford Amerika itu, menolak adanya kemungkinan teknis kloning pada manusia dengan tiga argumen berikut.

  1. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa kelainan genetis hanya pada satu pasang kromosom saja, misalnya keduanya berasal dari ayah saja atau hanya dari ibu yang lazim disebut disomi, sudah akan menyebabkan cacat genetis yang parah, bahkan mengakibatkan keguguran pada janin. Sedangkan pada individu hasil kloning, karena kromosom hanya berasal dari salah satu orang tua, maka cacat itu akan terjadi pada semua kromosom tubuh. (Setiap orang memiliki 23 pasang (46) kromosom dimana 23 buah diwarisi dari ibu dan 23 lainnya dari ayah. Satu pasang diantaranya adalah kromosom seks red). "Jangankan pada semua kromosom, pada satu kromosom saja misalnya pada kromosom 15, terjadi disomi paternal dimana kedua kromosom hanya berasal dari sang ayah (kasus Angelmann Syndrome), maka anak yang lahir akan mengalami cacat genetis yang parah seperti IQ rendah, suka kejang-kejang, tidak bisa jalan dan mental terbelakang. Bagaimana mungkin manusia bisa hidup dengan disomi pada semua kromosomnya?" tanya Singgih. Sedangkan selama ini disomi pada dua pasang kromosom saja tidak pernah ditemukan. Mengapa? "Karena janinnya kemungkinan sudah langsung gugur beberapa saat setelah konsepsi."
  2. Bagaimana mungkin inti sel organ tubuh tertentu yang diselipkan ke dalam sel telur yang belum dibuahi sebagaimana yang dilakukan pada kloning, bisa membuat organ-organ lain padahal dia tidak punya potensi genetis untuk membuat organ lain selain organ serupa? "Kalau yang dimasukkan inti sel kulit, maka otomatis dia hanya potensial untuk membuat sel kulit."
  3. "sel itu terdiri dari inti sel dan sitoplasma. Sitoplasma mengandung asam deoksiribonukleat (DNA adalah asam-asam yang menyusun protein pembentuk kode genetik red) namanya mitokhondrial DNA. Mari kita lihat sperma. Hampir seluruhnya adalah inti, sitoplasmanya sedikit sekali. Itu berarti DNA-nya sedikit sekali. Kalau kita ambil sel lain lalu kita masukkan ke sel telur yang belum dibuahi, seperti yang terjadi pada kloning, itu berarti, mitokhondria dari sperma tersebut tidak ada. Padahal selain sebagai sumber energi bagi sel, mitokhondria juga berisi DNA untuk pembuatan sel saraf dan organ-organ lain. Padahal dari segi medis, satu molekul DNA saja yang hilang pada penyakit Thallasemia Constant Spring, misalnya, orangnya sudah cacat. Coba hitung berapa ratus bahkan ribu molekul DNA yang hilang karena tidak terlibatnya sperma pada kloning."


Singgih menambahkan, fakta bahwa belum pernah ada manusia hasil klon di dunia ini bukan karena manusia belum pernah mencobanya, tetapi walau para ahli sudah mencoba namun gagal karena tidak bisa mengatasi kendala-kendala teknis alamiah itu. Menurutnya, sebelum runtuhnya Uni Soviet, rejim komunis di sana telah sering mencoba kloning pada manusia namun mereka selalu gagal. "Ini sebenarnya suatu pertanda dari Tuhan bahwa kloning memang tidak boleh dilakukan pada manusia," tandasnya.

 BAB III
PANDANGAN ETIKA KRISTEN TERHADAP KLONING PADA MANUSIA

Menurut Alkitab, Allah adalah satu-satuNya yang memiliki hak kedaulatan mutlak atas hidup manusia. Berusaha mengontrol hal-hal sedemikian adalah menempatkan diri pada posisi Allah.Jelaslah bahwa manusia tidak boleh melakukan hal demikian.

Sekalipun ada aspek-aspek kloning manusia yang mungkin bermanfaat, umat manusia tidak punya kendali terhadap arah perkembangan teknologi kloning. Adalah sebuah sikap yang bodoh jikalau beranggapan bahwa sebuah niat yang baik akandapat mengarahkan penggunaan teknologi cloning kepada sesuatu yang berguna tanpa ada implikasi terhadap hungan ALLAh dan manusia. Dalam hal ini manusia dengan segala keberadaannya, tidak dalam posisi untuk menjalankan tanggung jawab atau memberi penilaian yang harus dilakukan untuk mengatur kloning manusia.

Norman L Geisler, di dalam buku Etika Kristen Pilihan dan Isu, memberikan lima pandangan  mengenai etika yang harus dipegang oleh orang Kristen didalam menjalankan kehidupannya serta didalam pengambilan keputusan etika dan moral:

  • Etika Kristen haruslah  berdasarkan kepada kehendak Allah.
    • Dalam pandangan ini, kita sebagai orang Kristen harus  mengambil keputusan etika  terhadap kloning manusia, dengan meletakkan kloning pada manusia pada “bejana” kehendak ALLAH, dalam hal ini Alkitab haruslah menjadi standar utama penilaian terhadap kloning, apakah sesuai atau tidak ?.
  • Etika Kristen bersifat mutlak.
    • Etika Kristen yang berlaku dan yang kita pegang berdasarkan Alkitab tersebut, tidaklah diperbolehkan untuk dikompromikan dengan isu- isu yang tidak sesuai dengan standar etika Kristen, pada point manapun. Begitu pula dengan isu-isu seputar kloning pada manusia
  • Etika Kristen berdasarkan wahyu Allah.
    • Karena etika Kristen berdasarkan wahyu ALLAH maka etika Kristen tidaklah boleh disejajarkan dengan standar etika yang bersumber dari apapun diluar wahyu ALLAH.

  • Etika Kristen bersifat menentukan.

    • Orang Kristen berdasarkan etika yang dipegang dan dilaksanakan didalam hidupnya, harus berani menentukan langkahnya, berpihak atau menolak kepada isu kloning pada manusia
  • Etika Kristen itu Deontologis.
    • Etika Kristen itu bersifat seperti sebuah aturan yang wajib dan mengikat. Jika secara penilaian etika Kristen menyetujui kloning pada manusia, maka kita juga wajib menyetujuinya, akan tetapi jika etika Kristen menentang isu kloning manusia, maka itu juga bersifat mengikat bagi kita untuk menentang isu kloning kepada manusia juga.


Pendapat Hille, Ketua Komisi Teologi World Evangelical Fellowship

Sebagaimana isu-isu bidang etika yang lain, diperlukan kejelian dan kehati-hatian dalam menanggapi masalah kloning, apalagi tidak semua isu itu dapat ditemukan jawabnya secara eksplisit dalam Alkitab. Namun, Alkitab dengan jelas mengajarkan kebenaran tentang hukum dan kedaulatan Allah atas hidup manusia.Selain melanggar kewenangan Allah sebagai pencipta, kloning pada manusia merupakan pelanggaran serius terhadap harkat dan martabat manusia yang diciptakan Allah sebagai makhluk termulia dan unik.

"Tuhan telah menetapkan manusia untuk berkembang biak secara alami melalui proses perkawinan. Lagi pula manusia diciptakan secara tunggal dan satu-satunya, bukan duplikasi,""Ketunggalan berarti hubungan antara Allah dengan pribadi adalah tunggal adanya. Allah punya hubungan historis tersendiri dengan setiap orang dan ini tidak boleh diduplikasi secara proses teknis." Hille menegaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia agar dapat berkomunikasi dengan-Nya."Lebih dari itu, Tuhan Yesus mati untuk menebus dosa manusia pribadi demi pribadi."

Manusia Diciptakan Unik Dalam Tujuan dan Fungsinya bagi komunitasnya

Manusia oleh ALLAH di ciptakan sebagai manusia yang secara individu atau personal memiliki tujuan dan fungsi masing-masing, yang unik atau tidak bersifat produksi massal pabrikan, didalam komunitas dimana ALLAH telah menempatkannya. Setiap manusia memiliki kewajiban memenuhi tujuan hidup mereka yang akan saling melengkapi satu dengan yang lainnya, baik dari karunia, talenta, dll, demi kemuliaan ALLAH. Hal tersebut dapat kita temukan didalam Amsal 16:4, Efesus 2:10, Kolose 1:16

Pengabaian Nilai Penting Embrio Dihadapan ALLAH

Pada hakikatnya proses kloning akan “membuang” banyak embrio manusia sebagai “barang sampah, dan sekedar peningat kemungkinan keberhasilan”; meniadakan kesempatan untuk embrio-embrio itu bertumbuh dewasa. Sedangkan alkitab memaparkan kebenaran, bahwa embrio manusia itu bukanlah pada tempatnya mendapatkan nilai yang serendah itu.Mazmur 139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.Kata “bakal anak” didalam bahasa aslinya menggunakan kata “golem” yang diterjemahkan sebagai embrio, fetus.Dalam konteks ini kita dapat melihat bahwa ALLAH telah turut campur tangan dalam kehidupan manusia semenjak manusia masih sebagai embrio atau festus.Sebagai orang Kristen, adalah hal yang wajib bagi kita, untuk menghargai hal tersebut.
                                                     

 BAB IV
KESIMPULAN

Kloning dari sisi medis sudah dapat dipastikan akan menimbukan banyak permasalahan, dari keguguran hingga kecacatan tubuh serta kecacatan mental yang sangat parah. Dan dari sisi etika Kristen, kloning pada manusia telah membuat manusiamenjadi pembunuh-pembunuh bakal anak atau embrio, merendahkan kodrat dirinya dan mencoba menabrak batasan posisinya, didalam rancangan awal dalam kehidupan manusia serta mandat yang telah manusia terima.

Melihat permasalahan-permasalahan tersebut, maka sebagai orang Kristen kita harus berani menyatakan penolakan kita terhadap kloning pada manusia, karena hal tersebut menunjukan pemberontakan manusia kepada ALLAH danakan menimbulkan masalah medis dimasa mendatang.




DAFTAR PUSTAKA

  • v  http://en.wikipedia.org/wiki/Cloning
  • v  http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=754&res=jpz
  • v  http://gerakanindonesiabaru.blogspot.com/2009/09/menelaah-persoalan-kloning-dan-stem-sel.html
  • v  http://irun89.wordpress.com/2010/03/25/kloning-domba-dolly/
  • v  http://nusantaranews.wordpress.com/page/21/
  • v  Alkitab terjemahan baru
  • v  http://www.my-lifespring.com/merchandise/buku_etika_kristen.php


Belajar Dari Jemaat Smirna




SMIRNA

Smirna [Σμύρνη atau Σμύρνα] adalah salah satu kota dari ketujuh kota yang menerima surat dari Yohanes. Hal tersebut dicatat didalam Wahyu 1:11 katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia." 

1. Letak Geografis dan Perekonomian

Smirna merupakan kota pelabuhan sekaligus penghasil “mur”, salah satu bahan pembuat minyak wangi, kota ini memiliki letak yang srategis di wilayah Asia kecil. Smirna sendiri memiliki arti “pahit”, sebagai mana mur, yang pahit rasanya, akan tetapi berbau harum. Secara geografis kota ini terletak di 65 kilometer utara kota Efesus, disekitar laut Aegea. Smirna juga kota yang dikenal sebagai pesaing dagang utama bagi kota Pergamus dan Efesus di Asia Kecil.
Smirna adalah satu dari sedikit kota di Asia yang bertahan terhadap serangan bangsa Turki, dan merupakan kota yang paling terakhir jatuh ketangan orang-orang Islam. Saat ini Smirna telah berganti nama menjadi Izmir, setelah ditaklukan oleh Turki pada Tahun 1922, dan semenjak 1923 Smirna secara resmi menjadi wilayah Turki, melalui perjanjian Lausanne. 
Smirna adalah kota industri dibidang pewarna, mineral, sabun, dan tekstil, serta wangi-wangian. Hingga saat ini Smirna atau Izmir tetap menjadi  salah satu kota pelabuhan terbesar dan industri terkemuka diwilayah barat Turki.

2. Politik, Sosial, Budaya, dan Agama

Smirna adalah salah satu kota sebagaimana banyak daerah lain, yang secara sukarela menyerahkan diri mereka dibawah kekuasaan Romawi, karena dengan menjadi wilayah atau propinsi dibawah kekuasaan Romawi mendatangkan banyak keuntungan. Keuntungan tersebut dikarenakan peperangan yang hampir tidak ada karena penyerahan secara sukarela, dibawah kekuasaan Roma, para perompak dan perampok banyak yang berhasil ditangkap, hal ini  berdampak pada peningkatan perekonomian kota. Sistem hukum yang adil dan konsekuen pun diberlakukan.  Meskipun banyak yang secara sukarela tunduk dibawah pemerintahan Romawi, kekawatiran terjadi konflik separatisme karena semangat kesukuan, dapat saja sewaktu-waktu muncul. Maka jalan keluar untuk mengatasinya, digunakan penyembahan kepada Dea Roma [Dewi Roma], yang konsepnya diperjelas dengan penyembahan kepada kaisar.
Pada tahun 195 SM Smirna mengalahkan lima kota yang lain dalam meraih izin untuk menjadi kota yang pertama mendirikan kuil bagi Dea Roma [Dewi Roma]. Pada tahun 26 M Smirna berhasil memperjuangkan hak untuk mendirikan sebuah kuil untuk kaisar Tiberius. Hal tersebut dapat juga sebagai salah satu bukti bahwa Smirna secara sukarela dan dengan setia menyerahkan kekuasaan mereka dibawah Roma. 
Pada jaman Kaisar   Domitianus, adalah sebuah kewajiban, dalam satu tahun sekali harus membakar dupa dan berkata “Kaisar adalah Tuhan”, setelah itu akan mendapatkan sertifikat, hal ini juga berlaku ketat di Smirna. Jika ada orang yang menolak, maka orang tersebut akan dianggap sebagai pengacau. Kewajiban penyembahan kepada kaisar ini bukan sebuah pengujian kerohanian warga kota Smirna, melainkan diperuntukan bagi tujuan politis, yaitu menguji kesetiaan warga kota Smirna kepada Roma. Bahkan setelah melakukan penyembahan kepada kaisar, setiap warga kota diberi kebebasan untuk menyembah dewa manapun yang sesuai dengan kebiasaan mereka.

3. Jemaat Kristus di Smirna dan Polemik  yang Dihadapi

Ada banyak literature yang menyatakan bahwa kemungkinan jemaat Smirna didirikan oleh Rasul Paulus, pada perjalanan ke tiganya dalam pemberitaan Injil. 
Kewajiban penyembahan terhadap Kaisar, secara langsung berdampak pada munculnya konflik kepercayaan pada orang-orang percaya atau Kristen di jaman itu. Adalah hal yang sulit dilakukan bahkan mustahil jika orang-orang percaya di kota Smirna harus menyembah dan memanggil Kaisar sebagai TUHAN sama dengan posisi Kristus. Keberatan-keberatan orang percaya di kota Smirna untuk menyembah Kaisar, menyebabkan orang-orang percaya dinilai sebagai pengacau, dan tidak tunduk kepada Kekaisaran Romawi. 
Penduduk Yahudi di Smirna cukup besar dan memusuhi jemaat lokal. Mereka juga ikut memfitnah jemaat mula-mula sebagai “pengacau”. Meskipun menyebut diri atau mengaku bahwa diri mereka orang Yahudi, mereka sesungguhnya adalah Jemaah Iblis, dan bersekutu menganiaya para pengikut Kristus (Wahyu 2:9-10). Menurut prasasti abad ke dua, orang Yahudi penah menyumbang 10.000 dinar untuk proyek memperindah kota Smirna. Hal tersebut menunjukan betapa kaya-nya mereka, berbeda dengan jemat local yang miskin. 

Dan permusuhan tersebut, membuat warga Yahudi juga terlibat didalam konspirasi pembunuhan Polikarpus pada hari Sabat 23 Febuari 155. Karena menolak untuk menyangkal Kristus, Polikarpus ditangkap dan diancam hukuman mati, tetapi jika dia mau menyangkal dan menyembah kaisar maka dia akan hidup. Menanggapi pilihan tersebut, Polikarpus menjawab : “delapan puluh enam tahun saya melayani Kristus, dan Ia tidak pernah bebuat salah kepada saya, bagaiman mungkin saya menghujat Raja yang telah menyelamatkan saya ?”. akhirnya gubernur kota Smirna memerintahkan supaya Polikarpus dibunuh di tiang pancang. Sejarah juga mencatat bahwa orang-orang Yahudi terkemuka yang mengumpulkan kayu bakarnya, meskipun hari sabat, mereka memikul kayu-kayu tersebut dan melanggar Taurat.

SURAT KEPADA JEMAT SMIRNA

1. Alamat yang Dituju dan Sang Pemberi Pesan

"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: 
Wahyu 2:8 

Surat ini ditujukan untuk malaikat jemaat Smirna pada khususnya dan jemaat Smirna pada umumnya. Surat ini berisi pesan dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali. Pernyataan tersebut menegaskan dan mengingatkan bahwa Dia adalah Tuhan yang kekal, dan yang telah mengalahkan maut.

2. Isi Pesan

a. Dia mengetahui

 Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.  Wahyu 2:9

Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia mengetahui tiga hal mengenai mereka, yaitu :
Kesusahan mereka
Kemiskinan mereka
Dan Fitnah yang mereka terima oleh orang-orang yang mengaku sebagai orang Yahudi
Dalam ayat 9 ini Tuhan Yesus juga menyatakan bahwa jemaat Smirna yang miskin secara ekonomi, sesungguhnya adalah orang-orang yang Kaya secara rohani di dalam pemandangan Nya.

b. Motivasi yang diberikan oleh Tuhan kepada jemaan Smirna

Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.  
Wahyu 2:10 

b.1. Jangan takut

Sekalipun mengalami kesusahan dan penganiayaan yang berat, Tuhan memotivasi jemaat Smirna supaya jangan takut. Kata “akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari”, dipercaya oleh para penafsir, sebagai penggambaran, aniaya yang akan dialami oleh jemaat Smirna melalui kesepuluh Surat Keputusan kaisar Romawi pada masa kepemimpinan kaisar : Nero, Domitian, Tiberius, Trojan, Antonius, Severus, Maximum, Decius, Valerian, Diocletian

b.2. Setia sampai mati

Kesetiaan selalu diuji hingga kematian menjelang, apapun kondisi yang terjadi. Dalam terjemaahan NET, menggunakan kata “faithful even to the point of death”. 

c. Janji bagi jemaat Smirna

Janji bagi jemaat Smirna yang tidak takut dan setia sampai mati adalah :

c.1. Dikaruniai mahkota kehidupan

Mahkota kehidupan diberikan kepada jemaat Smirna, yang tetap tidak takut dan setia sampai mati, ini adalah gambaran hidup berkemenangan [ayat 9] 

c.2. Tidak akan menderita apa-apa

Wahyu 2:11 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua. 

Ini semacam gaya bahasa didalam sastra Yunani, dimana sesuatu yang besar itu seringkali ditekankan dengan berkata “hal itu tidak kecil”. Jadi janji ini dapat diparafrasekan “mungkin jemaat Smirna akan mederita aniaya dan menderita kematian yang pertama, tetapi mereka tidak akan menderita apa-apa setelah kematian pertama tersebut, karena mereka tidak akan mengalami kematian yang kedua, bahkan mengalami hidup kekal yang penuh kebahagiaan.

Mari kita teladani sikap dan karakter jemaat SMIRNA - GBU

ARTI PERHENTIAN DALAM IBRANI 4:11




Indonesia Terjemahan Baru
Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga.
Ibrani 4:11



A PENAFSIRAN LITERAL :

Didalam beberapa terjemahan Alkitab kita dapat menemukan bahwa kata perhentian didalam  terjemahan bahasa Indonesia sehari-hari ditulis dengan kata “istirahat” sedangkan dalam terjemahan NET dan NKJV menggunkan kata “rest”.

Bahasa Indonesia Sehari-hari
  • Sebab itu, marilah kita berusaha sungguh-sungguh untuk menerima istirahat yang dijanjikan Allah itu. Jangan sampai seorang pun dari kita gagal seperti mereka dahulu, karena tidak percaya kepada Allah.

New King James Version

  • Let us therefore be diligent to enter that rest, lest anyone fall according to the same example of disobedience.

NET Bible

  • Thus we must make every effort to enter that rest, so that no one may fall by following the same pattern of disobedience

Interlinear Greek New Testament

  • σπουδασωμεν {WE SHOULD BE DILIGENT} ουν {THEREFORE} εισελθειν {TO ENTER} εις {INTO} εκεινην την {THAT} καταπαυσιν {REST,} ινα μη {LEST} εν {AFTER} τω {THE} αυτω {SAME} τις {ANYONE} υποδειγματι {EXAMPLE} πεση της {MAY FELL} απειθειας {OF DISOBEDIENCE.}

Kata “perhentian” didalam bahasa aslinya menggunakan kata “καταπαυσιν” [katapausis], yang memiliki definisi :

1. yang menempatkan kita untuk beristirahat, menenangkan angin / badai
2. tempat beristirahat 

Merupakan penggambaran : berkat surgawi di mana Allah berdiam, dan yang telah Dia janjikan untuk orang percaya yang telah bertekun dalam Kristus, setelah mengambil bagian dengan bekerja keras dan berani menghadapi tantangan kehidupan di bumi.

B. PENAFSIRAN GRAMATIKAL

Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata “perhentian” adalah kelas kata benda, yang definisinya adalah menghentikan, mengakhiri, dan menyetop. Kata “rest” didalam kamus bahasa Inggris – Indonesia, memiliki beberapa arti, yaitu : berisitirahat, menentramkan, membaringkan, dan sisa. Sedangkan didalam bahasa Yunaninya kata perhentian atau καταπαυσιν memiliki tenses noun akusatif, feminim, singular, common. Dalam hal ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa kata perhentian disini adalah perhentian satu-satunya, tidak ada yang lain.

C. PENAFSIRAN KONTEKSTUAL

Di dalam pembacaan Ibrani 4, dapat disimpulkan bahwa kata “perhentian” merujuk kepada arti : “tempat peristirahatan kekal abadi di Sorga”, sebagaimana Allah beristirahat pada hari ke tujuh setelah penciptaan dunia ini. Dan yang perlu kita ingat, bahwa tempat perhentian itu hanya bagi mereka yang taat.

E. PENAFSIRAN HISTORIS

Judul kitab ini di dalam naskah-naskah Yunani yang tertua hanyalah, "Kepada Orang Ibrani." Sekalipun demikian isi surat ini menunjukkan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi. Penggunaan Septuaginta (Alkitab PL dalam bahasa Yunani) oleh penulis ketika mengutip PL menunjukkan bahwa para penerima surat ini mungkin adalah orang-orang Yahudi berbahasa Yunani yang tinggal di luar Palestina. Kalimat "terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" (versi Inggris NIV -- "mereka dari Italia mengirim salam" Ibr 13:24) mungkin sekali berarti bahwa penulis sedang menulis kepada orang-orang yang tinggal di Roma dan mencantumkan salam dari orang-orang percaya dari Italia yang dalam perantauan. Para penerima surat ini mungkin terdiri atas kelompok-kelompok persekutuan rumah yang merupakan bagian dari jemaat gereja yang lebih luas di Roma. Beberapa di antaranya mulai menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan iman mereka kepada Yesus dan kembali kepada kepercayaan Yahudi mereka sebelumnya, karena mereka dianiaya dan putus asa.

Surat Ibrani terutama ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan. Penulis berusaha untuk memperkuat iman mereka kepada Kristus dengan menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus. Ia menunjukkan bahwa penyediaan penebusan di bawah perjanjian yang lama sudah digenapi dan tidak terpakai lagi karena Yesus telah datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang mengerjakan perdamaian.

Penulis Ibrani menantang para pembacanya untuk :

  1. tetap mempertahankan pengakuan mereka terhadap Kristus hingga pada kesudahannya,
  2. maju terus menuju kedewasaan rohani dan
  3. tidak kembali kepada kehidupan di bawah hukuman dengan cara meninggalkan kepercayaan kepada Yesus Kristus.
  4. Serta adanya janji kepastian tempat perhentian kekal di Sorga mulia bersama dengan Allah.


F. PENAFSIRAN TEOLOGIS

Didalam Alkitab ada tujuh puluh satu ayat yang menggunakan kata “perhentian”. Enam puluh empat terdapat didalam Perjanjian Lama, kata “perhentian” dapat menunjukan mengenai hari sabat, seperti yang tertulis di dalam Keluaran 31:15 Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian (shabbathown) penuh, hari kudus bagi TUHAN: setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati. Dan masih banyak didalam  kitab Perjanjian Lama yang mencatat tentang masalah perhentian yang merujuk pada arti hari Sabat. Akan tetapi di dalam bagian lain kitab Perjanjian lama kata perhentian juga menyatakan arti “telah mati atau meninggal”, yang dalam bahasa aslinya menggunkan kata “qabar”, serta peristirahatan terakhir yang tenang, yaitu menggunakan kata“m@nuchah” . 
Sedangkan terdapat tujuh ayat yang menggunakan kata “perhentian” didalam perjanjian baru, yaitu : Anapausis, contohnya didalam Matius 12:43, yang berhubungan dengan pengembaraan roh jahat yang sedang mencari perhentian untuk mereka bersenang-senang, didalam bahasa Inggrisnya didefinisikan sebagai “recreation”. Dan didalam Ibrani kata yang digunakan adalah “katapauo” atau katapausis, yang memiliki definisi “tempat perhentian kekal atau sorga mulia.
G. KESIMPULAN SEMENTARA

Setelah membuat penafsiran-penafsiran diatas, dapat ditarik kesimpulan sementara, yaitu : 

  1. ada sebuah tempat perhentian, satu-satunya dan yang kekal bersama dengan ALLAH
  2. tempat perhentian tersebut adalah bagi umat ALLAH
  3. untuk memasuki tempat perhentian tersebut kita harus melakukan dengan aktif dan giat, dimana hal itu diwakili oleh kata “berusaha”
  4. dengan memasuki tempat perhentian tersebut kita tidak “terhitung” sebagai pribadi-pribadi yang jatuh karena ketidaktaatan


H. TIGA TAFSIRAN YANG BERBEDA

H.1. Tafsiran dari Matthew Henry

Di sini kita memiliki peringatan serius: Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam …, Ibrani 4: 11. Perhatikan, 1. Tujuan akhirnya adalah - istirahat rohani dan kekal, istirahat kasih karunia dan kemuliaan akhirat ada di sini - didalam Kristus di bumi, dengan Kristus di surga. 2. Digambarkan seperti peristirahatan bagipara pekerja yang telah bekerja dengan giat dan rajin. Mereka berhak menikmati istirahat dan tidur yang nyaman. Karena itu marilah kita kerja, mari kita semua setuju dan sepakat dalam hal ini, dan mari kita mempercepat satu sama lain, dan memanggil satu sama lain untuk ketekunan ini. Ini adalah tindakan paling benar dari sebuah persahabatan, ketika kita melihat rekan-kristen berkeliaran kita, untuk memanggil mereka untuk memikirkan bisnis dan tenaga kerja mereka dalam hal itu dengan sungguh-sungguh. "Ayo, mari kita semua pergi untuk bekerja, mengapa kita duduk diam? Mengapa kita berkeliaran? Ayo, mari kita berusaha, sekarang adalah waktu kerja kita, istirahat yang kita miliki adalah kekal "Jadi seharusnya orang Kristen memanggil diri mereka sendiri dan satu sama lain untuk rajin dalam tugas. 

H.2. Tafsiran dari Albert Barnes

Karena itu marilah kita kerja - Mari kita sungguh-sungguh berusaha. Karena ada istirahat bagi pencapaian yang senilai dengan semua usaha kami; karena begitu banyak yang telah gagal untuk mencapai itu karena ketidakpercayaan mereka, dan karena ada begitu banyak bahaya bahwa kita juda mungkin gagal, mari kita memberikan semua ketekunan  yang dapat kita berikan untuk masuk ke tempat itu. Surga tidak pernah diperoleh dengan ketekunan, tetapi tanpa  ketekunan, dan sikap yang tidak sungguh-sungguh menginginkannya, serta yang tidak melakukan usaha yang tulus untuk mencapainya, Surga juga tidak dapat diperoleh. 

H.3. Tafsiran JFB

that rest — which is still future and so glorious. Or, in Alford’s translation of Heb_4:10, “That rest into which Christ has entered before” (Heb_4:14; Heb_6:20). Yang dalam bahasa aindonesianya dapat dikatakan sebagai msa depan yang penuh kemuliaan, dimana Kristus telah masuk mendahului kita.

I. KESIMPULAN AKHIR

Arti tempat perhentian adalah Sorga,  yang disediakan bagi orang yang percaya kepada Kristus Yesus, dan kita wajib tetap bergiat selama hidup di bumi ini, untuk mempertahankan iman dan hidup dijalan yang benar hingga akhir kehidupan kita sekalipun. Secara pribadi saya setuju dengan ke tiga tafsiran lain dari tiga tokoh tersebut.

J. APLIKASI


  • Arti Abadi
    • Tempat “perhentian” adalah “Sorga” yang harus dan pasti akan kita masuki sebagai orang yang percaya kepada Kristus.
  • Arti Pribadi
    • Saya akan memuridkan istri dan anak saya mulai hari ini, supaya kami memiliki kesamaan langkah bersama dalam mempertahankan iman saya dan keluarga kepada Kristus ditengah kesulitan dan tantangan hidup yang saya hadapi didalam tugas pelayanan saya.

Bagaimanakah "perhentian Ibrani 4:11" arti bagi anda ?

KRISTOLOGI DALAM INJIL YOHANES DAN PARARELISASINYA DI DALAM AL QURAN DAN HADITS



I. Definisi danTujuanKristologi

Menurut  American Heritage Dictionary, Kristologi adalah studi teologis tentang pribadi dan perbuatan – perbuatan Kristus. Tujuan studi Kristologi adalah membuat orang yang membacanya menjadi yakin dan percaya kepada pribadi Yesus yang adalah Kristus, yang dapat memberikan jaminan keselamatan yang kuat sebagai juru selamat dunia ini. Begitu juga dengan tujuan Kristologi dalam injil Yohanes ini. Hal itu tercatat di dalam Yohanes20:31 :tetapi semua yang tercantum di sinitelah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya."

II. SiapakahYesus Menurut Injil Yohanes

a. Yesus adalah Firman yang Menjadi Manusia
  • Padamulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Yohanes 1:1
  • Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran Yohanes 1:14

Yohanes menyatakan bahwa Firman itu adalah Allah, dan Firman itu telah menjadi manusia, didalam bahasa Yunaninya kata “Firman” menggunakan kata “Logos”, dan selajutnya Logos didefinisikan sebagai Firman yang menjadi manusia.

PernyataanYohanes 1:14 tersebut telah memproklamasikan bahwa kedatangan Kristus yang pertama kali telah terjadi, dan karyaNya yang telah dinubuatkan itu telah nyata bagi umat manusia.

Didalam Al Quran dalam Surah Ali Imran 3:45 pun menyatakan penegasan yang pararel dengan Injil Yohanes, yaitu : “Ketika Malaikat berkata : Hai Maryam sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat dari pada-Nya namanya Almasih Isa Putra Maryam. Seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang yang terdekat dengan Tuhan.”

b. Yesus adalah Mesias yang Memerdekakan

Dari awal, Yohanes telah menekankan bahwaYesus adalah Mesias dengan mencatatkan kisah antara Andreas dengan Simon.
  • Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Yohanes 1:41

Dan pada beberapa bagian yang lain injil Yohanes, di catatkan pernyataan-pernyatan yang jelas mengenai siapaYesus itu.

Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." Yohanes 8:36
  • sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Yohanes 1:17
  • Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Yohanes 17:3

Surah al-Fatihah 1:2-7 menyatakan : Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. [yaitu] jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan [jalan] mereka yang dimurkai dan bukan [pula jalan] mereka yang sesat.

c. Yesus Menghapus Dosa Dunia yang Berasal dari Bapa [TUHAN sebagai sumber keberasalan Almasih Isa AS berasal]

Yohanes pembaptis sebagai nabi yang popular pada masa itu, memproklamisakan siapakahYesus dengan sanga tjelas. Bahwa dia adalah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia ini.
  • Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dania berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Yohanes 1: 29
  • Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Yohanes 1:36

Dan didalam kisah kebangkitan Lazarus dari kematiannya, pernyataanYohanes pembaptis tersebut diperkuat.
  • Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Yohanes 11:4

Dan pada bagian injil Yohanes yang lain yaitu :
  • Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut kedalam hidup. Yohanes 5:24
  • Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Yohanes 13:31

Didalam Al Quran Surah ad-Dukhan 44:40-42 menyatakan : Sesungguhnya hari keputusan [hari kiamat] itu adalah hari yang dijanjikan bagi mereka semuanya, yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang
Juga didalam Surah An Nisaa 4:171 “Sesungguhnya Almasih Isa Putra maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, dan Roh dari-Nya.”

d. Yesus Membawa Kita Ke Sorga

Setiap manusia, di dalam perjalanan kehidupannya, pasti akan menuju kepada garis akhir yang bersifat kekal. Bagi yang jahat akan menuju kepada Neraka bagi yang baik akan menuju Sorga. Akan tetapi kebaikan manusia ternyata tidaklah bisa dijamin menjadi jaminan utama menuju Sorga, manusia membutuhkanYesusKristus supaya bias masuk kedalam kerajaanSorga atau rumah Bapa tersebut.

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumahBapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergike situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ketempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. Dan kemana Aku pergi, kamu tahu jalanke situ." Yohanes 14:1-4

Didalam Surah Al Anam 6:51 Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya [pada hari kiamat], sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafaatpun selain Allah, agar mereka bertakwa. Data dalam Al Quran tersebut didukung oleh Hadits Shakheh Muslim 24:14 yang menyatakan “Dari Jabir r.a katanya dia mendengar Nabi Saw bersabda : “Bukan amal seseorang yang memasukkannya ke Surga atau melepaskannya dari neraka, termasuk juga aku, tetapi ialah semata-mata rahmat Allah Swt, belaka.”

III. KESIMPULAN

Setelah melihat beberapa data nats-nats didalam injil Yohanes dan Al Quran, serta Hadits dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa Yesus atau Almasih Isa AS, dari ayat-ayat awal pun telah menyatakan dengan tegas bahwa Yesus adalah Allah itu sendiri, Yesus adalah Mesias / Kristus yang sejati yang berasal dari Bapa, sebagai juru selamat dunia. Dan yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal, sebagaimana tertulis didalam Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Sebagai catatan, bahwa telah terjadi kesalah pahaman dari teman-teman yang beraga Islam mengenai pemahaman Surah Almaidah 5:72 “Laqad kafarol ladzina qoo luu innallaha huwal masiikhubnu Maryama”, kekacauan terjadi ketika Al Maidah 5:72 di baca tanpa direnungkan. Iman orang jalan lurus yang sering diejek dengan kata “Kristen” pun tidak mengimani pola pikir bahwa Alah ada setelah Almasih Isa AS dilahirkan dari rahim Maryam. Karena iman orang Kristen mempercayai Allah memang ada sejak dari semula, sebgai mana tertulis didalam Yohanes 1:1 , Ulangan 6:4  dan Markus 12:29 , Wahyu 1:8  yang pararel dengan  Quran 57:3 “Huwal awwalu wal akhiru wadhdhariru wal bathinu; wa huwa bikulli syaiin ‘aliim” [Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Dzhahir dan Yang Batin (yang Nampak dan tidak Nampak); dan Dia Maha mengetahui sega sesuatu], Al Iklash 112:1 “Qul hu wallaahu akhad” [katakanlah : “Dialah Allah, Yang Maha Esa”]. 

Jadi kerancuan terjadi ketika teman-teman kita yang beragama Islam tidak menyertakan pertimbangan kepraberadaan Almasih Isa AS di muka bumi ini, dalam menilai iman kekristenan.


TEOLOGI INJIL MARKUS DALAM TOPIK “ANAK MANUSIA”


Oleh :
Sonny CornellySitanggang
No. Mhs : 20110182
Prog M.Th – 1



Tugasini
Diserahkankepada
Bapak.Pdt. PetrusMaryono, Ph.D
Sebagai bagian dari tugas Mata Kuliah Teologi PerjanjianBaru


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI INDONESIA
YOGYAKARTA
Juni 2012


BAB I
Pendahuluan

Injil Markus, bersama-sama dengan Injil Matius dan Injil Lukas seringkali disebut sebagai Injil Sinoptik, injil Markus dipercaya ditulis antara tahun 64-67. Menurut tulisan Agustinus dari Hippo, gereja mula-mula berpendapat bahwa Injil ini ditulis setelah Matius menulis Injil Matius, namun sejumlah sejarawan modern berpendapat bahwa Injil Markus merupakan Injil yang paling awal ditulis, dan kedua Injil Sinoptik lainnya menggunakan Injil Markus sebagai sumber mereka.[1]
Bagi Markus, "Anak Allah" hanya dapat dipahami dalam terang judul yang lain, "Anak Manusia." Meskipun, seperti Perrin dan lain-lain telah menunjukkan, Yesus tidak mungkin benar-benar telah menggunakan istilah ini dalam referensi untuk dirinya sendiri, "Anak Manusia" muncul dalam Injil Markus dalam kata-kata Yesus, yang menggunakannya sebagai sebutan diri. Selanjutnya, Yesus tampaknya menggunakan gelar ini secara khusus sebagai koreksi terhadap pemahaman, umum yang salah tentang "Anak Allah." Misalnya, dalam Markus 8:27-38, jawaban Yesus untuk pengakuan Petrus tentang Dia sebagai Mesias adalah bahwa Anak Manusia harus menderita. Demikian pula, sementara jawaban Yesus atas pertanyaan Imam Besar, "Apakah Engkau Mesias, anak dari Yang Terpuji?" adalah "aku," ia langsung memenuhi syarat respon bahwa dengan menambahkan, "Dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk pada sebelah kanan Allah ...." [2]
Penekanan utama Injil Markus akan Yesus adalah gambaran Kristus sebagai Hamba yang datang untuk melayani dan memberikan hidup-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang (Mark 10:45). Tujuan Markus adalah untuk menyajikan pada pembacanya orang-orang Romawi dengan dinamika Anak Manusia sebagai Hamba. Dengan demikian mendorong orang untuk beriman kepada-Nya. [3]
  
Bab II
Latar Belakang Masalah

Anak Manusia adalah sebutan bagi Yesus Kristus, seringkali Yesus Kristus memakai istilah ini sebagai ganti kata diri-Nya : Istilah "Anak Manusia" menekankan aspek kemanusiaan Yesus Kristus, meskipun tidak menutup kemungkinan sisi lain yaitu aspek keilahian, namun aspek keilahian ini lebih sering ditonjolkan dengan istilah "Anak Allah". Yesus Kristus adalah Allah, sekaligus sebagai manusia. Ini adalah topik yang dapat dikatakan cukup menonjol didalam Injil Markus.
Apa arti ungkapan tersebut tidaklah mudah ditentukan. Itu bukan suatu ungkapan yang biasa dalam bahasa Yunani, melainkan suatu terjemahan harfiah dari kata bahasa Aram Bar-nasha, yang biasanya berarti “manusia”. Akan tetapi menurut para ahli, istilah Anak Manusia berasal dari kisah Daniel 7; disitu “seorang seperti anak manusia”datang dengan awan-awan dari langit, “datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa kehadapan-Nya.” Kepada tokoh penting ini diberikan “kekuasaan dan kemuliaan, dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” (Daniel 7:13-14). Disini Anak manusia mempunyai hubungan yang erat dengan Allah, dan kekuasaannya atas umat manusia tak dapat diragukan. Tidak ada cukup fakta untuk memandang tokoh ini sebagai Mesias, dan fakta yang adapun masih diperdebatkan. Tampaknya Yesus memakai ungkapan tersebut untuk menunjukkan aspek-aspek tertentu dari karya, yang untuk melakukannya Ia datang ke dunia. Saya sudah meneliti istilah tersebut ditempat lain dan kiraya bermanfaat kalau saya menyebutnya kembali kesimpulan saya ini : “Kalau begitu mengapa Yesus memakai istilah ini ? Kita dapat menjawabnya demikian : pertama-tama karena istilah itu jarang dipakai orang dan tidak mengacu pada suatu bangsa. Istilah tersebut tidak akan menimbulkan kesulitan politis. Umum akan … menafsirkannya sesuai dengan apa yang sudah mereka pahami tentang Yesus, dan tidak lebih dari itu. Kedua,karena istilah tersebut mengandung konotasi ilahi. J. P. Hickinbotham bahkan berkata demikian, ‘Anak Manusia lebih merupakan gelar ilahi daripada manusiawi.’ Dan juga istilah tersebut mengandung nuansa-nuansa manusiawi. Ia menanggung kelemahan kita.” [4]
Memang ada banyak pemahaman atau penafsiran mengenai ungkapan “Anak Manusia” terutama perihal jika atribut tersebut melekat pada diri Yesus. Akan tetapi untuk mencoba memperoleh jawaban dari pertanyaan besar kita, mengenai arti “Anak Manusia” dalam Injil Markus, maka kita harus berani menggali lebih dalam akan tetapi terbatas dalam Injil tersebut.

 Bab III
Pembahasan

Anak Manusia adalah sebuah istilah dalam kekristenan yang merujuk pada keturunan Adam (manusia pertama). Teologi ini menyoroti kedudukan seseorang yang memiliki otoritas untuk menyampaikan suatu pesan dari Allah pada manusia Alkitab menyebutkan Anak Manusia dalam kerangka yang berbeda-beda dan bermakna luas seperti menunjuk pada kemanusiaan Yesus, walaupun bukan suatu penyangkalan terhadap ketuhanan-Nya. Anak Manusia menjadi bentuk penjelmaan Kristus sebagaimana Yesus dengan tegas menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan dalam berbagai kesempatan dan sebagai manusia. Hakikat Anak Manusia adalah keilahian dan manusiawi yang menyatu dalam satu pribadi. Dalam Ensiklopedi Alkitab Masa Kini diuraikan bahwa Anak Manusia dalam Perjanjian Baru tampak dari ucapan Yesus sebagai Anak Manusia untuk menerangkan watak dan misi-Nya. Perkataan Yesus yang didasarkan pada wahyu Daniel dalam Daniel 7:13. Sementara dalam Perjanjian Lama, istilah Anak Manusia mengacu pada keberadaan seseorang manusia yang berbeda dari Yesus, seperti sapaan Allah kepada Yehezkiel yang disebutkan sembilan puluh kali. W.R.F Browning menjelaskan, istilah Anak Manusia mengacu pada sebutan umat Israel yang dipertentangkan dengan binatang supranatural dalam simbol budaya dari bangsa-bangsa sekitar. Seperti perumpamaan Henokh bahwa Anak Manusia adalah makhluk surgawi atau tokoh supranatural yang memerintah atas suatu kerajaan yang universal di mana terdapat pelaksana keselamatan dan penghakiman.[5]

3.1. Anak Manusia Dalam Injil Markus
Didalam Injil Markus terdapat ayat-ayat yang mencatat mengenai “Anak Manusia”, dengan mempelajari setiap ayat-ayat tersebut, diharapkan kita dapat menemukan  makna dan fungsi dari ungkapan “Anak Manusia tersebut :

3.1.a.   Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa
Markus 2:10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:. Didalam bahasa aslinya kata berkuasa mengunakan kata “ἐξουσία”  yang memiliki definisi sebagai seseorang yang memiliki kekuasaan dalam wilayah hukum. Dan kekuasaan tersebut digunakan untuk mengampuni segala pelanggaran, dalam konteks ini adalah dosa-dosa manusia.

3.1.b    Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat
Dalam sebuah perdebatan mengenai penyembuhan pada hari sabat, Yesus terlibat perdebatan dengan para pemimpin agama Israel, hal tersebut tercatat didalam Markus 2:28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat. Kata “Tuhan” didalam bahasa Yunaninya menggunakan kata “κύριος”, kata kurios memiliki arti : “orang yang memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur”, jadi Anak Manusia memiliki kuasa penuh untuk pengaturan atas hari Sabat.

3.1.c    Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan
Berkenaan dengan pernyataan-Nya sebagai Anak Manusia yang akan mengalami banyak penderitaan, Injil Markus mencatat lima kali pernyataan tersebut, yaitu :
Markus 8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
Markus 9:12 Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?
Markus 9:31 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit."
Markus 10:33 kata-Nya: "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
Markus 14:21  Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."
Markus 14:41  Kemudian Ia kembali untuk ketiga kalinya dan berkata kepada mereka: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Cukuplah. Saatnya sudah tiba, lihat, Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.

Sepertinya penderitaan tersebut adalah sebuah hal yang menjadi sesuatu yang melekat dengan ungkapan Anak Manusia tersebut. Hal itu ditunjukan dalam Markus 8:31 yaitu pada kalimat “harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak.” Kata “harus” dalam bahasa aslinya menggunakan kata “dei” yang memiliki ide dasar sesuatu yang perlu atau dibutuhkan karena memang hal itu telah mengikat pada personal yang harus menanggungnya”

3.1.d    Anak Manusia akan bangkit dari kematian
Salah satu pernyataan yang luar biasa, yang menyatakan jaminan kemenangan dalam proses penyelamatan manusia adalah pernyataan didalam Markus 9:9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Dalam “English Standard Version” Markus 9:9 adalah sebagai berikut : “And as they were coming down the mountain, he charged them to tell no one what they had seen, until the Son of Man had risen from the dead.”  Versi tersebut menggunakan kata “until” yang dalam bahasa Indonesianya seharusnya diterjemahkan dengan kata “hingga” bukan diterjemahkan dengan kata sebelum. Pernyataan “until” tersebut memastikan bahwa Dia pasti menang atau berhasil dalam proses penyelamatan manusia tersebut.

3.1.e    Anak Manusia adalah Mesias yang datang ke dunia untuk melayani, memberikan nyawa-Nya untuk menebus dosa manusia
Markus 10:45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." Ini menggambarkan salah satu fungsi dari ungkapan Anak Manusia yang melekat pada Yesus, bahwa Dia datang kebumi untuk melayani, menyerahkan nyawanya bagi tugas penebusan dosa.  Dan Markus 14:61-62 menjelaskan bagaimana pernyataan secara tidak langsung Yesus mengenai siapakah Dia, dalam sebuah peristiwa menjelang penyaliban-Nya; “ Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit."
John Gill dalam buku eksposisinya, ketika membahas Markus 10 45, dia mencatat banyak hal yang menjelaskan ungkapan Anak Manusia. Gill menyatakan bahwa Kristus sendiri yang telah menjadikan diri-Nya sebuah teladan, untuk mengajarkan kepada murid-muridnya kerendahan hati dan kehambaan, serta menguji ambisi-ambisi murid-murid-Nya serta apa yang menjadi keinginan hati mereka. Dia datang bukan untuk dilayani melainkan melayani, sekalipun ada beberpa peristiwa diama Dia dilayani oleh Malaikat-malaikat setelah dicobai Setan di padang gurun, dan beberapa wanita yang dibebaskan dari kondisi mereka. Dia menegaskan bahwa Dia datang bukan untuk menjadi pangeran dibumi ini, melainkan untuk melayani, sekalipun di diikuti oleh banyak orang pada waktu itu. Dia melayani dalam rupa-rupa pelayanan, sebagai nabi, sebagai guru, sebagai penyembuh, sebagai penasehat, dan puncaknya adalah memberikan nyawa-Nya bagi penebusan umat manusia, supaya terbebas dari murka Allah. [6]

3.1.f     Anak Manusia duduk disebelah kanan BAPA dan akan datang kembali dengan kekuasaan dan kemuliaan -Nya
Ini merupakan salah satu pernyatan Markus mengenai Anak Manusia yang berhubungan dengan aspek eskatologi. Injil Markus mencatat sebanyak tiga kali mengenai aspek eskatologis, yaitu :
Markus 13:26  Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.
Markus 14:62  Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit."

Kedua ayat diatas dapat kita bandingkan dengan Daniel 7:13  Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.

3.2. Anak Manusia Dalam Injil Markus Menurut Pandangan Para Sarjana Teologi
Ada juga sebuah survey yang membagi enam poin pembahasan diatas, yang mengungkap istilah Anak Manusia, menjadi tiga kategori terpisah, yaitu[7] :


3.2.a.   Berhubungan dengan otoritas Anak Manusia
Didalam Markus 2:10 dan Markus 10:45 menunjukkan sebagai pribadi yang berkuasa mengampuni dan menebus dosa; Markus 2:28 sebagai pribadi yang berkuasa atas hari sabat; Markus 9:9 berkuasa atas kematian dan Dia bangkit dai kematian tersebut.
Dalam pemikiran Yahudi, mengenai Anak Manusia, orang Yahudi sudah terlebih dahulu percaya pada Anak Manusia yang sorgawi seperti yang disajikan kepada kita dalam kisah dalam Perjanjian Lama yaitu Henokh. Pada bagian ini Henokh sebagai Anak Manusia digambarkan sebagai tokoh yang terangkat ke langit dan tinggalnya di sorga; tempat tinggal nya di bawah sayap Tuhan, dan akan duduk di atas takhta Allah. Kehadiran Yesus berarti bahwa Anak Manusia, yang misinya tidak terbatas pada surga, sudah hadir di bumi dalam mengantisipasi hari kiamat yang akan datang (hak prerogatif dari Anak Manusia di Henokh). Salah satu aspek dari penghakiman Allah adalah pengampunan dosa manusia dan hal itu menjadi aktivitas utama dalam operasi dalam misi Yesus. Bagian ini tampaknya dipahami hanya jika dalam masa hidup Yesus konsepsi Anak Manusia seperti yang kita temukan di Henokh dikenal antara orang-orang yahudi. Selaras dengan seluruh bab dua, Markus 2:28 berikut episode lain konfrontasi antara Yesus dan orang Farisi. Kali ini tindakan murid-murid Yesus ketika "memetik gandum" yang dikecam sebagai pelanggaran atas hari Sabat. Yesus, setelah memberikan ilustrasi dari kehidupan Daud, menyatakan bahwa "hari Sabat diadakan untuk manusia manusia dan bukan untuk hari Sabat.” Pernyataan ini tidak terlalu radikal, bahkan dalam konteks Yahudi, karena hal tersebut tidak seradikal apa yang berikut: Hoste kurios ho huios tou Katakanlah anthropou kai tou sabbatou. Terlepas dari apakah atribut kata-kata ini pernyataan Yesus atau Markus, yang jelas hal tersebut konsisten dengan ilustrasi Daud, Yesus telah menyatakan bahwa Hukum Taurat adalah hamba orang dan dapat disisihkan untuk kepentingan belas kasihan. Karena itu, dalam 2:28 Yesus dinyatakan telah melakukan tindakan “superceding otoritas” terhadap legislasi Musa. Bahwa orang-orang Farisi memahami bahwa bagian dari data Firman ini dapat didukung oleh fakta yang dapat segera mereka cari dan mungkin mengatur kesempatan dimana dia bisa  memproklamirkan diri mengenai kewenangannya yang melanggar hari Sabat[8].

3.2.b.   Berhubungan dengan penderitaan Anak Manusia
Ayat-ayat yang berhubungan dengan penderitaan Kristus muncul seperti teka-teki jika dilihat dari latar belakang "Anak Manusia". Sepintas tampaknya tidak akan ada korelasi antara baik Perjanjian Lama atau Apokrif "Anak Manusia" dan penderitaan dan kematian yang dinubuatkan oleh Tuhan kita dalam bagian ini. Namun, setelah pemeriksaan lebih dekat dari Perjanjian Lama, sekilas motif ini dapat ditemukan. Tidak diragukan  mengapa Yesus bertanya dalam 9:12, "Tetapi bagaimana cara tertulis dari Anak Manusia bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?" Pertanyaannya mengasumsikan bahwa seperti motif itu sebenarnya ada dalam Perjanjian Lama. Misalnya, dalam Daniel 7 Israel, (yang diwakili di bawah "Anak Manusia" pada ayat 13,27.) Adalah peninggian kepada Allah dan dibuktikan setelah penganiayaan dan penderitaan. Bowker membuat daftar referensi dalam Mazmur, Ayub dan Yesaya untuk menunjukkan bahwa "Anak Manusia" muncul dalam konteks yang mengacu pada kelemahannya berbeda dengan Allah dan para malaikat, karena ia tunduk pada kematian. Ia mengutip bukti yang luas dari Targum untuk menunjukkan bahwa motif ini adalah pikiran Rabinik itu terkait dengan hukuman mati pada tempat Adam. Bowker melihat penggambaran Markus dari penderitaan Yesus sebagai menggabungkan "subyek Anak Manusia yang mati" tema di atas dengan dibenarkan "Anak Manusia "dalam Daniel 7, yang juga berhubungan dengan penderitaan dan kematian. Cullmann menyajikan bahwa" bagian-bagian penderitaan" menemukan akar mereka lebih alami dalam firman terkait "Karena Anak datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mrk. 10:45). [9]

3.2.c.   Berhubungan dengan kedatangan kembali Anak Manusia
Injil Markus mencatat sebanyak dua kali mengenai aspek eskatologis atau kedatangan-Nya yang kedua kali, yaitu : Markus 13:26 ; Markus 14:62 . dan keduanya dalam penekanan yang jelas mengenai apa yang akan terjadi dimasa mendatang.
Hal ini telah disajikan secara terus menerus di dalam pembahasan kita sebelumnya mengenai " apokaliptik Anak Manusia" seperti yang ditemukan dalam Daniel 7:13 dan karya-karya apokrif tertentu. Dapat dicatat bahwa ketiga ayat dalam Markus (8:38, 13:26, 14:62) menyebutkan Anak Manusia sebagai "datang" dan menggambarkan datang didalam "kemuliaan" Nya. Kedua bahasa dan konseptual mereka mengingat bagian ini dari Daniel 7. Bruce dalam mengomentari Markus 13:26 menulis, Sulit untuk menghindari kesimpulan bahwa Anak Manusia datang dalam awan-awan dan diiringi dengan kesemarakan ketika hal tersebut dikembalikan pada kenyataan "seorang seperti anak manusia" (Aram kebar 'Enas) yang, dalam Daniel visi hari penghakiman datang dengan awan-awan dihadapan yang lanjut Usianya dan menerima kekuasaan universal dan abadi dari Dia. (Daniel 7:13). Markus 8:38 menyiratkan peran Anak Manusia dalam aspek eskatologis dari penghakiman, adalah tema paling umum di dalam tulisan-tulisan apokrif dan orang pasti tersirat di Daniel 7:13. Pada Markus 14:62 kita menemukan bahasa yang sama persis untuk Markus 13:26. Untuk permasalahan pertanyaan Imam Besar, "Apakah Engkau Mesias?" Yesus menjawab, "Saya, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan di langit." Di sini, di jawaban Yesus memiliki apa yang tampak seperti penekanan motif penghakiman oleh pernyataan yang kita satukan dari Danil 7:13 dan Mazmur 110:1 dimana satu yang disebut "Tuan saya" diminta untuk duduk sampai musuh Tuhan benar-benar tenang. [10]
            Dalam buku komentarnya untuk Markus 8:22-38; Markus 9:1, yang diberi judul “THE COST OF FOLLOWING JESUS” F. B. Meyer, menyatakan : Perhatian kami telah ditarik untuk merenungkan dan mengeluhkan terhadap tokoh utama ini, bagaimanapun, adalah tindakan lain yang khas. Dia meludahi mata orang buta, mungkin untuk membangkitkan harapan dan iman. Kami tidak sekaligus melihat segalanya dengan jelas, tetapi langkah demi langkah kita datang kepada visi yang sempurna. Di sini kita melihat dalam cermin suatu gelap, muka dengan muka. Ada harga yang besar yang harus dibayar, melainkan hanya melalui penderitaan dan kematian Yesus yang dapat melakukan pekerjaan-Nya yang terbesar, di menebus dan membersihkan anak-anak manusia. Dia mungkin telah menjadi keajaiban, mati di Kalvari, tetapi menjadi Juruselamat, Dia bersedia untuk mencurahkan jiwa-Nya bahkan sampai mati. Sulit bagi para Rasul untuk mempelajari pelajaran ini, mereka menginginkan Guru untuk keperluan mereka sendiri. Petrus, khususnya, berusaha untuk menghalangi-Nya, tetapi Tuhan lebih tahu bahwa yang sangat membutuhkan adalah manusia berdosa dan bagaimana hal itu harus dipenuhi. Ada tiga kondisi yang harus dipenuhi oleh mereka yang telah memutuskan untuk mengikuti Anak Domba itu ke mana ia berjalan. 1. Kita harus menyangkal diri 2. Masing-masing harus memikul salibnya; 3. Kita harus lebih memikirkan orang lain daripada diri kita sendiri. [11]

BAB IV
Kesimpulan

Bahwa Istilah Anak Manusia dalam Perjanjian Baru mengacu pada bahasa Ibrani, benê adam dan bahasa Aram benê enos sedangkan bahasa Yunani ho hyios tou anthropou.
Didalam injil Markus istilah Anak Manusia tersebut menunjukan ungkapan atau istilah yang ada pada diri Yesus, dengan segala “implikasi” yang mengikutinya. Aktivitas Anak Manusia dapat dilihat sebagai figur seseorang yang memiliki kuasa mengampuni dosa dalam Markus 2:10 dan Tuhan atas hari Sabat dalam Injil Markus 2:28. Dengan kata lain, Anak Manusia digambarkan sebagai hamba yang melayani, menderita dan mati bagi tujuan penebusan dosa manusia, serta akan datang kembali diawan-awan sebagai pribadi yang duduk disebelah kanan Allah Bapa.



[1] http://id.wikipedia.org/wiki/injil_Markus
[2] http://www.qis.net/~daruma/mark-c.html
[3] Paul Enns. Moody Handbook of Theology (Malang: Literatur SAAT, 2001), hlm. 98.
[4] Leon Morris. Teologi Perjanjian Baru (Malang: Gandum Mas, 2001), hlm. 137-138.
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_Manusia_Kristen
[6] http://www.esword.com/JohnGill’sEkspositories/E-book
[7] http://www.agts.edu/faculty/faculty_publications/articles/hernando_son_of_man.pdf
[8] Ibid 7
[9] Ibid 7
[10] Ibid 7
[11] http://www.esword.com/F.B. Mayer’s_commentary/E-book

KUASA DARAH YESUS MENURUT WAHYU 1:5b

... Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya. Wahyu 1:5 b (TB) Kothbah Oleh: Ev. Sonny C...