Sabtu, 22 Agustus 2015

Membangun Umat - bagian 1: pendahuluan

Konsep Allah [draft]

bagian 1: pendahuluan


Oleh: Sonny C S, MTh
Ibrani 11:6
Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

Apa yang timbul di dalam pikiran kita pada waktu kita memikirkan tentang Allah merupakan hal yang paling penting bagi kita. Sejarah manusia mungkin dapat menunjukan bahwa suatu umat tidak dapat bangkit lebih tinggi daripada agamanya, dan sejarah kerohanian manusia dengan jelas memperlihatkan bahwa tidak ada agama yang lebih besar daripada gagasannya tentang Allah. (AW. Tozer; Mengenal Yang Maha Kudus, hal 8)

Apa yang menjadi gagasan kita tentang Allah yang kita percayai, akan secara perlahan dan pasti dapat merubah kehidupan kita. Mazmur 115:4-8 menjelaskan dengan seksama, bagaimana manusia bisa menjadi sama seperti dalam kualitas kehidupannya sesuai dengan konsep yang dia bangun mengenai Allah.

1 Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu! 2 Mengapa bangsa-bangsa akan berkata: "Di mana Allah mereka?" 3 Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! 4 Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia, 5 mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata, tetapi tidak dapat melihat, 6 mempunyai telinga, tetapi tidak dapat mendengar, mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium, 7 mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan, dan tidak dapat memberi suara dengan kerongkongannya. 8 Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya. Mazmur 115:1 – 8

Kata “seperti itulah” di dalam bahasa aslinya menggunakan kata “kamaow” yang memiliki definisi “according to” menurut, sesuai, sama, dengan sesuatu dan berlangsung secara bertahap dan terus menerus serta tergantung kualitas kedekatan hubungan [sesembahan dan si penyembah] tersebut terjalin, dalam hal ini kita dapat melihat bahwa kualitas kerohanian seseorang memiliki korelasi dengan konsep Allah yang mereka sembah, sehingga  apakah ibadat mereka memiliki nilai-nilai yang mulia atau rendah bergantung pada tinggi rendahnya pandangan mereka mengenai konsep Allah yang dianut oleh mereka dalam beribadat.
            Melihat pentingnya pemahaman yang benar akan konsep Allah, maka gereja secara korporat maupun individu,mengambil langkah-langkah antisipasi berdasarkan tuntunan Roh Kudus dan dalam terang Firman Tuhan, untuk membangun konsep tentang Allah yang benar dalam kehidupan umat Kristen di segala jaman. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Efesus memberikan sebuah data-data, bagaimana Roh Kudus bekerja sedemikian rupa untuk terpenuhinya pembangunan konsep yang benar tentang Allah yang orang kristen harus sembah.

11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, 14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, 15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. 16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih. Efesus 4:11 – 16

Roh Kudus memberikan kepada kita beberapa fasilitas yang dapat digunakan berupa pribadi-pribadi dalam komunitas tubuh Kristus, yang dibangkitkan TUHAN melalui pencurahan Roh Kudus untuk memiliki karunia jawatan. Dalam kepemimpinan gereja dimasa modern ini seharusnya istilah-istilah dalam Ef 4:11 ini tidak boleh bergeser baik dalam segi arti maupun fungsi.
Kita harus memahami bersama bahwa kepemimpinan di dalam gereja adalah Theokrasi, dimana Allah memimpin melalui orang-orang pilihannya yang Dia angkat dengan perlengkapan karunia-karunia khusus tersebut untuk memimpin secara bersama-sama, kita tidak boleh mematahkan kebenaran Firman Tuhan ini hanya alasan dogmatika, modernisasi, apalagi akulturasi. Tujuan Roh Kudus memberikan kelima jawatan diatas untuk: memperlengkapi orang-orang kudus, supaya dapat melayani dan membangun tubuh Kristus, hinga puncaknya adalah: “mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus”. Dalam hal ini orang-orang kudus telah menjadi manusia yang kuat secara rohani dan tidak mudah disesatkan dan dipecah belah (Ef 4:12 – 16).

To be continue …

KUASA DARAH YESUS MENURUT WAHYU 1:5b

... Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya. Wahyu 1:5 b (TB) Kothbah Oleh: Ev. Sonny C...